BULETIN TEKSTIL// Bandung – Dalam
rangka pemenuhan kebutuhan APD dan masker di dalam negeri serta meningkatkan
akses pasar ekspor untuk produk-produk APD dan
Masker dari industri Nasional, Direktorat lndustri Tekstil, Kulit dan Alas
Kaki, Kementerian Perindustrian menyelenggarakan kegiatan FGD Fasilitasi Supply
Chain dan Bussines Matching dengan Produsen APD dan Masker pada hari Jumat
(18-12-2020), bertempat di Hotel Trans Ibis Bandung.
Direktur industri tekstil, kulit dan
alas kaki Elis Masitoh dalam pembukaan FGD mengatakan bahwa pada saat
terjadinya pandemi covid-19 terutama di awal bulan maret, Indonesia mengalami
kelangkaan alat-alat kesehatan terutama APD dan masker, untuk itu asosiasi yang
ada diantaranya API maupun ASPAKI dan atas bimbingan mentri kemenperin, terus
mendorong industri yang ada agar memproduksi APD dan masker sehingga kelangkaan
alkes bisa teratasi.
Menurut data yang disampaikan,
menurut Elis, sebenarnya 2019 pertumbuhan ekonomi cukup baik yaitu 5,0 %. Pada
saat awal pandemi terutama di triwulan I sebetulnya mengalami kenaikan 4,34 %.
Namun di triwulan II dan III tahun 2019 juga di triwulan III 2020 pertumbuhan
ekonomi cukup terdampak, dari pertumbuhan ekonomi 5,04 % menjadi minus (-) 2,03
%.
Begitu juga sektor industri pengolahan migas yang pertumbuhannya
dari 4,48 % menjadi minus (-) 2,63 %
Lihat gambar berikut.
Untuk lebih mendalami maksud diadakannya FGD ini, tim buletintekstil.com lakukan wawancara langsung
dengan Elis Masitoh selaku Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki
kementrian perindustrian.
Link
You tube wawancara tim buletintekstil.com dengan
Direktur Industri Tekstil, Kulit dan alas kakai Kemenperin https://youtu.be/tW-euUzcxeA
Berikut wawancaranya :
Tanya : Apa maksud dan Tujuan
diadakannya FGD ini bu ?
Dengan diadakannya FGD hari ini
diharapkan terjadi kolaborasi antara produsen APD dan Masker bedah di dalam
negeri dengan penggunanya. Pengguna APD dan masker antara lain mereka yg
bergerak di bidang kesehatan, dinas kesehatan, rumah sakit- rumah sakit dan
barangkali masyarakat yang membutuhkan.
Tanya
: Banyak industri di dalam negeri akan tetapi sedikit yang mau
memproduksi APD, sebenarnya apa permasalahannya ?
Diawal pandemi covid-19 hanya ada 6
perusahaan yang produksi, kemudian karena adanya himbauan dari kementrian
perindustrian dan kepedulian mereka terhadap kelangkaan APD di dalam negeri
maka mereka secara responsif dan reaktif untuk memproduksi APD tersebut. Tentu
saja tidak seluruh industri TPT karena saat ini yang di dorong untuk
memproduksi hanya industri TPT terutama garmen. Kenapa hanya itu yang didorong?
Karena dari segi proses produksi APD sama dengan proses garmen pada umumnya
(jahit, laminasi) seperti itu.Tidak semua industri garmen mangalihkan seluruh
proses produksinya untuk memproduksi APD, pertama mereka melihat dulu demand
dalam negeri seperti apa sehingga tidak seluruh fasilitas produksi dialihkan
untuk memproduksi APD. Bahkan ada yang memproduksi garmen saja karena biarpun
dimasa pandemi dia masih bisa ekspor.
Tanya
: Insentif apa saja yang diberikan pemerintah bagi pengusaha?
Insentif yang pertama yang diberikan
pemerintah adalah Ijin Produksi dulu. Dengan dikeluarkannya Ijin Operasional
Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI), sehingga produksi bisa berjalan
sebagaimana mestinya pada saat pandemi covid-19 ini.
Insentif kedua adalah insentif
penghapusan jam minimum pada penggunaan listrik
Insentif ketiga adalah pada saat
penjualan alat kesehatan ini di dalam negeri dan itu PPn nya tidak dipungut
untuk barang produksi berupa Alkes, baik APD maupun masker bedah.
Sedangkan insentif berikutnya
mengenai Bahan Baku. Pemerintah membebaskan bea masuk untuk pembelian APD yang
notabene masih kurang atau shortage terhadap bahan baku tersebut yang tentu
saja ini harus di datangkan melalui impor. Biaya itu yang ditanggung
pemerintah.
Itulah insentif yang diberikan
termasuk pemerintah mencoba untuk mengkolaborasikan secara virtual. Jadi kalau
FGD ini mengkolaborasikan secara offline maka untuk mengkolaborasikan hulu dan
demand atau suplay dan demandnya melalui Sistem Informasi dan Tekstil Industri
HUB. Jadi seluruh produsen APD dan masker itu masuk ke sistem tersebut dan
masyarakat bisa mengaksesnya jika memerlukan informasi terkait produk, harga
dan informasi lainnya.
Sumber Berita: buletintekstil.com