BULETIN TEKSTIL.COM/ Kementerian Perindustrian
terus memperkuat sektor industri di dalam negeri agar tetap bisa menjalankan
usahanya dengan baik, di tengah hantaman dampak pandemi Covid-19. Upaya memacu
produktivitas ini diharapkan berkontribusi signifikan terhadap langkah
mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.
“Industri kreatif merupakan salah
satu sektor yang diharapkan bisa menjadi penopang agenda Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN) akibat pandemi,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang
Kartasasmita saat melakukan kunjungan kerja di Balai Besar Kerajinan dan Batik
(BBKB) Yogyakarta, Rabu (19/5).
Menperin menegaskan, sebagai
subsektor industri kreatif, industri kerajinan dan batik terus dipacu daya
saingnya agar mampu kompetitif di pasar domestik dan ekspor. “Oleh karenanya,
kami mendorong peran BBKB Yogyakarta semakin memaksimalkan layanannya kepada
masyarakat untuk menjaga batik sebagai budaya asli Indonesia, dan meningkatkan
kinerja industrinya supaya terus tumbuh,” paparnya.
Agus menambahkan, guna mendorong
pengembangan sektor industri, dibutuhkan peran semua pihak dalam menciptakan
ekosistem inovasi yang menunjang. “Misalnya, layanan digital yang menyeluruh
dan terintegrasi merupakan jawaban mengakselerasi peran ekonomi berbasis
industri kreatif tersebut,” tuturnya.
Menurut Agus, adaptasi teknologi
digital serta penerapan teknologi pendukung dinilai sebuah langkah yang tepat
dan dapat mengubah kesulitan menjadi opportunity bagi industri kreatif. “Adanya
teknologi telah memudahkan kita untuk bisa tetap terhubung, berkolaborasi,
melakukan brainstorming, serta melakukan hal-hal produktif lainnya meskipun
tidak bisa bertatap muka secara langsung,” jelasnya.
Di samping itu, Kemenperin akan
memfasilitasi produk batik untuk mendapat sertifikasi SNI. “Hal ini menjadi
sangat penting karena untuk meningkatkan kualitas produk batik itu sendiri.
Selain itu, menjadi instrumen untuk membendung produk impor. Sebab, batik
Indonesia lebih unggul dan kaya dari segi desain,” imbuhnya.
Pada kesempatan ini, Menperin
memberikan apresiasi kepada Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri
(BSKJI) serta BBKB Yogyakarta yang telah melakukan inovasi dan implementasi
teknologi digital untuk membantu industri kreatif batik dan kerajinan agar bisa
lebih efisien dan produktif . “Contohnya adalah pendirian Digital Learning
Center atau Pusat Layanan Digital Kerajinan dan Batik yang diresmikan bersama
hari ini,” ujarnya.
Kepala BSKJI Kemenperin, Doddy
Rahadi menyampaikan, Digital Learning Center (DLC) Kerajinan dan Batik yang
mentransformasikan layanan konvensional menjadi digital ini merupakan prasarana
multi elemen yang dapat mendukung ekosistem digital di Indonesia.
“Dengan keberadaan DLC Kerajinan
dan Batik, kami berharap akan lebih memudahkan transferbilitas pengetahuan
maupun skill, manajerial, maupun teknis kepada para pelaku industri kerajinan
dan batik di Indonesia,” papar Doddy. Digitalisasi layanan ini juga diharapkan
dapat memberikan digital experience terbaik bagi masyarakat luas.
DLC Kerajinan dan Batik telah menyelenggarakan beberapa kegiatan workshop, sharing session, seminar, dan temu pelanggan dengan melibatkan lebih dari 11.000 peserta di masa pandemi ini. “Kami optimistis pendirian DLC ini benar-benar dapat mengakselerasi Pemulihan Ekonomi nasional sekaligus mendukung agenda digitalisasi bangsa,” tegasnya.
Sumber Berita: