BULETIN
TEKSTIL.COM / JAKARTA – Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) diramal
akan mulai menikmati pertumbuhan setidaknya 1-2 persen pada kuartal pertama
tahun ini. Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Rizal
Tanzil Rakhman mengatakan secara industri tren ekspansi pelaku industri
cenderung naik sejalan dengan survei IHS Markit di mana periode Januari
tercatat naik di level 52,2. Menurutnya pendorong utama masih berasal dari
ekspor. Di tambah permintaan pada produk tengah atau intermediate yakni kain
cukup terjaga karena adanya safeguard.
“Sentimen vaksinasi juga positif meski terkait daya beli saya belum tahu laporan datanya tetapi memang untuk garmen di domestik masih rendah sekali meski order cukup berjalan,” katanya.
Sementara meski ekspor menjadi
pendorong, tetapi Rizal mengemukakan hambatan kelangkaan kontainer eskpor juga
tidak bisa dihindarkan. Meski hal itu lebih berpengaruh pada margin perusahaan
yang mengecil. Sementara sejumlah penguncian negara yang belum lama ini kembali
dilakukan sejumlah negara dinilai tidak signifikan mengganggu ekspor.
Sisi lain, untuk bahan baku yang
masih impor yakni kapas memang sempat mengalami kenaikan harga. Namun, adanya
bahan baku rayon dan poliester yang masih bisa di dapat dari dalam negeri cukup
menjadi subtitusi saat ini.
“Selain ekspor produk dyeing
finishing printing juga mulai menggeliat. Meski kenaikan harga bahan baku
berdampak pada biaya produksi tetapi tidak terlalu fluktuatif.” ujarnya. Atas
kondisi tersebut, Rizal pun memproyeksi kuartal I/2021 ini industri tekstil
akan mulai menikmati pertumbuhan setidaknya 1-2 persen. Meski utiliasai belum
begitu berbeda dari akhir tahun lalu.
Sebelumnya, Kementerian
Perindustrian memproyeksi kinerja tekstil tahun lalu akan minus 5,41 persen dan
tahun ini mulai bergerak positif meski masih tipis di level 0,93 persen.
Sementara untuk pakaian jadi kinerja akan diproyeksi minus 7,37 persen pada
2020 dan membaik pada posisi 3,75 persen pada 2021 ini.
Rizal menyebut untuk produsen yang
berorientasi ekspor saat ini tercatat memiliki utilisasi tertinggi yakni di
level 90 persen. Adapun industri hulu saat ini utilisasinya masih 50 persen dan
industri tengah dikisaran 60 persen.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan
Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja juga pernah mengatakan secara data
riil kinerja pada 2020 memang belum dirilis tetapi secara survei internal
anggota API pada kuartal IV/2020 utilisasi sudah menunjukkan peningkatan.
Sebelum ditekan Covid-19, utilisasi rerata industri TPT hanya di kisaran 20
persen. Hal itu dikarena sejumlah peritel yang tutup dan sepi, juga penguncian
sejumlah negara yang membuat ekspor terganggu. Namun, upaya pemerintah
khususnya Kementerian Perindustrian yang mulai menata kembali perniagaan impor
sudah mulai membuahkan hasil.
“Akhir tahun lalu sudah masuk di
atas 15 mesin printing dan akan ditambah 36 mesin yang sudah kontrak dan masuk
pada kuartal I/2021 ini. Penambahan mesin itu terjadi tentu karena utilisasi
sudah full dan ini tidak terjadi pada periode 2018 hingga 2019,” katanya.
Sumber Berita: buletintekstil.com