Kesadaran banyak orang akan dampak buruk dari paparan sinar matahari berlebih memunculkan minat baru akan produk-produk pelindung tubuh. Salah satunya yaitu inovasi tekstil anti-UV yang diolah sedemikian rupa agar mampu melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet. Lebih dari sekedar bahan pakaian, kain ini tetap merasa nyaman meski digunakan di tengah cuaca terik.
Lantas, seberapa efektif pakaian ini dalam melindungi kita dari sinar matahari? Dan apa yang membuat suatu bahan bisa disebut “anti-UV”? Berikut ulasan lengkapnya!
Paparan sinar matahari dalam jangka panjang tidak hanya membuat kulit menjadi lebih gelap tapi juga bisa menyebabkan berbagai permasalahan kulit. Selain memakai sunscreen, penting untuk menggunakan pakaian tertutup dan didesain untuk memantulkan serta meminimalisir dampak buruk sinar UV. Dan baju anti-UV bisa menjadi alternatif terbaik.
Tidak seperti pakaian biasa, kain anti-UV memiliki kemampuan menyerap atau memantulkan sinar UV agar tidak menembus ke kulit. Biasanya, efektivitas
perlindungan kain tersebut dinyatakan dalam satuan UPF (Ultraviolet Protection
Factor). Nilai UPF menunjukkan seberapa banyak sinar UV yang dapat menembus
kain. Dimana makin tinggi angka UPF, semakin baik pula fitur perlindungannya:
·
UPF 15: sekitar 6,7% atau 1/15 sinar UV dapat
menembus
·
UPF 30: hanya 1/30 3,3%
·
UPF 50+: lebih dari 98% sinar UV diblokir
Modern ini, banyak orang mulai mengandalkan baju dengan fitur UV protection untuk menemani aktivitas di luar ruangan. Meski demikian, ffektivitas baju dalam melindungi kulit dari sinar ultraviolet dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Beberapa faktor memengaruhi
seberapa efektif kain dalam menghalau sinar UV, yaitu:
Kain dengan
tenunan rapat akan lebih sulit ditembus cahaya, termasuk sinar UV. Contohnya,
kain denim, kanvas dan oxford jauh lebih protektif dibanding katun tipis.
Kain yang
tebal juga memberi perlindungan lebih baik. Hal ini karena struktur kain yang lebih
padat membuat sinar matahari sulit menembus. Meski demikian, ketebalan bahan
tetap perlu disesuaikan dengan kenyamanan, terutama jika digunakan di daerah
panas.
Gunakan kain
dengan ketebalan minimal 140–180 GSM untuk kebutuhan baju outdoor. Sedangkan untuk
jaket atau pakaian lapangan, pilih yang tebalnya di atas 200 GSM.
Selain
struktur tenuan yang padat, pakaian anti-UV juga dimodifikasi menggunakan
teknik pewarnaan tertentu serta mode pekat. Biasanya menggunakan tone warna
gelap atau cerah yang lebih kuat dan dinilai mampu memantulkan paparan radiasi
sinar ultraviolet menurut The Skin Cancer Foundation.
Warna gelap
seperti hitam atau navy menyerap lebih banyak sinar UV dibanding warna terang,
sehingga memberikan perlindungan lebih baik. Namun, warna terang bisa
ditingkatkan efektivitasnya dengan teknologi khusus.
Karakteristik bahan,
terutama jenis serat sangat menentukan kemampuan pakaian dalam menahan sinar
UV. Serat sintetis seperti poliester dan nilon umumnya memiliki kemampuan alami
untuk menahan sinar UV lebih baik dibandingkan serat alami seperti katun atau
rayon.
Itulah salah
satu alasan kenapa perlengkapan outdoor seperti baju olahraga dan baju hiking
dibuat dari material ini. Sebaliknya, serat
alami seperti katun, rayon, atau linen kurang efektif melindungi tubuh
dari sinar UV, kecuali jika diberi
finishing tambahan khusus anti-UV.
Beberapa kain
diberi lapisan kimia atau teknologi anti-UV saat proses finishing untuk
meningkatkan nilai UPF (Ultraviolet
Protection Factor) walaupun seratnya biasa saja. Nilai UPF menunjukkan
seberapa banyak sinar UB yang bisa ditahan oleh kain.
Makin banyak
area yang tertutup pakaian, makin kecil pula kemungkinan sinar UV untuk menyentuh
kulit. Pakaian yang tertutup akan memberi perlindukan lebih baik daripada baju berpotongan
pendek atau dengan desain terbuka.
Guna
memaksimalkan fungsi perlindungannya, pilih model yang dilengkapi lengan
panjang, leher tinggi (turtle neck) dan celana panjang. Kalau dirasa
masih kurang, kamu juga bisa mengaplikasikan teknik layering.
Baju berpotongan tidak terlalu longgar dan cenderung pas
memungkinkan proses sirkulasi udara yang baik. Sehingga badan tetap nyaman,
bebas lengket, keringat berlebih serta memberi perlindungan tambahan di tengah
panasnya cuaca pada siang hari.
Itu dia penjelasan tentang kain
anti-UV dan beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitasnya. Jika kamu ingin
perlindungan yang lebih maksimal, pakailah baju anti-UV dengan UPF tinggi lalu
aplikasikan sunscreen di bagian yang tidak tercover. Seperti halnya wajah,
leher, dan tangan. Semoga bermanfaat ya!