Selama beberapa tahun terakhir, Indonesia dihiasi
dengan bisnis pakaian impor yang semakin melimpah. Kondisi ini membuat posisi para
pengusaha TPT (Tekstil dan Produk Tekstil) kian terancam dan sulit untuk berkompetisi
di pasaran.
Indonesia memang kerap mengimpor
aneka tekstil dan produk tekstil dari berbagai negara untuk mendapatkan lebih
banyak keuntungan. Lalu, dari mana asal impor tekstil yang banyak diperjual
belikan di Tanah Air?
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor sebanyak 2,20 juta ton tekstil dan produk tekstil sepanjang periode 2021. Jumlah ini meningkat 21,1% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 1,82 juta ton. Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) menemukan sebuah fakta terkait lonjakan impor produk tirai termasuk gorden, kerai dalam, kelambu, serta perabot rumah tangga lainnya.
Berdasarkan catatan Badan Pusat
Statistik (BPS), selama 2019—2021 impor barang tirai termasuk gorden, kerai
dalam, kelambu tempat tidur, dan barang-barang lainnya sejatinya sudah terjadi
penurunan sebesar 53,62%. Tetapi, pada 2020-2021, jumlah impor produk yang sama
kembali mengalami peningkatan sebesar 4,10%.
Produk-produk impor seperti tirai, gorden, kerai dalam, kelambu tempat tidur, dan barang perabot itu diperoleh berbagai negara seperti China, India, Polandia, dan Taiwan. Adapun produk impor tirai terbesar berasal dari China dengan pangsa impor di tahun 2021 sebesar 72,85%, India 11,12%, Polandia 3,69%, dan Taiwan 3,43%.
Selain itu, berikut ini beberapa negara sumber dari baju-baju import yang banyak diperjual belikan di Indonesia:
1.
Tiongkok
Persentase produk impor tekstil terbesar berasal dari
Tiongkok, RRC (Republik Rakyat China). Tercatat, sebanyak 990,20 ribu ton tekstil
dan produk tekstil yang diimpor dari negara tersebut. Jumlah tersebut 44,86%
lebih banyak dari total impor tekstil tahun lalu.
2.
Brazil
Brasil menempati peringkat kedua dengan total impor
tekstil dan produk tekstil ke Indonesia sebanyak 174,80 ribu ton.
3.
Amerika Serikat
Amerika Serikat (AS) menduduki peringkat ketiga dengan mengimpor 137,90 ribu
ton tekstil dan produk tekstil ke dalam negeri.
4.
Korea Selatan
Indonesia mengimpor 122,10 ribu tok tekstil dan produk tekstil dari Korea
Selatan.
5.
Australia (115,90 ribu ton)
6.
Thailand (97,10 ribu ton)
7.
Vietnam (96,10 ribu ton)
8.
Taiwan (60,60 ribu ton)
9.
Hingkong (47 ribu ton) dan
10.
Jepang (43,90 ribu ton)
Adapun total nilai impor tesktil
dan produk tekstil ke Indonesia mencapai US$ 942,62 juta sepanjang tahun lalu.
Jumlah itu meningkat dibanding tahun sebelumnya yang sebanyak US$ 720,05 juta. Dalam
kurun waktu 5 tahun terakhir, rata-rata nilai impor tekstil dan produk tekstil
Indonesia mencapai US$8,96 miliar per tahun.
Kenaikan yang cukup tajam ini memunculkan
sebuah tanda tanya besar yang turut menimbulkan banyak kecurigaan. Karena
hingga saat ini penyebab dari lonjakan produk impor ini sangat rumit. Namun, salah
satunya yaitu selisih harga barang impor yang masih cukup besar akibat
pelemahan pasar Eropa di tengah konflik Rusia-Ukraina.
Alhasil, Indonesia menjadi sasaran ekspor produsen tekstil berkapasitas produksi besar seperti halnya China.