Kain batik merupakan
kebudayaan Indonesia yang berasal dari warisan nenek moyang yang perlu kita
lestarikan. Berbagai macam motif batik banyak hadir dari penjuru Nusantara yang
memiliki ciri khas dan filosofinya masing-masing.
Di masa saat ini batik
telah menjelma menjadi pakaian yang kembali tren di kalangan anak muda, karena mereka
dapat menggunakan batik dalam acara-acara tertentu yang memiliki makna khusus. Batik
pun dianggap memiliki filosofi yang mendalam, seperti halnya dengan motif batik
yang memiliki makna unik yaitu motif batik Garutan.
Garutan sendiri merupakan
nama batik yang berasal dari Kabupaten Garut. Kota Garut terletak di Jawa Barat
pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, dan dikeliling gunung
Papandayan, Guntur, Cikuray serta gunung Karacak.
Batik garutan termasuk ke
dalam batik priangan dan juga batik pesisir. Pada tahun 1967 sampai dengan
tahun 1985 batik garutan menglami puncak kejayaan. Namun semakin pesatnya batik
printing dan kurangnya minat dari generasi penerut untuk belajar membatil,
membuat batik garutan mengalami penuruan.
Pembuatan batik tulis
asal Garut memerlukan waktu yang cukup lama, namun memiliki nilai yang tinggi
karena dibuat oleh para pengrajin batik tulis. Ada empat cara dalam pembuatan
batik garutan yaitu batik tulis, batik cap, kombinasi keduanya, dan batik
print.
Pada umumnya, kain batik garutan
digunakan untuk kain sinjang, tetapi ia berfungsi juga untuk memenuhi kebutuhan
sandang dan lainnya. Bentuk dari motif batik garut merupakan cerminan dari
kehidupan sosial budaya dan adat istiadat orang Sunda. Sebagai ciri khas ragam
hiasnya, motif batik garutan dihadirkan berbentuk geometrik. Selain berbentuk flora
dan fauna, motif batik garut mengarah ke garis diagonal dan bentuk kawung atau
belah ketupat. Warna batik didominasi oleh warna krem dan dipadukan dengan
warna-warna cerah lainnya yang merupakan karakteristik khas batik garutan serta
corak-coraknya yang tegas serta warna kekuningannya yaitu gumanding.
Batik garutan juga
memiliki beberapa motif yang khas, seperti:
1. Motif Bulu Hayam (Bulu Ayam)
Sumber: www.jelajahgarut.com
Motif
batik dibuat dan terinspirasi dari kondisi alam sekitarnya, seperti flora dan
fauna sehingga pengrajin batik membuat motif bulu ayam. Motif ini dikreasikan
dengan menambah motif geometris diagonal untuk pemanis. Tidak jarang terdapat
tambahan motif berupa bunga yang diberikan warna alami cerah dan kalem.
2. Motif Garutan Lereng
Sumber: www.jelajahgarut.com
Motif
garutan lereng menggambarkan lerengan yaitu miring atau diagonal. Pola motifnya
pun biasa bentuk garis, lingkaran, titik hingga ada ornamen bunga maupun
tanaman.
3. Motif Cupat Manggu
Sumber: www.jelajahgarut.com
Motif
cupat manggu terinspirasi dari buah-buahan yaitu buah manggis. Buah manggis
merupakan hasil perkebunan kota Garut. Para pengrajin batik di Indonesia cukup
kreatif dan inovatif dalam menghasilkan motif batik yang terinspirasi dari
kondisi alam sekitarnya.
4. Motif Merak Ngibing (Burung Merak Menari)
Sumber: www.jelajahgarut.com
Indahnya
burung merak tentu menjadi lirikan setiap orang, apalagi jika dituangkan dalam
bentuk motif batik dan dikenakan sebagai sandang tentu menjadi nilai tersendiri
bagi pengguna batik tersebut. Motif batik ngibing menggambarkan sepasang burung
merak yang sedang menari, bulu-bulu indahnya mekar terbuka dan berwarna-warni.
Nah, berikut tadi mengenai sejarah batik garutan serta macam-macam motifnya. Tentu diharapkan bari generasi muda saat ini harus melestarikan warisan budaya nenek moyang kita agar tidak punah dan diakui oleh orang lain.