Seiring berjalannya waktu, tren semakin kian berkembang. Dari barang rumah tangga maupun aksesorisnya yang semakin trendy, hingga terus merambah ke dunia fashion. Tanpa disadari, sampah tekstil merupakan salah satu penyumbang limbah terbesar. Beberapa desainer busana kini mulai berfikir untuk menghasilkan bahan yang lebih ramah lingkungan.
Salah satunya ditemukan material fashion dari daur ulang plastik hingga ada temuan terbaru yaitu kain dari alga. Alga sering disebut juga ganggang yang merupakan makhluk fotosintetis. Alga bukan tumbuhan , hewan ataupun jamur.
Sering disebut dengan nama Biogarmentry, kain ini juga sering disebut sebagai kain yang ‘hidup’. Konsep dari kain dibuat oleh Roya Aghighi, yang merupakan seorang desainer bersama dengan para ilmuwan dari University of British Columbia.
Tumbuhan alga memiliki berbagai jenis, namun yang digunakan untuk membutat kain Biogarmentry yaitu alga Chlamydomonas reinhardtii. Alga jenis ini merupakan alga hijau yang memiliki sel tunggal. Alga tersebut dipintal bersama dengan polimer nano dan menghasilkan kain terasa seperti linen.
Kain jenis ini merupakan tekstil pertama yang hidup dan dapat berfotosintetis layaknya tumbuhan. Kain yang terbuat dari alga membentuk pakaian tipis, terawang dan hasilnya seperti jubah.
Untuk perawatan kain Biogarmentry ini tidak terlalu susah. Tidak perlu dicuci seperti bahan kain lainnya, hanya perlu menyemprot dengan air seeming sekali saja. Biogarmentry ini diaktifkan saat terkena paparan sinar matahari.
Orang-orang yang memiliki baju dari bahan Biogarmentry untuk membayangkan bahwa memiliki baju yang hidup. Hal ini akan merubah pola pikir sesoraang mengenai pakaian dan tidak akan membiarkan pakaian di lemari atau ditempat cucian.
Harapannya supaya orang-orang bisa lebih mengembangkan hubungan yang lebih erat dengan fashion dan dengan memperlakukan pakaian tersebut seperti makhluk hidup yang membutuhkan bantuan dan perhatian untuk hidup.
Menurut CNN bahwa mode adalah salah satu industri yang paling berpolusi didunia. Industri mode bertanggung jawab atas banyaknya emisi karbon yang dihasilkan terhadap penerbangan internasional. Bernilai 10% dari semua gas rumah kaca yang dipancarkan secara global. Angka tersebut didapat dari Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Bioteknologi alga merupakan bisnis besar. Selain untuk dunia fashion, teknologi ini juga bisa sebagai alternative untuk plastic. Pada dasarnya plastic paling umum didunia yang digunakan dalam segala hal.
Perusahaan start-up bioteknologi yang ada di Amerika Serikat hingga Tiongkok mulai berlomba untuk meningkatkan jumlah kain ini, dari konsep hingga proses produksinya yang dapat bersaing dengan jenis kain yang terbuat dari kapas atau bahan sintetis. Hal tersebut bersaing dalam soal harga.
Perkembangan ini merupakan bisnis yang menjanjikan. Bahwa pakaian yang terbuat dari alga tidak hanya ramah lingkungan, tetapi secara estetika dan futuristik tidak kalah dengan bahan kain lainnya.