Terlepas dari bahan dasarnya, kain dapat dibedakan menjadi dua kategori berdasarkan proses pengolanannya yaitu tenun (woven) dan rajut (knitted). Meski sama-sama dibuat dari gulungan benang, tapi struktur kain, karakteristik, kenyamanan dan penggunaannya sangat berbeda.
Lantas, apa sajakah perbedaan
antara kain tenun dan kain rajut!
Pada dasarnya, tenun dan rajut
sama-sama merujuk pada metode pengolahan benang menjadi lembaran kain yang selanjutnya
bisa digunakan sebagai bahan pakaian, penutup furniture serta keperluan lain. Sejarah
menunjukkan bahwa seni menenun sudah ada sejak era Paleolitikum, jauh lebih tua
dibandingkan seni rajut.
Proses merajut secara tradisional
melibatkan penggunaan jarum untuk membuat simpul penghubung antara untaian
benang yang berkesinambungan. Sedangkan mekanisme tenun membutuhkan seperangkat
alat tenun serta penahan benang lungsin di bawah tegangan ketika
benang pakan dijalin membentuk sudut 900 hingga membentuk kain.
Lebih jelasnya, berikut beberapa
hal yang membedakan antara kain tenun dan kain rajut
Kain tenun adalah tekstil yang diperoleh dari hasil penyilangan dua set benang (lusi dan pakan) secara bersamaan. Benang lungsin bergerak secara vertikal membentuk panjang kain, sedangkan benang pakan bergerak ke arah horizontal menentukan lebar kain.
Jika diamati lebih dekat, pola anyaman kain tenun
menyerupai papan catur yang terdiri dari benang-benang lurus yang saling
bertautan di atas dan dibawah membentuk sudut siku-siku. Kain tenun kerap
diaplikasikan pada barang-barang berstruktur seperti kemeja, blazer, coat serta
produk furniture.
Karakteristik, kelebihan dan kekurangan kain tenun
·
Sangat terstruktur,
Anyaman pada kain
tenun sangat terstruktur, sehingga ia mampu mempertahankan bentuknya.
Konstruksinya padat, tidak terlalu elastis dan akan tetap kaku meski mengalami tarikan.
·
Rentan terhadap kerutan dan lipatan
Struktur yang
kokoh juga membuat kain ini lebih mudah kusut dan berkerut. perlu sering disetrika
agar terlihat halus dan bersih.
·
Sering kali kasar
Benang untuk tenun
seringkali tidak selembut benang rajutan, handfeel kain tenun pun cenderung kasar
saat disentuh.
·
Tahan lama
Kain tenun
sangat tahan lama, bentuknya tetap bagus tidak mudah berbulu meski sudah dicuci
berkali-kali. Ia juga tidak memerlukan banyak perawatan khusus karena bisa
dicuci manual (menggunakan tangan) atau dengan bantuan mesin.
·
Mudah dijahit
Struktur yang
solid membuat kain tenun lebih mudah dijahit, tidak akan menggulung atau
berkerut seperti kain rajut.
· Mahal
Proses menenun
kain memakan waktu lebih lama daripada merajut. Itulah kenapa harga kain tenun cenderung
lebih mahal, baik dalam bentuk bahan atau yang sudah dibuat menjadi pakaian.
Kain rajut adalah tekstil yang dihasilkan dari benang yang saling bertautan dengan jarum panjang. Kain rajut terbagi menjadi dua kategori: rajutan pakan dan rajutan lungsin. Rajutan pakan adalah kain rajut yang simpulnya saling maju mundur, sedangkan rajutan lungsin adalah kain rajut yang simpulnya saling naik turun.
Produsen menggunakan kain rajut untuk membuat barang-barang seperti kaus dan kemeja lainnya, pakaian olahraga, pakaian renang, legging, kaus kaki, sweter, kaus, dan kardigan. Mesin rajut adalah produsen utama kain rajut modern, tetapi juga dapat merajut bahan tersebut dengan tangan menggunakan jarum rajut
Karakteristik,
kelebihan dan kekurangan kain rajut
·
Elastis dan fleksibel
Karena terbentuk dari rangkaian simpul yang saling
terhubung, kain rajut sangat elastis dan bisa meregang ke arah lebar maupun
panjang. Cocok untuk bahan pakaian yang pas di badan (fit body) dan menutup
atau meregang di atasnya
Tekstur bahan rajut juga fleksibel dan mampu
menyesuaikan dengan bentuk tubuh apapun.
·
Anti-kusut
Elastisitas bahan rajutan memberikan sifat anti-kusut
yang memungkinkan kain ini kembali ke bentuk semula setelah diremas lalu dilepaskan.
·
Lembut
Produk rajutan selalu punya handfeel yang halus dan
terasa lembut saat bersentuhan dengan kulit. Rajutan rapat menghasilkan tekstur
yang halus sedangkan rajutan longgar akan membuat kain terasa bergelombang atau
bergerigi karena detail rib.
·
Mudah rusak
Strukrut kain rajutan tidak
sekuat kain tenun dan lama-kelamaan akan mulai melar atau berbulu. Sehingga
produk rajutan membutuhkan perlakuan khusus seperti tidak dicuci menggunakan
mesin, tidak digosok atau diremas terlalu keras, dijemur secara mendatar, tidak
digantung terlalu lama, dan tidak disetrika.
·
Sulit Dijahit
Dibalik kenyamanan yang ditawarkannya, butuh usaha lebih
untuk menciptakan busana dari kain rajut. Sifat elastis bahan rajutan
membuatnya sulit dijahit, baik menggunakan mesin ataupun jahit tangan karena tidak
mudah untuk menjahit garis lurus tanpa kerutan dan lekukan.
Itu dia beberapa aspek yang
membedakan antara kain tenun (woven) dan kain rajut (knitting). Semoga
informasi ini bermanfaat, ya!
Jangan lupa, percayakan kebutuhan
kain dan tekstil Anda pada Bahankaincom. Kami menyediakan berbagai pilihan kain
yang bisa digunakan untuk beragam keperluan. Mulai dari bahan pakaian,
kerajinan tangan, pelapis furnitur serta keperluan lain.
Sobat Bahankain lagi butuh kain
apa? Kain tenun (woven) atau kain rajut (knitting)? Bahan katun, rayon, sutra,
polyester atau material lain. Langsung saja cek di Kategori Produk ya.
Hubungi Customer Service
Bahankaincom untuk detail produk, pemesanan serta informasi lain dan dapatkan
penawaran terbaik dari kami.