Taukah Anda dengan jenis kain pique? Kain pique berasal dari Lancashire, kota yang terletak di negara Inggris dan sudah dikembangkan sejak abad ke-18. Kain ini dibuat dengan tenunan ganda dengan pakan cording tertutup. Kemudian pada pertengahan abad ke-20, di Marseille kain ini menjadi bahan utama pembuatan kaos pria.
Kain pique merupakan salah satu jenis kain yang memiliki pori-pori. Biasanya kain pique terbuat dari bahan katun, polyester, maupun kombinasi dari kedua bahan tersebut. Namun rata-rata, jenis kain pique dengan bahan katun 100% akan mengalami penyusutan pada saat pencucian pertama kali. Penyusutan tersebut kurang lebih 2cm dari ukuran yang biasanya. Namun kain pique yang terbuat dari katun bisa menyerap keringat dengan baik.
Hasil tenunan pique menampilkan benang katun yang sedikit timbul dan mempunyai tekstur halus. Tekstur dan pola permukaan kain pique sangat bervariasi, namun struktur pada umumnya hampir menyerupai kain waffle.
Bahan pique ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu pique katun dan pique polyester. Kain pique katun memiliki karakteristik kain yang lembut dan menyerap keringat dengan baik sehingga lebih nyaman ketika dipakai. Tipe bahan ini memiliki tekstur berpori pada bagian luar saja, sedangkan bagian dalamnya tidak berpori. Bahan kain yang satu ini cocok digunakan untuk membuat kaos polos yang memiliki kerah, karena bahannya yang terlihat lebih rapi.
Sedangkan pique polyester atau CVC memiliki karakteristik bahan yang relatif panas dan memiliki tektur berpori yang lebih besar dibanding dengan bahan pique katun. Bahan pique yang dominan bahan dasarnya polyester ini kurang menyerap keringat dengan baik. Untuk bahan CVC, kandungan katunnya lebih dominan dan cenderung lebih tebal dan menyerap keringat.
Dengan karakteristik bahan yang berpori, tidak semua teknik sablon dapat diaplikasikan di bahan kain pique. Hal ini dikarenakan permukaan kainnya yang tidak rata menyebabkan warna sablon tidak tercetak dengan baik. Sehingga untuk mengaplikasikan gambar atau logo tertentu adalah dengan teknik bordir, karena akan memberikan hasil yang baik dan tidak akan luntur.
Untuk mencuci kain pique tersebut tidak perlu disikat atau diperas terlalu keras, karena akan merusak tekstur permukaan dari kain tersebut. Pada saat penjemuran pun dengan posisi terbalik agar warna dari kain tidak luntur. Hindari menggantung dengan hanger, karena pada bagian kerah akan mudah melar. Hal ini disebabkan, kain pique tidak kuat menahan air yang berat.
Untuk harga kain pique tersebut sangat bervarias, karena bahan dasar pembuatan kainnya pun juga bermacam-macam. Untuk kain pique dengan bahan katun 100% tentu harganya jauh lebih mahal dibanding dengan kain pique dengan bahan dasar polyester maupun katun yang dikombinasikan dengan polyester.
Jika ingin menggunakan kain pique ini, dapat dijadikan pakaian seperti kaos berkerah atau polo shirt, polo dress, kemeja, atau yang lainnya.
Kapas Kecantikan: Benarkah Terbuat dari Serat Kapas Asli? Ini Penjelasan Lengkapnya
Louis Vuitton Rilis Bag Charm Ikan Taiyaki Harga 16 Jutaan, Apa Istimewanya?
Raw Denim vs Washed Denim, Sama-sama Denim Tapi Kok Beda?
Apa Itu Little Black Dress? Sejarah dan Alasan Kenapa Wajib Punya
Visible Mending VS Invisible Mending, Apa Sih Bedanya?
Pantone Standar Warna Global: Pengertian, Sistem Warna, dan Perannya di Fashion
Brand Membership, Strategi Membangun Loyalitas dan Kesetiaan Pelanggan
Jeans Belel, Tren Celana Denim yang Tak Pernah Benar-Benar Usang
Sering Lihat Gambar Smiley Face Ini? Kisah Logo Ikonik Nirvana di Kaos Dunia, Dari Grunge ke Grafis Global
Mengenal This Is April, Brand Fashion-nya Perempuan Indonesia