Secarik kain yang berfungsi menutup bagian dada hingga pusar dan dipakai dengan cara dililitkan, itulah kemben atau kemban. Selain menarik dari segi penampilan, ternyata kemben yang dipakai oleh perempuan Indonesia juga menyimpan beragam fakta unik, lho.
Apa sajakah itu? Simak pembahasan berikut ini ya!
Sebagian besar masyarakat Jawa Kuno masih bertelanjang dada, termasuk kaum wanita. Bukan karena tidak punya nilai kesopanan, tetapi memang sudah menjadi adat. Akan tetapi, sebagian besar darj mereka juga belum mampu membeli baju ataupun kain yang pada saat itu harganya masih sangat mahal. Apalagi untuk masyarakat pribumi.
Kain penutup atau kebaya adalah
sesuatu yang mewah dan hanya mampu dibeli oleh keluarga kerajaan atau kaum bangsawan.
Layaknya busana modern lain, busana tradisional selalu mempesona dan menyimpan beragam fakta menarik yang sayang untuk dilewatkan.
Berikut beberapa diantaranya:
1.
Menjadi simbol status sosial
Mengingat harga kain jaman dulu sangatlah mahal. Kain kemben
menjadi salah satu penanda kelas sosial. Khususnya bagi perempuan berdarah
kerajaan di era Maja pahit hingga Kesultanan Mataram.
2.
Memiliki sebutan yang beragam
Berdasarkan motifnya, kemben mempunyai sebutan yang
berbeda-beda antara lain yaitu:
·
Sindangan yaitu kemben dengan corak berpola
wajik di bagian tengah.
·
Blumbangan merupakan jenis kemben yang bermotif segi
empat di bagian tengah
·
Byur ialah jenis kemben dengan corak hiasan menyeluruh
di badan kain.
3.
Sebagai penggganti bra atau kutang
Mayoritas wanita Jawa Kuno mengenakan kemben bersama kain jarik sebagai busana penutup tubuh bagian bawah. Kain kemben berfungsi menutup bagian pinggang sampai batas atas payudara.
Di daerah Bali dan Jawa Tengah, kemben menjadi pengganti bra atau kutang sebelum mamakai kebaya. Tradisi ini berlaku untuk seseorang yang hendak masuk ke wilayah keraton atau menghadiri acara-acara adat.
Baca Juga:
Cara Memakai Jarik Wiron Untuk Laki-laki Dan Perempuan, Beda Loh!
4. Dipercaya bisa menjaga bentuk tubuh ideal
Kemben dipercaya bisa menjaga bentuk tubuh wanita, khususnya dada hingga pinggul jadi lebih indah. Karena faktanya, melilitkan dan menarik kencang kain kemben akan membuat dada serta perut terasa sesak hingga sulit bernapas.
Kalau makan terlalu banyak, otomatis kita makin kesulitan
bernapas. Mau tidak mau para pemakai kemben harus berhati-hati saat makan dan senantiasa
menjaga porsi makan.
Beda cerita jika memakai busana-busana longgar seperti
daster dan gamis. Tak akan ada tekanan, baik di dada maupun perut. Makan pun
lebih leluasa tapi pertumbuhan badan jadi kurang terkontrol.
5. Jadi inspirasi kebaya kutu baru
Dahulu kebaya digunakan tanpa kancing atau peniti
sehingga kemben terlihat jelas. Untuk menjaganya agar tidak lepas, kebaya diselipkan
pada kemben. Cara memakai kemben dan kebaya inilah yang dipercaya menjadi awal
mula terciptanya busana dengan bef di bagian tengah depan atau lebih dikenal
sebagai kebaya kutu baru.
6.
Awalnya dibuat secara manual
Masyarakat Jawa Kuno menggunakan bahan-bahan alami dan
diolah sendiri untuk membuat kain kemben. Bahan baku kemben antara lain:
·
Khambak/kapas sebagai material dasar pembuatan benang,
·
Pantis/lilin sarang lebah untuk meregangkan
benang
·
Akar serai wangi untuk mengawetkan benang
·
Daun sirih untuk membuat warna kulit tidak
luntur
·
Pewarna alami dari sabut kelapa, dedaunan maupun
kulit kayu.
7. Kini digunakan sebagai kostum tari
Saat ini, kemben masih sering dipakai para penari wanita
khususnya untuk tarian bergenre klasik dan kreasi tradisi. Sekarang penggunaan kemben
lebih diutamakan sebagai penyempurna bentuk tubuh. Nah, buat kamu yang ingin terlihat
lebih langsing dalam sekejab mata, kain kemben atau stagen adalah opsi paling
aman.
8.
Dipakai oleh abdi dalem
Abdi dalem Keraton Ngayogyakarta menggunakan kain dodot (nama lain kemben) dalam selama berada di wilayah keraton. Uniknya, kain kemben Jogja ini dibalutkan ke tubuh mulai dari bawah ketiak hingga batas mata kaki.
Baca Juga:
Makna Busana Dodotan Jawa Yang Dipakai Pasangan Kaesang-Erina Saat Prosesi Ngunduh Mantu
9.
Baju sehari-hari masyarakat baduy
Selain busana abdi dalem, perempuan dari beberapa suku
di Indonesia juga banyak yang memakai kemben. Contohnya yakni suku baduy luar
maupun dangka yang bermukim di wilayah Banten. Kemben Banten papling banyak
berbahan dasar kain katun dengan motif hias khas berupa garis-garis
bersilangan.
10.
Penggunaan kemben modern
Pengen tampil dalam balutan busana tradisional tapi
dengan sentuhan modern? Kamu bisa memadukan kemben atau stagen dan jas maupun busana
luaran (outer) bergaya kekinian. Modern ini, banyak model kemben polos yang juga cocok dikenakan bersama outer batik atau bolero.
Meski tak bisa dibayangkan, betapa rempongnya mengenakan kemben.
Tetapi sebagai penunjang style, mengenakan kemben lalu dipadukan bersama bolero
atau baju luar. Bagian dada dibiarkan terbuka sehingga kain kemben terlihat rapi
dari depan dada. Perbedaan warna atau corak dengan baju luarnya akan menciptakan
kesan lebih elegan.
Itu dia 10 fakta menarik yang
tersembunyi dalam balutan kemben, simbol kecantikan wanita Indonesia. Siapa sangka
dibalik pesona dan peran pentingnya dalam sejarah busana masa lalu, kemben memiliki
berbagai fungsi yang tak kalah penting.
Nah, jika Sahabat Bahankain
sedang mencari kain katun untuk batik, kain jarik ataupun kemben, Bahankaincom bisa
menjadi alternatif terbaik. Kami mempunyai koleksi kain putihan (mori) berkualitas
dengan beragam spesifikasi dan karakteristik. Satu diantaranya yaitu mori primis cap Bedhaya yang kerapkali digunakan para pengrajin batik.
Silahkan cek koleksi kami di
Kategori Produk.
Atau konsultasikan langsung kebutuhan Anda pada Customer Service kami dengan klik icon whatsapp.
Belanja lebih mudah di online store Mekar Jaya Tekstil yang tersedia di Shopee dan Tokopedia.