Proses reaching atau biasa yang dikenal sebagai proses pencucukan
merupakan salah satu proses rangkaian dari proses persiapan pertenunan. Proses persiapan pertenunan dilakukan sebelum
proses pertenunan berlangsung, berawal dari proses re-winding, kemudian
dilakukan proses winding, kemudian mixing, lalu berlanjut ke proses sizing dan
kemudian dilakukan proses reaching.
Reaching atau pencucukan adalah proses memasukkan setiap helai benang
lusi dari beam ke dropper, gun, dan sisir tenun secara berurutan sesuai pola
yang sudah ditentukan. Proses ini dilakukan secara manual, dalam arti tidak
menggunakan mesin yang secara otomatis mengerjakan karena proses yang dilakukan
cukup sederhana dan mudah. Proses ini dibagi menjadi dua antara lain cucukan
plat dan cucukan kamran. Untuk anyaman kain polos cucukan kamran dilakukan pada
cucukan pinggiran kain. Sedangkan bagian badan kain menggunakan cucukan plat.
Untuk mengerjakan suatu jenis kontruksi kain tertentu, ukuran sisir harus
sesuai yang ditentukan yaitu tetal lusi dikurangi 4.
Input pada proses reaching
adalah:
1.
Rencana proses dari PPIC.
2.
Beam tenun yanag sudah dikanji.
Urutan proses reaching
dijelaskan sebagai berikut:
·
Persiapan alat dan area reaching stand.
·
Kondisi hanger stand minimal 3 pcs.
·
Pastikan penjepit benang harus tersedia dan digunakan.
·
Gun (heald) harus bebas dari karat dan tidak patah/rusak.
·
Pastikan posisi gun (heald) tidak terbalik.
·
Kondisi dropper harus bersih dan tidak boleh bengkok.
· Pastikan dropper harus sesuai dengan Ne benang dan konstruksi serta
panjang dropper harus sama.
· Pastikan rell dropper dan rell gun tidak bengkok atau rusak dan harus
dipasang stopper.
· Pastikan rell dropper dan rell gun panjangnya sesuai dengan standar pada
mesin.
· Pastikan reed (sisir) sesuai kontruksi atau kebutuhan.
· Pastikan reed (sisir) tidak terjadi cacat/ patah, kotor, dan berkarat.
· Pastikan reed (sisir) sesuai lebar efektif kain/reed spaces dan
diberikan tanda
Menyiapkan beam.
· Naikkan beam ke reaching stand sesuai perencanaan.
· Pasang klem (penjepit) ujung benang dan tarik ke arah klem reaching
stand.
· Pastikan sheet benang rata dan plester tidak boleh lepas.
·
Posisi plester kedua di atas reaching stand.
· Lakukan penjepitan benang kemudian diadjust, pastikan tension kiri,
tengah, kanan rata.
· Sisa benang di bawah penjepit pastikan dipotong kurang lebih 15 cm dari
klem bawah yang ada di mesin.
·
Pasang gun dan dropper sesuai kebutuhan kontruksi.
· Siapkan mesin raching dan magnet dropper serta blade (denting hook)
pastikan kondisi mesin bersih.
Operasional mesin reaching
· Pastikan cucukan diawali dari sebelah kiri.
· Pastikan urutan dan jumlah cucukan benang pinggiran sesuai standar.
· Pastikan urutan cucukan dasar (badan kain) sesuai standar.
· Pastikan pengambilan benang urut, tidak boleh silang
· Pastikan pengambilan benang helai demi helai (tidak boleh dobel) untuk
badan kain.
· Khusus untuk pinggiran pengambilan benang sesuai standar.
· Pastikan penyisiran sesuai standar dan urut, tidak boleh salah lubang
sisir.
· Pastikan hasil penyisiran sesuai dengan perhitungan reed spaces.
Dopping beam hasil cucuk.
· Cek hasil pencucukan dan penyisiran pastikan tidak ada komplain dari
tenun.
· Pastikan rell gun dan rell dropper dipasang stopper.
· Sebelum ditali simpul, pastikan ujung benang depan sisir ditarik
sepanjang 30-35 cm.
· Pastikan tali simpul benang setiap 10 cm dan sesuai standar cara
penaliannya (meliputi dropper dan gun).
· Pastikan benang yang akan digulung di sisir sebanyak 3 kali gulungan.
· Pastikan penempatan gun, dropper, sisir diberi alas kain sehingga tidak
menyentuh benang yang ada di beam.
· Apabila beam tidak penuh pastikan menggunakan papan pengaman sehingga
sisir, gun, droper tidak melengkung/ rusak.
· Pastikan diikat antara gun, dropper, sisir dengan benang pada beam.
· Pastikan menurunkan beam dengan hati-hati.
Adapun output yang
diharapkan dari proses reaching yaitu :
a.
Beam tenun telah cucuk
b.
Cucukan tidak boleh silang.
c.
Tidak boleh ada benang tersisa / tidak tercucuk.
d.
Jumlah pinggiran harus sesuai ketentuan.
e.
Tidak boleh salah cucuk.
f.
Menjaga ketersediaan stok beam tenun telah cucuk.
Selanjutnya beam yang telah dicucuk dikirim ke area stock
beam tenun (area transit).