Bahankain.com - Motif batik parang, kawung, mega mendung pasti sudah sangat akrab ditelinga Anda. Bagaimana dengan motif batik sudagaran? Cukup asing kan ditelinga kalian padahal motif batik ini juga berasal dari Solo.
Jaman dulu motif batik di Solo sangat dipengaruhi dari keraton. Bahkan pada masa lalu, batik bermotif parang, kawung atau truntum hanya boleh digunakan oleh mereka yang berasal dari kalangan raja dan bangsawan saja. Sehingga masih ada larangan penggunaan batik bagi masyarakat biasa.
Oleh karena itu, motif batik alternatif yang digunakan untuk masyarakat biasa yaitu batik Sudagaran. Batik ini merupakan batik yang dibuat oleh para saudagar atau pengusaha di daerah keraton Surakarta dan sekitarnya. Batik sudagaran adalah sandangan atau jarit batik yang polanya bersumber pada pola batik kraton, baik pola larangan maupun pola lainnya.
Adanya pola larangan, mendorong para pengrajin batik dilingkungan saudagar menciptakan pola-pola baru sesuai dengan selera masyarakat dan mengubah pola larangan sedemikian rupa sehingga pola-pola tersebut dapat digunakan oleh masyarakat umum. Batik sudagaran dibuat dengan metode tradisional dan memiliki motif khusus diluar motif dari kraton. Disamping itu ragam hias pada batik sudagaran diberi isen-isen yang rumit dan dibuat sedemikian rupa sesuai dengan selera kaum saudagar. Isen-isen pada batik sudagaran berupa isen cecek, isen berupa cecek tersebut diatur berderet sangat dekat sedemikian rupa dan ditata pada latar pola. Para saudagar mengkombinasikan pola buketan, buntel atau keong dengan warna-warna cerah yang serasi sehingga terciptalah pola baru.
Pada awalnya batik sudagaran hanya mengubah batik pengaruh dari keraton dengan mengubah isen, ragam hias, dan menambah atau menguarangi bagian tertentu dari pola larangan. Pada tahap perkembangannya, pada abad ke-19 atau sekitar tahun 1850-an, batik sudagaran terlihat mendapat pengaruh dari batik pesisiran yang warnanya lebih terang dari batik lainnya. Kemudian pada tahun 1939, didirikan Koperasi Persatuan Perusahaan Batik Bumi Putera (PPBBP) yang didalamnya juga mengembangkan batik sudagaran tersebut. Perkembangan batik sudagaran juga diikuti dengan cara pembuatannya, dimana pembuatannya menggunakan canting cap agar pesanan para konsumen yang semakin meningkat dapat terpenuhi. Dengan menggunakan canting cap, proses pembuatan motif pada kain mori relatif cepat dan harga lebih terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.
Dalam hal pewarnaan juga beda dengan batik kraton asli, pada batik sudagaran terdapat beberapa kombinasi warna sehingga tercipta batik yang indah dan disukai oleh banyak kalangan. Motif batik sudagaran memiliki keunikan tersendiri dibanding motif-motif batik lainnya karena didalamnya terkandung makna kearifan budaya pada saat pembuatan. Desain dari batik sudagaran ini memiliki kesan berani dalam pemilihan bentuk, perpaduan antara benda-benda alam dengat satwa, kombinasi waranya pun didominasi dengan warna soga cokelat muda dan biru muda.
Nah bagi pecinta batik, motif batik sudagaran inilah bisa menjadi pilihan untuk menambah koleksi batik kalian.