Kenapa laundry selalu mencuci sprei, selimut, handuk, serta linen lain secara terpisah dari pakaian? Mungkin kamu perpikir “itu hanya menambah biaya cuci”. Padahal mereka sedang menyelamatkan pakaianmu dari kerusakan, lho.
Yups, pakaian memang tidak bisa dicuci bersamaan dengan handuk, selimut atau linen lain karena banyak alasan. Apa sajakah itu? Berikut ulasannya!
Mesin cuci penuh pakaian, handuk,
dan sprei, memang praktis dan hemat waktu. Namun, kamu perlu berhati-hati
karena kebiasaan ini bisa bikin pakaian cepat rusak, hasil cucian kurang
bersih. Bahkan merusak mesin cuci kesayanganmu.
Setiap jenis kain itu punya
karakter berbeda. Handuk misalnya, tebal dan menyerap air lebih banyak. Sprei
cenderung lebar dan bisa “membungkus” pakaian lain di dalam tabung. Sementara
baju halus mudah rusak kalau tergesek bahan kasar seperti denim atau jaket.
Kalau semua dicampur, hasilnya bisa kacau—bukan cuma cucian nggak bersih, tapi
juga bisa meninggalkan serat, noda, bahkan bau apek.
1.
Perbedaan Jenis Serat dan Tekstur Kain
Handuk umumnya terbuat dari bahan katun tebal dengan
daya serap tinggi, seperti terry cotton. Teksturnya yang berbulu halus
berfungsi untuk menyerap air. Tetapi saat dicuci, serat-serat kecil dari handuk
bisa mudah lepas dan menempel di pakaian lain, terutama pada bahan sintetis
atau warna gelap. Akibatnya, pakaian bisa terlihat berbulu dan kusam.
Sebaliknya, pakaian biasanya memiliki tekstur yang
lebih halus atau tipis. Jika dicuci bersama handuk, gesekan antara kedua jenis
kain ini bisa mempercepat keausan pada pakaian.
2.
Risiko Penyebaran Bakteri dan Jamur
Handuk adalah kain yang sering digunakan dalam kondisi
lembap, baik setelah mandi maupun olahraga. Sebuah kondisi yang ideal untuk perkembangbiakan bagi bakteri dan jamur. Jika dicuci bersama pakaian,
mikroorganisme bisa berpindah dan menempel ke serat pakaian.
Akibatnya, baju pun tetap berbau tidak sedap meskipun sudah dicuci.
Untuk hasil maksimal, handuk sebaiknya dicuci menggunakan air hangat (sekitar 60°C) agar bakteri benar-benar mati. Sedangkan warna atau elastisitas bahan pakaian justru bisa rusak pada suhu tersebut.
3.
Kebutuhan Detergen dan Putaran Mesin
Berbeda
Handuk membutuhkan pencucian yang lebih kuat dengan detergen ekstra agar kotoran dan minyak tubuh terangkat sempurna. Sementara itu, pakaian cukup dicuci dengan putaran lembut dan detergen ringan.
Jika
keduanya dicampur, hasilnya bisa tidak optimal: handuk jadi kurang bersih. Sedangkan pakaian bisa cepat rusak akibat putaran yang terlalu kuat.
4.
Masalah Warna dan Serat yang Luntur
Beberapa handuk, terutama yang baru, cenderung mudah
luntur saat pertama kali dicuci. Warna yang keluar bisa menodai pakaian,
terutama warna-warna terang. Selain itu, serat handuk yang rontok dapat
menempel dan sulit dihilangkan dari bahan seperti polyester atau rayon.
5.
Efisiensi Pengeringan Berkurang
Karena ketebalannya, handuk membutuhkan waktu pengeringan lebih lama dibanding pakaian. Jika dikeringkan bersamaan, kelembapan dari handuk bisa tertahan dan memperlambat proses pengeringan pakaian lain, terutama dalam mesin pengering.
Ini membuat konsumsi listrik meningkat dan hasil akhir kurang maksimal.
Pemisahan jenis cucian menjadi
hal yang wajib di laundry professional. Demikian juga dengan kebiasaan mencuci
yang seharusnya Karena setiap bahan harus mendapat perawatan yang sesuai.
Demikian pula saat menggunakan mesin cuci di rumah.
Selain handuk, ini beberapa daftar
barang yang sebaiknya tidak dicuci
bersamaan dengan baju kesayanganmu:
1.
Selimut
Sama halnya
dengan handuk, selimut adalah jenis linen paling sering bikin masalah
kalau dicuci bareng pakaian. Keduanya memiliki daya serap tinggi, sehingga air
dan sabun akan terserap ke sana, sementara pakaian lain kurang terbilas. Selain
itu, serat handuk yang rontok bisa nempel di baju dan bikin hasil cucian
terlihat kotor.
2.
Pakaian Dalam
Buat kami di laundry, pakaian dalam selalu punya
kategori khusus. Alasannya sederhana: area ini paling sensitif, jadi perlu
higienitas tinggi. Kalau dicampur, bakteri dari pakaian dalam bisa berpindah ke
pakaian lain, apalagi kalau dicuci pakai air dingin.
3.
Jeans dan Bahan Denim
Bahan denim termasuk yang paling keras. Kalau berputar
di mesin bersama kain lembut seperti kaus atau blus, gesekannya bisa bikin
serat halus rusak. Warna jeans juga sering luntur, bisa menodai pakaian lain.
Karena itu, denim selalu kami cuci terpisah.
4.
Jaket atau Sweater Berbulu
Jenis bahan berbulu seperti fleece, wol, atau bahan
rajut sering rontok saat dicuci. Kalau dicampur, bulunya bakal nempel di
pakaian lain, terutama yang berwarna gelap. Hasilnya? Cucian jadi penuh serat
dan susah dibersihkan.
5.
Pakaian Bayi
Ini yang paling sering dilupakan pelanggan! Pakaian bayi
harus dicuci dengan detergen lembut tanpa pewangi atau bahan kimia keras. Kalau
dicampur dengan pakaian dewasa, sisa detergen atau kotoran berat bisa bikin
kulit bayi iritasi. Di laundry, pakaian bayi selalu kami pisahkan dan pakai
detergen khusus.
6.
Kaos Kaki
Kaos kaki sering kali paling kotor karena menumpuk
debu dan bakteri dari kaki. Kalau dicampur, kotorannya bisa berpindah ke baju
lain. Solusinya, cuci kaos kaki terpisah, bahkan lebih baik jika direndam air
hangat sebelum dimasukkan ke mesin.
7. Sprei dan sarung bantal
Karena sprei memiliki luas permukaan yang besar, ia
bisa membuat siklus pencucian menjadi tidak seimbang. Saat siklus mesin cuci
sedang berlangsung, sprei bisa membungkus pakaian lain, membuat air dan
deterjen tidak tersebar rata. Bagian yang masih kotor pun jadi tidak tersentuh.
Hasil pencucian pun jadi kurang maksimal.
8. Linen dapur dan kamar mandi
Kain-kain seperti tirai dapur, lap tangan, atau alas
wastafel sering terkena sisa sabun, minyak, atau bahan kimia. Jika dicampur
dengan pakaian, zat-zat tersebut dapat menempel pada serat kain dan menyebabkan
noda sulit hilang.
Mencampur semua cucian mungkin tampak lebih efisien, tapi
dampaknya justru bisa merugikan. Warna kain mudah pudar, serat rusak, hingga
penumpukan bakteri bisa terjadi hanya karena salah memisahkan cucian.
Louis Vuitton Rilis Bag Charm Ikan Taiyaki Harga 16 Jutaan, Apa Istimewanya?
Raw Denim vs Washed Denim, Sama-sama Denim Tapi Kok Beda?
Apa Itu Little Black Dress? Sejarah dan Alasan Kenapa Wajib Punya
Visible Mending VS Invisible Mending, Apa Sih Bedanya?
Pantone Standar Warna Global: Pengertian, Sistem Warna, dan Perannya di Fashion
Brand Membership, Strategi Membangun Loyalitas dan Kesetiaan Pelanggan
Jeans Belel, Tren Celana Denim yang Tak Pernah Benar-Benar Usang
Sering Lihat Gambar Smiley Face Ini? Kisah Logo Ikonik Nirvana di Kaos Dunia, Dari Grunge ke Grafis Global
Mengenal This Is April, Brand Fashion-nya Perempuan Indonesia
Christmas Sweater: Dari Rajutan Hangat hingga Ikon Budaya Pop