Pada industri yang bergerak pada bidang tekstil mempunyai banyak alur proses yang mengunakaan bahan kimia untuk proses pencampuran dan pembentukaan benang ataupun kain. Setelah di lakukan penelitian pada bahan kimia yang di gunakaan untuk campuran kain, ternyata hal ini menimbulkaan dampak yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Untuk mengurangi pengunaan bahan kimia pada campuran benang atau kain di lakukaan observasi pada serat ramah lingkungan yang telah ditemukan dan tidak memerlukan penggunaan pestisida atau bahan kimia apa pun misalnya. bambu, rami, rami, sutra lumpur sebagai penganti bahan kimia untuk campuran textile.
Yang dimaksud serat alami adalah seperti serat yang di ambil dari kotoran yang tidak mengandung pestisida dan bahan kimia lainya di dalam budidayanya contohnya seperti pada pembuatan serat kapas. Tetapi dari bahan yang ramah lingkungan yang tidak mengandung bahan kimia dapat tercemar dikarenakaan pencampuran bahan kimia pada saat proses pembuatan kain dan benang yang menyebabkan ganguan pada manusia dan lingkungan.
Sama halnya seperti serat hewani yang di gunakaan untuk pembuatan kain WOL yang dapat terkontaminasi karena pengunaan pestisida dan pengobatan penyakit pada hewan, beda halnya dengan serat kapas yang di dalam pertumbuhan dan perawatan mengunakkan pupuk kompos tanpa pestisida maka itu dapat di katakaan “serat organik” 100% ramah lingkungan.
Serat alami dapat dihasilkaan dari hewan, tumbuhan dan serangga. Sedangkan serat buatan di bagi menjadi dua kategori yaitu:
Serat sintetis sepenuhnya terbuat dari bahan kimia seperti serat poliester atau serat nilon.
Serat yang diregenerasi dibuat dengan mengubah polimer alami melalui proses berbasis kimia.
Ada juga jenis serat yang di bagi menjadi 2 kategori yaitu yang memiliki kandungan protein dan kandungan selulosa. Serat protein berasal dari protein nabati jagung, kedelai dan kacang. Atau dari protein hewani seperti kasein susu hewan. Sedangkan Serat selulosa yang diregenerasi berasal dari selulosa bubur kayu atau daun. Contohnya adalah bambu, rayon, lyocell, tencel, viscose dll. Dengan demikian, serat regenerasi buatan manusia ini (beberapa di antaranya kadang-kadang disebut serat sintetis seperti rayon), juga merupakan serat yang ramah lingkungan.
Masalah yang di timbulkaan pada industri textile selama proses produksi sampai barang jadi adalah masalah pada pencemaran lingkungan, dengan mengontrol polusi diharapkaan dapat mengurangi efek dar pengunaan racun. Perlu di lakukaan pemilihan bahan yang ramah lingkungan di sertai alasan yang pasti.
Bahan kimia yang digunakan yang menyebabkab polusi udara adalah gas klor, asap asam asetat, minyak tanah, asap diazotisasi, asap asam dll. Parameter baru yang saat ini semakin vital adalah ekologi. Sehubungan dengan pakaian & tekstil, frasa 'Ekologi' dapat diklasifikasikan ke dalam:
Ini mengacu pada produksi dan pembuatan serat textile dan pakaian yang harus ramah lingkungan dan harus memenuhi kondisi rasional untuk konvervasi kemurnian udara, kemurnian air, pengolahan limbah, dan untuk perlindungan terhadap kebisingan.
Di dalam produksi textile sampai produk, dalam proses produksinya tidak boleh mengunakaan bahan kimia yang menyebabkaan efek samping pada kulit maupun kesehatan manusia dalam pemakaian sehari-hari nya
Pengaruh limbah tekstil (padat maupun cair) pada lingkungan yang bersih. Tekstil merupakan sebuah proses penggunaan sumber daya yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia sambil melestarikan lingkungan sehingga kebutuhan ini dapat dipenuhi tidak hanya di masa kini tetapi juga untuk generasi yang akan datang.
Pembangunan yang semakin maju pada saat ini lebih diarahkan pada untuk meningkatkan pemenuhan pada masa depan. Hal ini dipengaruhi oleh eco-tekstil yang menjadi kebutuhan saat ini selain itu eco-textile merupakan tujuan utama dari pembangunan milenium dalam pengelolaan ramah lingkungan.
Apa Itu Serat Ramah Lingkungan?
Serat ramah lingkungan adalah serat yang hasilnya didapat dari alami tanpa mengunakaan campuran pestisida dan bahan kimia lainya,sehingga dalam proses akhir didapat serat yang ramah lingkungan.
Mengapa Menjadi Organik Atau Ramah Lingkungan?
Merupakaan tangungjawab sosial, dimana pengunaan bahan campuran kimia yang dihasilkan akan menyebabkan pencemaran air, menurunkan kualitas tanah dan pecemaran pada ekosistem hewan maupun tumbuhan. Sedangkan serat organikmerupakan serat yang dihasilkan tanpa mengunakaan bahan kimia atau pestisida lainya.
Biodegradable (terurai secara alami): Kemampuan terurai dari waktu ke waktu. Serat sintetis akhirnya menjadi limbah dan melepaskan racun berbahaya ketika terurai
Health (Kesehatan): Banyak orang alergi atau tidak suka memakai tekstil sintetis. Kain ramah lingkungan ini memiliki semua sifat serat yang mampu bernafas dengan baik dan memiliki fitur tambahan yang menjadikan kain tersebut lembut dan baik untuk kulit manusia.
Absorption (Penyerapan): Tidak hanya masalah penyerapan, namun pakaian yang dihasilkan tidak mampu memberikan kenyamanan yang baik terhadap kulit manusia. Pakaian yang terbuat dari kain ramah lingkungan ini mampu mengatasi masalah iritasi yang timbul dari bahan kimia yang digunakan.
Popularity (popularitas): Makanan organic telah ada selama ini dan ini merupakan evolusi untuk mengembangkan kain organic dan ramah lingkungan. Dan pada kenyataannya, kain ini mampu mendapatkan tempat di hati masyarakat saat ini.
Selain bermanfaat untuk kulit, lidah buaya juga mempunyai kandungan alami sebagai anti-bakteri, menjaga pakaian bersih dan mampu menghilangkan bau badan . Hal ini merupakan kelebihna ynga menarik dari serat alami yang mampu di gunakan oleh masayrakat sekitar.
Bambu yang dipintal menjadi benang tanpa campuran kimia atau dengan menggunakan enzim alami untuk merubah bambu menjadi pulp akan membuat serat alami ini dapat disisir secara mekanis dan diproses kedalam tingkat selanjutnya. Kain yang yang dihasilkan dari proses ini disebut linen bambu. Kelebihan kain ini adalah antimikroba, hypoallergenic dan tahan terhadap jamur.
Hasil lain yang didapat dari tanaman bambu adalah kain rayon (viscose). Kain ini dianggap ramah lingkungan, karena terbuat dari regeneratif secara alami.
Pisang merupakan serat yang dapat dengan mudah dicampur dengan kapas atau serat sintetis lainnya.
Serat ini memiliki kandungan lignin tinggi dan kandungan selulosa yang rendah. Serat yang diekstrak dipintal menjadi benang yang tahan lama, sebagian besar berwarna kecoklatan. Serat ini mempunyai karakter ringan, kuat dan tahan lama. Serat yang diekstrak dari karbon aktif tempurung kelapa ini disebut sebagai serat CoCoNa.
Beberapa designer kelas dunia telah membuktikkan bahwa serat jagung dapat digunakan dalam pembuatan pakaian yang ramah lingkungan. Beberapa pengguna serat ini, menggunakanya dalam pembuatan pakaian olahraga, jaket, mantel luar, apparel dan fashion lainnya.
Memiliki potensi yang paling ramah lingkungan, tanaman ini tumbuh dengan cepat dan subur secara alami. Rami tidak merusak tanah dan menjaga kondisi tanah tetap baik.
Rami memiliki serat panjang yang sempurna untuk dipintal. Serat ini mempunyai berat dan tekstur yang sempurna, sehingga dapat digunakan dalam berbagai model fashion ataupun aksesoris.
Rami merupakan kain yang kuat, mmepunyai daya serap yang baik. Selain itu, rami juga tidak menimbulkan iritasi bagi penggunannya.
Serat nanas mampu dicampur dengan serat lainnya. Kain yang terbuat dari serat nanas memiliki penampilan yang elegan. Bahkan kain ini digunakan untuk untuk akesoris home décor.
Serat ini berasal dari pulp dan alga yang mampu melindungi kulit manusia dan mempunyai kandungan anti-inflamasi didalam kulit serta merangsang metabolisme. Serat ini mengandung partikel mikroskopis yang mampu membantu regenerasi sel.
Kain yang diperoleh dari pohon pinus putih. Kain ini memberikan kenyaman sutra, sentuhan kasmis, dan ringannya linen. Kain ini mampu melepaskan kelembapan dan tahan lama. Kain ini mempunyai kelebihan lebih dingin di musim panas dan lebih hangat dimusim dingin..
Serat ini terbuat dari pulp kayu yang dapat terbiodegradasi menggunakan proses bebas kimia. Pelarut yang tidak beracun digunakan dalam produksi dan kemudian didaur ulang, menciptakan proses manufaktu. Lyocell dapat dicampur dengan serat lain untuk menghasilkan kain seperti SeaCell Lyocell dan rumput laut, ditunjukkan di atas dan Hempcel Lyocell dan rami.
Kain ini terbuta dari limbah pabrik tahu dan 100% merupakan kain yang ramah lingkungan. Melalui proses yang panjang, serat yang dihasilkan oleh limbah tahu akan dipintal menjadi kain. Karena kedelai memiliki kandungan protein yang tinggi, kain yang dihasilkan akan sangat mudah diberi pewarna alamai, sehingga tidak perlu pewarna sintetis.
Pengaruh Produksi Textile Pada Lingkungan
Tekstil dan pakaian adalah industri padat karya. Industry ini memiliki banyak prosedur kerja dengan proses yang panjang . Setiap proses akan menghasilkan pengaruh pada lingkungan dan kesehatan manusia. Efek konkret ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Di antara semua faktor di atas, pengaruh lingkungan termasuk asap pembuangan dan air limbah, polusi bahan, konsumsi energi dan air. Segala hal tersebut berbahaya bagi keselamatan dan kesehatan manusia termasuk penggunaan berlebihan pestisida dan formaldehida dan bahan kimia lainnya, polusi suara dan polusi udara di tekstil dan pakaian tanaman.
sumber: textileschool.com