Derasnya arus perkembangan industri
4.0 membawa tumpukan perubahan yang merujuk pada digitalisasi di berbagai sektor
produksi. Dalam hal ini, teknik sablon atau printing kain termasuk salah satu bidang
yang menunjukkan perubahan signifikan. Sablon yang dulunya identik dengan pemakaian
alat-alat sederhana kini beralih ke seperangkat komputer dan mesin-mesin canggih.
Berbicara mengenai sablon sangat erat
hubungannya dengan pakaian yang dikenakan, terutama pada kaos atau t-shirt.
Sablon merupakan refleksi dari gambar maupun tulisan yang dicetak pada sebuah
kain sehingga menghasilkan tampilan yang indah. Keberadaan sablon membuat siapapun
bisa mengkreasikan desain gambar pada kaos sesuai keinginannya.
Seiring kemajuan teknologi, kini sablon dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sablon manual dan sablon digital. Teteapi hingga saat ini banyak orang masih belum bisa membedakan jenis-jenis sablon digital karena banyaknya metode yang digunakan dan hasilnya pun tak jauh berbeda.
Nah, kali ini kita akan mengulas
perbedaan sablon DTG (Direct to Garment) dan digital transfer paper
atau printing sublim.
1.
Proses printing gambar
Perbedaan paling
mendasar antara sablon DTG dan digital transfer paper terletak pada proses
pembuatannya.
Pada prinsipnya
cetak sablon DTG jauh lebih efisien dan pengerjaannya pun cenderung cepat desain gambar
bisa langsung dicetak di atas permukaan kain. Caranya dengan meletakkan kain
atau kaos diatas tray yang bergerak pada printer. Printer yang digunakan adalah
printer yang menggunakan tinta textile sehingga gambar langsung tercetak diatas
kain. Setelah itu, kain di heat press supaya tinta kering secara sempurna.
Cetak sablon
transfer paper terbatas pada kertas A4 atau A3 saja sementara teknik DTG ukuran
sablon bisa lebih fleksibel dan sesuai desain. Biasanya ukuran maksimal cetak
DTG bisa mencapai ukuran selebar kertas A2 atau A3+.
Sedangkan pada teknik sablon digital transfer paper, desain gambar
dicetak pada kertas transfer terlebih dahulu. Gambar harus diatur “mirror” kemudian
dicetak mengggunakan printer dan tinta khusus yaitu tinta sublime atau pigment.
Setelah itu, kertas diletakkan diatas permukaan kaos, lalu dimasukkan ke mesin heat
press supaya desain pada kertas transfer berpindah ke kaos ataupun kain.
2.
Media printing atau bahan kain
Selain proses cetaknya, bahan kain yang dapat dicetak oleh kedua
teknik tersebut juga berbeda lho. Metode DTG memungkinkan Anda untuk mencetak
bahan kain seperti T-shirt, cushion, jeans, katun, hingga polyester maupun
sintetis. Menariknya lagi, mesin DTG juga mampu mencetak pakaian dengan efek glow
in the dark, serta mendukung warna kain gelap maupun terang.
Sementara printing sublim hanya mampu mencetak media tertentu sehingga
tidak semua bahan kain bisa dicetak dengan proses sublimasi. Adapun material
yang bisa dicetak menggunakan teknik ini yaitu kain polyester, kombinasi polyester
dan katun. Selain itu, kaos-kaos olahraga seperti kaus jersey juga bisa
diproses menggunakan teknik digital transfer paper.
3.
Kapasitas Produksi
Dari segi kapastitas produksi sablon DTG dan digital transfer paper pun berbeda. Teknik DTG bisa mencetak kaus atau pakaian lain dalam jumlah satuan. Metode ini sangat cocok untuk Anda berencana menjual kaus dalam skala kecil dengan modal yang tidak terlalu banyak. Anda tak perlu membuat perencanaan jumlah penjualan karena hanya perlu mencetak lalu mengirimkan produk pada konsumen. Sehingga mesin DTG sangat disarankan untuk pedagang garmen dengan skala produksi kecil.
Beda dengan teknik sublimasi yang lebih sesuai untuk usaha
konveksi berskala sedang hingga besar. Contohnya yaitu kaus tim olahraga, komunitas,
jersey, dan lain sebagainya. Dengan kapasitas produksi tentu Anda harus memiliki
planning jangka panjang. Seperti membuat patokan atau minimal order 16 buah setiap
desainnya.
4.
Kualitas hasil sablon
DTG mencetak langsung di atas permukaan kain sehingga akan
menghasilkan gambar yang sama persis dengan desain yang telah dibuat. Dengan
sablon DTG akan bisa menghasilkan kaos dengan desain yang full colour hingga
gradasi tanpa mengalami kendala apapun. Hasil sablon dengan metode ini tidak
akan mudah mengelupas maupun rusak, bahkan setelah dicuci atau disetrika
berkali-kali.
Sedangkan hasil sablon digital transfer paper akan sedikit pudar
karena sebagian tinta mungkin masih tertinggal di kertas. Hal ini membuat hasil
sablon dengan transfer paper lebih mudah luntur sesudah dicuci satu sampai dua
kali. Tak hanya itu saja, metode sublime atau digital transfer paper juga kurang
sesuai untuk mencetak desain bergradasi maupun colourfull.
5.
Harga
Harga kaos
yang sablon digital transfer paper lebih murah dari kaos DTG. Karena digital transfer
paper dicetak pada material polyester yang secara notabene mempunyai harga
terjangkau. Proses sablonnya pun menggunakan tinta serta kertas transfer yang
jauh lebih murah dibandingkan tinta textile. Sehingga sablon ini lebih cocok
untuk pembuatan kaos event yang memang digunakan satu kali pakai saja.
Lain
halnya dengan sablon DTG yang kerap digunakan untuk membuat kaos distro yang
lebih mengedepankan kualitas. Walaupun harganya sedikit lebih mahal tapi
kualitas yang didapatkan juga sebanding.
Intinya, jika Anda ingin membuat kaos
sablon dengan harga yang ekonomis, teknik sablon yang cocok adalah sablon
digital transfer paper. Namun ketika mengedepankan kualitas hasil sablonan teknik
sablonnya adalah DTG meskipun harganya sedikit mahal.
Tertarik untuk memulai bisnis sablon
digital transfer paper atau printing sublim? Anda bisa mengandalkan koleksi produk
kain dari Bahankain.com. Kami menjual kain polyester dan polyester blend dengan
beragam ketebalan yang sangat cocok untuk bahan digital printing sublim.
Anda bisa cek koleksi kain kami
DISINI.
Untuk detail produk, pemesanan dan konsultasi
silahkan hubungi kami dengan klik tanda whatsapp.
Mau belanja lebih mudah dan praktis? Kunjungi online store Mekar Jaya Tekstil di Shopee dan Tokopedia, atau klik di bawah ini.