Pengujian serat tekstil meliputi proses pengujian, pengamatan dan juga evaluasi pada serat tekstil yang sesuai dengan standar prosedur dan ketentuan untuk dapat memperoleh data-data untuk keperluan tertentu. Pengujian serat tekstil dapat dilakukan 3 cara, yaitu:
• Pengujian secara visual
Pengujian secara visual dilakukan dengan cara mengamati, meraba, atau mengepal sehelai kain yang belum sepenuhnya dietahui sifat-sifat dari kain yang sesungguhnya. Dari beberapa hasil pengamatan yang dilakukan secara visual dapat diperoleh data sebagai berikut:
1. Panjang serat
2. Kekuatan serat
3. Kehalusan serat
4. Kilau serat
5. Keriting serat
6. Daya lentur
7. Daya serap air dan udara
8. Jenis serat
• Pengujian secara pembakaran
Uji pembakaran dapat dilakukan untuk mengetahui jenis serat dengan mengamati karakter serat pada saat atau setelah dilakukan pembakaran.
- Serat protein
Serat-serat yang mengandung protein seperti wol, rambut atau bulu binatang yang lainnya, serta serat sutra akan segera mengeriting dan meleleh. Nyala api merambat dengan lambat, kemudian meninggalkan butiran abu berwarna hitam yang lembut padat dan dapat hancur. Bau yang ditimbulkan seperti rambut yang terbakar. Serat wol akan padam saat sumber apinya dialihkan.
- Serat selulosa
Jenis-jenis serat selulosa meliputi linen/flax, katun dan rayon. Pada saat dilakukan uji pembakaran, nyala api akan merambat dengan cepat dan berbau seperti kertas yang terbakar. Abu yang ditinggalkan lembut seperti bedak. Serat rayon akan terbakar tanpa menyala maupun meleleh, sehingga tidak akan menimbulkan butiran seperti plastik.
- Serat asetat dan serat sintetis
Serat asetat saat dilakukan uji pembakaran akan meleleh dan meninggalkan butiran abu berwarna hitam. Mempunyai bentuk yang tidak rata, rapuh serta meninggalkan bau seperti asam cuka. Serat poliester pada saat dilakukan uji pembakaran serat akan mengerut dengan api. Kemudian lelehannya meninggalkan butiran bulat yang keras berwarna abu-abu atau coklat dan mempunyai bau seperti plastik terbakar.
Pengujian lain yang dapat dilakukan pada serat asetat adalah menggunakan larutan aseton (cairan yang biasanya digunakan untuk membersihkan kutek kuku). Aseton akan menghancurkan serat asetat dan melarutkannya.
• Pengujian dengan perabaan
Kain yang diraba terasa halus mengindikasikan kain tersebut mempunyai permukaan yang rata. Pengujian dengan teknik meraba ini dibagi menjadi 2 yaitu:
- Yang dapat diraba (tactile)
Perubahan yang terdapat pada permukaan bahan dikarenakan pengaturan dari benang-benang individual tenunan atau rajutan dapat dirasakan kulit. Dengan teknik perabaan seperti ini dapat merasakan lembut dan kasarnya bahan, atau kaku dan jatuhnya bahan.
- Yang dapat didengar (audibel)
Gesekan yang terjadi antara permukaan bahan yang saling bergesekan sehingga menimbulkan suara. Misalnya adalah gemersik dari kain sutra taffeta.
Demikian artikel mengenai pengujian serat tekstil dengan pengujian secara visual, pengujian secara pembakaran, dan pengujian dengan perabaan. Terima kasih atas perhatiannya semoga informasi tersebut dapat bermanfaat untuk anda.