Jaket hardshell dan softshell bukan lagi nama baru dalam pilihan outfit pendakian. Yups, dua model baju ini memang dirancang khusus untuk aktvitas di luar ruangan sehingga kerap dipilih oleh mereka yang hobi mendaki atau berpetualang di alam bebas.
Meski demikian, jaket softshell maupun hardshell tetaplah model jaket yang berbeda. Namun, masih banyak pendaki pemula masih belum tahu definisi serta fungsi masing-masing jaket tersebut.
Nah, buat kamu yang masih bingung
memilih apakah jaket softsheel ataukah hardshell, simak dulu ulasan berikut
ini, yuk!
Sesuai namanya, hardshell adalah
jenis jaket yang permukaan kainnya bertekstur keras mirip cangkang. Biasanya
dibuat dari bahan Gore-Tex yang breathable dan waterproof. Jaket ini mulai
populer pada tahun 1980-an ketika banyak produsen kain mengembangkan kain tahan
air namun tetap breathable.
Awalnya istilah ‘hardshell’ digunakan untuk menyebut semua jenis jaket tahan air yang bersirkulasi baik. Lain halnya dengan saat ini, dimana ‘hardshell’ lebih umum digunakan untuk menyebut jaket outdoor berkelas atas yang pricey.
Sumber: https://www.fieldmag.com/
Disisi lain, jaket softshell merujuk
pada jenis jaket yang permukaan kainnnya terasa lembut, fleksibel dan anti air.
Sifatnya breathable juga lebih mendukung kenyamanan gerakan sehingga cocok
untuk aktivitas trekking, hiking maupun bersepeda.
Jaket softsheel dan hardshell
bisa dipakai bersamaan ketika menghadapu cuaca sangat ekstrem. Seperti di
daerah kutub atau badai di pegunungan.
Pada dasarnya, jaket softshell
dan hardshell merupakan dua jenis jaket yang masing-masing dirancang untuk kondisi
cuaca tertentu. Namun, terlepas dari fakta tersebut, berikut beberapa hal yang
membedakan antara jaket hardshell dan softshell:
Fleksibilitas desain softshell didukung dengan penggunaan material kain yang ringan, elastis dan cukup tahan air seperti campuran polyester atau nylon dan spandeks. Umumnya juga dilengkapi lapisan insulasi berupa kain fleece di bagian dalam.
Sementara itu, bagian luar jaket hardshell biasanya
memiliki fitur tahan air dan angin karena penggunaan membrane laminasi atau
kain nylon berkerapatan tinggi yang diberi
coating khusus. Lapisan tersebut bertujuan memberi perlinfungan eksternal
yang lebih optimal di segala kondisi cuaca.
Mengingat karakter bahannya yang fleksibel, softshell jacket bisa menjadi pilihan ideal untuk melakukan aktivitas fisik yang membutuhkan gerakan-gerakan dinamis seperti hiking, climbing dan bersepeda. Jaket ini juga cocok digunakan sat musim kemarau karena sifatnya cukup breathable.
Lain halnya dengan hardshell jacket yang dirancang
khusus untuk cuaca ekstrem seperti hujan lebat, salju dan badai atau angina kencang.
Ideal dipakai saat melakukan pendakian di gunung-gunung tertinggi maupun area
kutub yang sangat dingin.
Jaket Softshell
hanya dibekali fitur water-resistant,
sifatnya sekedar tahan terhadap percikan air, gerimis dan cuaca yang tidak
terlalu basah. Perlindungan anginnya juga terbatas karena jaket softshell memang
lebih fokus pada kenyamanan dan fleksibilitas gerak.
Disisi lain, hardshell
jacket justru sepenuhnya waterproof
dan windproof. Hal itulah yang menjadikannya
garda terdepan untuk melawan hijan deras, angin kencang serta cuaca ekstrem. Ia
mampu memberikan perlindungan maksimal di tengah badai, hujan deras, serta
hembusan angin pegunungan yang sangat dingin.
Softshell unggul dalam hal permeabilitas udara karena ringan dan desainnya lebih terbuka. Detail ini mendukung proses pelepasan panas serta kelembaban dari tubuh selama berlari, mendaki, maupun aktivitas fisik lain. Dengan sirkulasi yang baik, tubuh akan tetap merasa nyaman meskipun melakukan intensitas gerakan tinggi.
Sebaliknya, kemampuan breathability jaket hardshell
sangat terbatas. Walaupun ada teknologi modern yang memungkinkan lapisan
membran tetap bisa bernafas seperti GORE-TEX
Active atau eVent. Akan
tetapi, kemampuan bersirkulasi jaket ini jauh di bawah softshell.
Itulah kenapa hardshell diberi ventilasi tambahan
berupa pit zips (resleting di
bagian bawah lengan) guna memenuhi kebutuhan aliran udara.
Softshell mempunyai
lapisan insulasi berupa kain fleece
atau bahan lain untuk memberi sedikit kehangatan. Alhasil, bagian dalam jaket
ini terasa lembut dan teteap nyaman meski dipakai dalam waktu lama
Beda dari hardshell
yang tidak mempunyai insulasi karena
lebih fokus pada perlindungan cuaca daripada pengaturan suhu atau
mempertahankan panas tubuh. Oleh sebab itu, pemakaian hardshell saat cuaca
dingin ekstrim harus bersama dengan lapisan insulasi lain seperti jaket down
atau puffer jacket.
Jaket softshell
relatif tahan lama, meskipun perlindungan terhadap abrasi atau goresannya
memang tidak sekuat hardshell. Softshell lebih cepat rusak ketika digunakan di
medan kasar atau membawa ransel berat.
Sedangkan hardshell
dirancang sedemikian rupa agar mampu bertahan dalam kondisi ekstrem. Konstruksinya
pun sangat rapat dan kuat guna mendukung ketahanan terhadap goresan, abrasi,
dan kerusakan lain akibat medan yang sulit.
Intinya, softshell adalah pilihan
lebih baik untuk kenyamanan dan aktivitas dengan mobilitas tinggi tapi dalam
kondisi cuaca yang tidak terlalu ekstrem. Sementara hardshell bisa memberi
perlindungan optimal untuk di tengah cuaca buruk namun desainnya memang kurang
kompatibel.