Serat berkinerja tinggi (High
performance fibers) adalah jenis serat yang memiliki sifat kekuatan tarik
dan modulus yang lebih unggul dibanding serat lain. Meterial tekstil ini juga sangat
tahan terhadap zat kimia, pelarut dan suhu tinggi. Sifat-sifat tersebut berasal
dari molekul unik dan struktur kimia di dalam serat. Konsep high performance
fiber masuk ke ranah industri tekstil sekitar tahun 1950-1970-an.
Serat berkinerja tinggi telah
dikembangkan guna memenuhi kebutuhan material tekstil teknis (technical
textile) dilengkapi sifat-sifat unggul yang tak bisa diciptakan dari komoditas
konvensional.
Kekuatan tenacity serat-serat industri seperti kapas, wol dan sutera umumnya hanya mencapai angka 0,1 – 0,4 N/Tex dan nilai modulus awal berkisar 2-5 N/Tex. Serat rami dan flax memiliki nilai lebih tinggi, sedangkan tenacity rayon asetat kurang lebih 0,2 N/Tex.
Sumber: https://textilelearner.net/
Modifikasi tenacity pada serat
berbasis selulosa menjadi tantangan tersendiri bagi produsen serat kala itu.
Hingga pengembangan lebih lanjut dari rayon asetat yaitu serat Tenasco yang
hanya mencapai nilai 0,4 N/Tex. Serat tersebut kembali diproses dan menghasilkan
serat Fortisan namun nilainya berhenti di angka 0,6 N/Tex. Jauh lebih rendah
dibandingkan serat nilon dan karbon sehingga berpotensi digunakan sebagai serat
berkekuatan tinggi.
Sejauh ini, high performance
fiber dapat diklasifikasikan berdasarkan struktur kimianya menjadi beberapa jenis
yaitu:
1.
Serat Aromatik
Jenis high
performance fiber dari kategori serat aromatic antara lain:
·
Aramid
Aromatik Poliamida atau aramid seperti merk
Nomex®, Kevlar® yang dikembangkan oleh DuPont mempunyai titik leleh dekomposisi
sangat tinggi. Sehingga kerap digunakan sebagai bahan dasar barang-barang yang butuh
ketahanan panas tinggi.
Kevlar dapat bertahan hingga suhu 550oC, sedangkan
Nylon 66 hanya dapat bertahan hingga suhu 255oC. Kekuatannya pun mencapai
2 kali lebih tinggi dari serat nilon. Warna kuning menjadi salah satu ciri khas
serat jenis ini.
·
Aromatik Polyester
Vectran® adalah
contoh produk aromatic polyester yang dikembangkan oleh Celanese Group. Serat
ini tahan pelarut organik, tahan terhadap asam (hingga konsentrasi 90%) maupun
basa (hingga konsentrasi 30%) dan tetap stabil selama hidrolisis.
Bahkan kekuatan
vectran diklaim 5 kali lebih kuat baja dan 10 kali lebih kuat dibandingkan
aluminium dengan perbandingan berat yang sama. Ketahanan abrasinya juga sangat
baik sehingga banyak diaplikasikan pada tali tambang berkekuatan tinggi. Ketahanannya
terhadap paparan sinar UV menjadikannya sebagai bahan favorit untuk beragam
keperluan outdoor.
·
Aromatic Polyimide
Serat polyimide dikembangkan oleh Dow Chemical Co
mempunyai sifat ketahanan panas cukup bagus (tidak sebagus aramid) serta ketahanan
kimia yang sangat baik. Serat polyimide digunakan sebagai filter media larutan
kimia yangmana harus bisa bertahan di suhu tinggi.
·
Aromatik Heterosiklik
Serat aromatic heterosiklik dikembangkan oleh beberapa
perusahaan dengan nama yang berbeda-beda. Mulai dari Polybenzimidazole® (PBI)
yang dikembangkan oleh Celanese Corp., Polybenzobisthiazole® (PBT) dari du Pont
dan Celanese, serta Polybenzobisoxazole® (PBO) oleh Toyobo Co. Ltd.
Diantara ketiganya, serat PBO paling banyak digunakan
dan sengaja dikembangkan oleh U.S Air Force. Alasannya karena sifat polimer PBO
sangat kuat, tahan panas (sampai suhu 6500 C), tahan kimia, namun tetap
ringan, sehingga cocok untuk keperluan luar angkasa maupun pesawat terbang.
Karakteristik mengagumkan lain dari serat Zylon® yaitu
ketahanan api yang jauh lebih baik dibandingkan high performance fiber lainnya.
Hal itu terbukti dengan tingginya nilai Limiting Oxygen Index yang mencapai
nilai 70 LOI index.
2. Serat
Polyolefin
Contoh serat polyolefin yakni Gel Spun Polyethylene
(Ultra High Molecular Weight Polyethylene atau UHMWPE) yang dipasarkan dengan
merk dagang Spectra® dari Honeywell dan Dyneema® dari DSM dan Toyobo. Monomer
serat ini sepintas tidak ada bedanya dengan polimer PE pada umumnya. Perbedaan serat
polyethylene biasa dan serat UHMW polyethylene terletak pada struktur derajat
kristalinitas yang sangat tinggi (> 85%) dan berat molekulnya.
Faktor itulah yang menyebabkan serat UHMWPE
berkekuatan tinggi dan kerap dimanfaatkan sebagai penguat rompi antipeluru, heavy
duty ropes untuk pelayaran lepas pantai, dan masih banyak lagi. Menariknya
lagi, biaya produksi serat ini juga lebih terjangkau sehinggga peminatnya lebih diminati.
3.
Serat Karbon
Polyacrylonitrile (PAN) carbon fiber atau pitch-based
carbon fiber diproduksi oleh BASF, Amoco, Ashland dan beberapa perusahaan
lainnya. Serat karbon memiliki kekuatan tarik yang mirip dengan Aramid, tahan zat
kimia, mampu menghantarkan arus listrik (konduktif) serta penghantar panas
dengan baik.
4. Serat
Anorganik
Kelompok serat anorganik terdiri dari serat Basalt, serat
Boron, Serat Silicon Carbide, Glass fibers, dan jenis lain. Jenis serat
tersebut tidak begitu populer karena teknis pembuatan dan biayanya. Meski
demikian, bahan tekstil anorganik juga berkekuatan tinggi dan dapat diaplikasikan
untuk barang-barnag yang butuh ketahanan kimia dan kekuatan tinggi.
Itulah
jenis-jenis serat berpeforma tinggi alias high performance fiber yang telah
berkembang dalam industri tekstil. Semoga bermanfaat ya!
Sumber:
Buletin Tekstil Edisi
28