BAHANKAIN.COM – Taukah anda dalam pembuatan selembar kain batik yang menggunakan berbagai bahan kimia ternyata menghasilkan limbah yang dapat merusak lingkungan dan mengganggu kesehatan jika tidak ditangani dengan serius. Isu pencemaran lingkungan dari industri batik ini sekarang tengah menjadi hot isu baik harian cetak maupun online.
Tetapi kini ada kabar gembira, sekelompok mahasiswa UII Yogyakarta berhasil memanfaatkan abu vulkanik Gunung Merapi untuk mengatasi limbah produksi batik. Serbuk dari abu vulkanik ini mampu menghilangkan senyawa organik, logam, dan menurunkan kadar Chemical Oxygen Demand (COD).
Dikutip dari republika.co.id, penelitian ini dilakukan oleh Rico Nurillahi, Dwi Nur Halimah, dan Gusti Dwi Apriliani. Mereka merupakan Tim Program Kreatif Mahasiswa (PKM) bidang Penelitian di bawah bimbingan Is Fatimah.
Penelitian ini berawal dari observasi terhadap sumber air yang tercemar limbah industri batik di Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Dari penelitian tersebut limbah batik cair memiliki senyawa berbahaya diatas batas maksimal yang ditetapkan pemerintah.
Penggunaan abu vulkanik dengan banyak kandungan silica (SiO2) ini ternyata lebih efektif dibandingkan hanya menggunakan zeolit atau karbon aktif saja. Agar dapat bekerja secara maksimal abu vulkanik dimodifikasi menggunakan TiO2 melalui metode fotokatalisis. Hasil temuan ini diberi nama Ti/AV. Menurut Rico, Ti/AV ini dapat mengadsorpsi zat warna pada limbah batik dan menurunkan kadar COD.
Dengan hanya menggunakan 0,5 gram Ti/AV, mampu menjernihkan limbah batik cair 500 liter hanya dalam waktu 30 menit dan senyawa organik dan logam hilang dan COD turun dari 1.247 menjadi 115 miligram per liter.
Dengan munculnya penelitian ini tidak adalagi alasan menomor duakan masalah limbah cair batik, karena dengan metode diatas diklam akan lebih murah dan mudah.