Setiap konsumen punya kebebasan
untuk memilih produk yang ingin mereka beli. Begitu juga dalam menentukan opsi fashion berkelanjutan sedang hangat
diperbincangkan di tengah merebaknya bisnis fast
fashion.
Beberapa tahun belakangan, fast fashion atau pergerakan mode cepat
berhasil menguasai pasar karena harganya yang murah dan tersedia dimana-mana.
Perubahan tren dalam waktu yang sangat singkat serta sikap konsumtif para
pecinta mode menciptakan tumpukan limbah tekstil dan berbagai permasalahan
lingkungan. Fast fashion industrial pun
mulai disorot dan dievaluasi guna mencegah kerusakan yang lebih besar.
Hal itu memunculkan konsep baru dalam industri mode untuk membuat busana yang lebih eco-friendly yaitu sustainable, slow dan ethical fashion. Meski sama-sama berfokus pada proses dan produk ramah lingkungan, tapi ketiganya memiliki paham masing-masing lho.
Nah, berikut perbedaan sustainable, slow dan ethical fashion:
1.
Slow fashion
Singkatnya, slow fashion adalah kebalikan dari fast fashion. Jika mode cepat lebih mementingkan kuantitas dibandingkan kualitas, mode lambat memproduksi pakaian dengan tujuan agar tahan lama dan cocok digunakan sampai kapanpun.
Sumber:https://greeneration.org/
Slow fashion
dapat didefinisikan sebagai praktik produksi dan pemakaian busana yang tahan
lama serta ramah lingkungan. Prinsip utama slow
fashion ialah mengurangi siklus produksi cepat, memperpanjang umur pakaian,
dan menghargai keterlibatan manusia dalam setiap langkah produksi. Konsep ini lebih
berfokus pada model, bahan, serta tujuan pakaian-pakaian tersebut diproduksi.
Industri slow fashion mempromosikan produk yang berkualitas
tinggi tak pernah ketinggalan jaman. Hal tersebut guna mendorong konsumen agar
lebih bijak dalam busana dan berinvestasi pada busana yang akan tahan lama.
Sehingga kita bisa mengurangi intensitas berbelanja produk fashion.
2.
Sustainable
fashion
Berikutnya ada sustainable fashion atau mode berkelanjutan yang menekankan pada penggunaan sumber daya alam dan manusia dalam jangka panjang. Skema ini mencakup praktik-praktik untuk mengurangi dampak lingkungan, seperti penggunaan material-material berbasis alami, proses produksi yang efisien energi, serta penanganan limbah yang bertanggungjawab.
Sumber: https://kumparan.com/
Atau dengan kata lain, sustainable fashion adalah
sebuah konsep busana yang proses produksinya tidak mengganggu ekosistem
lingkungan. Ciri paling khas dari busana berkelanjutan meliputi penggunaan
pewarna alami, pengolahan serta pemanfaatan sisa limbah secara bijak.
3.
Ethical
Fashion
Terakhir, ada istilah Ethical fashion yang relatif baru. Mode etis alias ethical fashion lebih menekankan pada praktik-praktik produksi yang adil dan etis. Pengertian ethical fashion sendiri adalah proses produksi dan distribusi garmen yang tidak membahayakan manusia maupun lingkungan. Terutama orang-orang yang berada di rantai pasokan garmen, mulai dari awal proses produksi hingga distribusi ke konsumen.
Sumber: https://neutrinobursts.com/
Ethical fashion muncul karena banyak perusahaan
garmen yang tidak membayar pekerjanya dengan layak. Ada satu kasus di China,
dimana ratusan hingga ribuan karyawan perusahaan garmen mengalami 150 jam
overwork setiap bulan tanpa hitungan lembur. Mirisnya, 60% dari mereka bahkan
tidak memiliki kontrak kerja dan 90%-nya tidak memiliki asuransi. Padahal lingkungan
kerja mereka penuh dengan risiko kecelakaan kerja.
Konsep mode yang etis berisi etika bagaimana sebuah
perusahaaan memperlakukan pekerja dengan baik, transparansi dalam rantai pasok,
dan tidak mengeksploitasi buruh. Konsep ini berfokus pada pembuatan pakaian dengan
nilai-nilai moral tinggi yang melibatkan tanggung jawab sosial dan etika bisnis.
Itu dia perbedaan antara konsep slow, sustainable serta ethical
fashion. Dalam praktiknya, banyak
merek fashion menerapkan prinsip dari
ketiga konsep ini untuk mencapai keberlanjutan dan etika yang lebih tinggi.
Misalnya, sebuah merek bisa membuat pakaian dari bahan-bahan daur ulang (sustainable). Mereka juga memproduksi
dalam jumlah terbatas karena berfokus pada kualitas (slow) serta memastikan bahwa seluruh aspek produksi terukur secara
adil (ethical).
Meski aspeknya berbeda, tetapi
baik sustainable, slow maupun ethical fashion bisa tumpang
tindih dan saling mendukung guna mencapai tujuan keberlanjutan serta etika
dalam sektor mode. Semoga menambah pengetahuanmu ya!