Bahankain.com - Catatan pada kain dapat terjadi karena beberapa factor mulai dari cacat karena produksi seperti pakan jarang, lusi jarang untuk lebih detail tentang cacat kain karena factor produksi bisa di baca dia artikel Mengenal Jenis Cacat Pada Kain. Nah kali ini kita akan membahas tentang cacat pencelupan kain (cacat warna).
Cacat warna atau color defect pada kain dapat berupa ketidakrataan (uneven) hasil pencelupan seperti tailing, spot, dots dan bleeding (sharpeness) hasil dari proses printing. Cacat warna yang terjadi luar kasus tersebur adalah deviasi warna antara batch seperti lebih muda, lebih tua, ataupun perubahan warna.
Belang (uneven color) dapat terjadi secara merata atau sebagain atau sebagian atau dapat pula terjadi karena taling yaitu warna belang merata dari warna tua sampai muda.
CREASE MARK
Crease Mark adalah cacat lipatan permanen yang disebabkan oleh tehnik celupan yang tidak baik. Cacat seperti ini ditandai dengan adanya cacat garis sepanjang kain yang permanen. Penyebab dari cacat jenis ini adalah benang lusi yang digunakan berbeda dari awal. Bisa dikarenakan nomor benang, jenis benang, twist yang tidak sama atau gabungannya. Untuk jenis cacat yang disebabkan oleh benang pakan, akan mengakibatkan pewarnaan yang berbeda secara berulang.
Cacat bitnik atau titik-titilk pada kain yang terjadi pada seluruh atau sebagian permukaan kain hal ini disebabkan karena adanya neps, slubs, pilis dan lainnya.
Berikut beberapa cara yang bisa digunakan untuk menghindari atau meminimalisir terjadinya cacat pada kain.
SPOTS DAN DOTS
Pemeriksaan spots dan dots dilakukan secara visual dengan cara memeriksa langsung adanya noda pada permukaan dyed fabric.
BLEEDING
Pemeriksaan bleeding dilakukan secara visual dengan cara memeriksa langsung adanya bleeding (blobor) pada desain printed fabric.
TAILING
Pemeriksaan tailing dilakukan secara visual dengan cara memeiksa langsung perbedaan warna sepanjang permukaan dyed fabric atau dengan cara memeriksa adanya perbedaan warna kedua ujung dyed fabric yang dipertautkan.
DEVIASI WARNA
Pengujian deviasi warna berupa warna yang lebuh muda dan lebih tua maupun perubahan corak warna dilakukan dengan cara mengukur reflektansi cahaya dari kain (spesimen kain) pada panjang gelombang maksimal menggunakan spectrophotometer.
Nilai refletansi ditransformasikan menjadi ∆ E sehingga dapat diketahui perbedaan warnanya dan digambarkan menjadi kurva reflektansi sehingga dapat diketahui perubahan hue melalui perbedaan bentuk kurva.
Terjadinya cacat warna pada kain memang akan memberikan dampak pada biaya produksi. Terlebih lagi jika kain tersebut telah dipesan oleh pelanggan, tentu akan membuat kepercayaan pelanggan berkurang karena produksi akan membutuhkan waktu lebih lagi untuk menyelesaikan pembuatan kain dengan sempurna.
Dalam hal ini, kita perlu mengetahui atau mencari solusi untuk mengurangi atau bahkan menghindari terjadinya cacat warna pada kain.