Kabupaten Kuningan sebagai penghasil peuyeum yang sangat terkenal, selain itu ternyata juga memiliki seni kerajinan batik. Batik dari kota Kuningan juga merupakan batik yang unik dan khas dari wilayah tersebut.
Dari sisi sejarahnya, tidak ditemukan adanya seni batik di daerah Kuningan. Namun batik mulai dikembangkan di Kuningan pada tahun 2006. Batik Kuningan dikenal dengan batik Paseban Kuningan. Daerah yang memproduksi batik tersebut berlokasi di daerah Cigugur. Selain desa Cigugur, terdapat juga desa lain yang menjadi sentra pembuatan batik Kuningan yaitu desa Cikubangsari.
Motif-motif batik tersebut dibuat dan dirancang oleh Pangeran Djatikusumah. Pangeran Djatikusumah melakukan penelusuran batik Paseban yang dianggap sudah punah dengan melalui pendalaman seni yang ditemukan pada relief Gedung Paseban. Tujuan dikembangkannya batik Kuningan yaitu untuk mengangkat kembali nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Kuningan.
Ciri khas dari batik Kuningan terletak pada tarikan garis yang kuat pada setiap motifnya. Keunikan lain terlihat pada motif yang besar tanpa tambahan isen-isen dengan warna gelap seperti hitam, merah hati dan biru tua.
Kuningan memang memiliki banyak beragam budaya, sejarah dan ciri khas daerah yang sudah lebih dulu dikenal seperti Kuda Kuningan, Ikan Dewa (kancra bodas), Gunung Ciremai dan Gedung Naskah Linggarjati. Dengan ciri khas yang dimiliki tersebut, dijadikanlah motif batik khas Kuningan yang tidak hanya sekedar motif, namun juga mengandung unsure filosofis tersendiri.
Ratusan motif yang sudah dibuat dengan menarik, tentu tetap mencirikhaskan kabupaten Kuningan. Berikut beberapa contoh motif batik Kuningan dan filosofinya, antara lain yaitu:
Motif Sekar Galuh
Sekar sendiri memiliki arti kembang dan galuh artinya inti kehidupan. Jadi secara filosofis, sekar galuh memiliki makna bahwa manusia hendaknya melestarikan nilai-nilai adikodrati yang telah ada sejak awal.
Oyod Mingmang
Oyod merupakan bahawa Jawa yang berarti akar. Oyod Mingmang tersebut gambaran dari rangkaian akar yang saling berkaitan sehingga membentuk suatu kekuatan yang utuh. Manusia sendiri memiliki akar kepribadian, yaitu akar budaya dan akar bangsanya masing-masing. Dari perbedaan tersebut hendaknya menjadi kekuatan untuk tidak merusak satu akar budaya dengan budaya lainnya.
Mayang Segara
Mayang segara adalah gambaran keagungan, keindahan samudera yang luas dan dalam. Mayang Segara menggambarkan bahwa manusia seharusnya memiliki keluasan hati yang bagaikan luas dan dalamnya samudera.
Motif Kuda
Batik Kuningan bermotif kuda melambangkan sifat masyarakat Kuningan yang dinamis, kreatif, sportif dan semangat untuk menegakkan keadilan. Dalam perjuangan para leluhur Kuningan, kuda tersebut sebagai sarana angkutan.
Motif-motif batik khas Kuningan tersebut kini dijadikan sebagai pakaian resmi bagi kalangan PNS maupun para pegawai swasta, bahkan para anak sekolah yang ada di Kuningan juga memiliki seragam batik dengan motif tersebut.