Menjelang perayaan HUT Kemerdekaan
RI yang jatuh pada tanggal 17 Agustus, bendera merah putih menghiasi hampir
seluruh penjuru kota. Mulai dari rumah, gedung-gedung hingga sepanjang jalan kota
maupun perdesaan.
Meski hanya sekedar upacara pengibaran
bendera, tetapi semaraknya 17 Agustus bisa membangkitkan lagi semangat untuk
membangun bangsa dan negara. Tepat saat bendera diangkat, biasanya pemimpin
upacara akan memberi komando agar seluruh peseta upacara memberi kehormatan
pada Sang Saka Merah Putih.
Sembari mengingat kembali momen haru yang terjadi pada 17 Agustus 1945 lalu. Tepat dimana bangsa Indonesia mendapatkan haknya untuk Merdeka. Usai pembacaan teks proklamasi, maka berkibarlah bendera kebangsaan kita Sang Saka Merah Putih diiringi nyanyian lagu Indonesia Raya. Harunya momen itu menjadikan tanggal 17 Agustus sebagai hari istimewa lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Terlepas dari jejak sejarahnya, bendera yang pertama kali dikibarkan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 ini rupanya menyimpan beragam fakta unik lho.
Apa sajakah itu? Simak ulasan
berikut ini yuk!
1.
Dibuat karena janji kemerdekaan dari Jepang
Ide pembuatan Sang Saka Merah Putih dilatarbelakangi
janji kemerdekaan yang dikemukakan oleh Jepang pada 7 September 1944. Menindaklanjuti
pernyataan tersebut, Chuo Sangi In akhirnya mengadakan sidang tidak resmi pada
12 September 1944. Sehingga terbentuklah panitia bendera kebangsaan Merah Putih
dan panitia lagu kebangsaan. Sidang kala itu dipimpin langsung oleh Bapak
Proklamasi Indonesia, Ir. Soekarno.
Chuo Sangi In sendiri adalah badan atau dewan
pertimbangan pusat yang bertugas membantu pemerintah pada masa pendudukan Jepang.
Anggota organisasi bentukan Jepang ini terdiri dari orang Jepang dan Indonesia.
2.
Terinspirasi warna panji Kerajaan Majapahit
Konon, kombinasi dua warna itu sudah digunakan dalam sejarah kebudayaan dan Kerajaan di Indonesia. Seperti kombinasi warna merah dan putih pada desain sembilan garis bendera Majapahit. Bahkan, catatan paling awal menyebutkan perihal bendera merah putih yang ada di Pararaton. Dimana bala tentara Jayakatwang mengibarkan panji berwarna merah dan putih.
Hal itu menandakan bahwa bendera merah putih sudah berkibar
sejak jaman Kerajaan Kediri (1292). Selain itu, raja Sisingamangaraja XII juga
memilih merah putih sebagai panji perangnya.
3.
Warna merah dan putih sebagai simbol jati diri
bangsa
Panitia bendera kebangsaan memilih warna merah dan putih sebagai simbol. Merah berarti berani, sedangkan putih bermakna suci. Dalamnya makna warna itu membuat mereka berinisiatif manjedikannya sebagai jati diri bangsa.
Baca Juga:
5 Jenis Kain Yang Kerap Digunakan Untuk Membuat Bendera
4.
Dijahit oleh Ibu Fatmawati
Bendera Merah Putih pertama kali dijahit oleh Ibu Fatmawati
(istri Ir. Soekarno) menjelang upacara kemerdekaan. Catatatan sejarah mengungkap
bahwa Fatmawati menjahit bendera merah putih usai dirinya dan keluarga kembali dari
pengasingannya di Bengkulu.
Fakta menariknya, ketika itu Ibu Fatmawati dalam keadaan
sedang hamil tua anak pertamanya, Guntur Soekarnoputra.
5.
Dibuat dari kain katun jepang
Sang Saka Merah Putih yang dibuat Fatmawati Soekarno
memiliki ukuran 276 x 200 cm. Bendera itu dibuat menggunakan dua blok kain
katun jepang yang kualitasnya setara kain primis dalam pembuatan batik tulis
halus.
Soekarno meminta kain katun tersebut dari Hitoshi
Shimizu, kepala bagian propaganda Gunseikanbu. Kain diantar ke Jalan Pegangsaan
Timur (saat itu kediaman Ir. Soekarno) oleh seorang perwira Jepang bernama
Chairul Basri pada Oktober 1944.
6.
Pertama kali dikibarkan 17 Agustus 1945
Bendera Merah Putih pertama kali dikibarkan saat Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta pada 17 Agustus
1945. Sebenarnya, penggunaan warna merah putih sebagai bendera kebangsaan pertama
kali dicetuskan oleh organisasi pelajar Indonesia di Belanda bernama Indische
Vereeniging pada tahun 1928.
Mereka menggunakan bendera merah putih sebagai simbol
perlawanan terhadap pemerintahan Belanda. Sayangnya, ketika itu bendera belum
berhasil dikibarkan karena mendapat larangan keras dari pihak Belanda.
7.
Pernah disobek dan disembunyikan
Bendera pusaka pernah dirobek menjadi dua bagian yaitu
merah dan putih. Peristiwa tersebut terjadi ketika Yogyakarta (Ibukota Negara
Indonesia saat itu) jatuh ke tangan Belanda pada Agresi Militer II tanggal 19
Desember 1948.
Khawatir akan keselamatan Bendera Pusaka, Presiden
Soekarno meminta seorang ajudan bernama Husein Mutahar untuk mengamankan
Bendera Merah Putih dari sitaan Belanda. Husein lalu merobeknya tepat di garis
jahitan sehingga terbagi menjadi 2 bagian dan disimpan dalam 2 tas berbeda. Tujuannya
supaya jika tertangkap, maka hanya akan dianggap kain biasa.
Beruntungnya, misi penyelamatan ini berhasil dan Bendera Pusaka bisa kembali ke tangan Presiden Soekarno.
Baca Juga:
Aturan Dan Cara Memasang Bendera Merah Putih Yang Benar
8.
Terakhir dikibarkan tahun 1968
Pada tahun-tahun awal kemerdekaan, Upacara Pengibaran
dan Penurunan Bendera Merah Putih dilakukan dengan Bendera Pusaka. Namun
seiring berjalannya waktu Bendera Pusaka mulai rapuh dan sobek pada beberapa
sisi. Sehingga bendera yang dijahit Ibu Fatmawati terakhir kali dikibarkan di
depan Istana Merdeka pada 17 Agustus 1968. Selanjutnya, pengibaran bendera di
Istana Negara menggunakan bendera duplikasi.
9.
Sudah diduplikat sebanyak 3 kali
Sejak pertama kali dikibarkan, bendera pusaka sudah 3 kali diduplikat. Duplikasi pertama Bendera Pusaka dilakukan pada tahun 1969 atas permintaan Husein Mutahar. Ukurannya dibulatkan menjadi 300 x 200 cm dan menggunakan bahan kain Sutra asli.
15 tahun berselang, tepatnya tahun 1984 di era Presiden
Soeharto, Husein kembali meminta duplikat bendera merah putih. Dan yang terakhir
kali pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, tepatnya tahun 2014. Duplikasi
tersebut masih digunakan sampai detik ini.
10.
Punya banyak julukan
Bendera kebangsaan Indonesia memiliki 3 julukan yaitu
Bendera Pusaka, Sang Saka Merah Putih, dan Bendera Merah Putih. Bendera Pusaka
adalah sebutan untuk bendera yang dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan, Sang
Saka Merah Putih merupakan nama kehormatan bagi Bendera Pusaka yang kemudian
menjadi julukan umum bagi semua bendera Indonesia. Sedangkan Bendera Merah Putih
ialah sebutan untuk semua bendera Indonesia yang berkibar.
11.
Kini disimpan Di Istana Merdeka
Setelah pengibaran terakhirnya, Bendera Pusaka
disimpan di dalam vitrin yang terbuat dari flexi glass berbentuk trapesium dan
ditempatkan di Ruang Bendera Pusaka di Istana Merdeka. Suhu dan kelembapan
ruang penyimpanan ini diatur sedemikian rupa agar Bendera Pusaka tetap awet.
Meski tidak lagi digunakan, tapi Sang Saka Merah Putih selalu
diikutsertakan pada upacara kemerdekaan setiap tahunnya di Istana Merdeka.
Itulah sejumlah fakta terkait sejarah
Bendera Merah Putih. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan dan membantumu lebih
mencintai Tanah Air Indonesia ya.
Tanggal 17 Agustus sebentar lagi
loh. Yuk, kibarkan semarak kemerdekaanmu. Sobat Bahankain udah mengibarkan
bendera merah putih di depan rumah belom nih?
Atau lagi nyari supplier kain untuk
bahan bendera dan umbul-umbul? Nah, kalau soal perkainan, Sahabat Bahankain
bisa mempercayakan pada Bahankaincom.
Cek koleksi kami di Kategori Produk atau hubungi Customer Service kami terkait
info dan detail produk.