Kain penutup kepala bernama
keffiyeh menjadi salah satu simpol perlawanan rakyat Palestina terhadap
kekejaman Israel. Para pejuang dan pendukung kemerdekaan negara tersebut juga
menjadikan sorban berwarna hitam putih sebagai lambang solidaritas mereka.
Bermodalkan bendera Palestina dan
keffiyeh, banyak masyarakat di berbagai negara termasuk Indonesia menyuarakan
kecaman terhadap serangan zionis yang tidak berperikemanusiaan. Mereka turun ke
jalan-jalan kota dan melakukan demonstrasi mendukung kemerdekaan rakyat
Palestine.
Lantas, bagaimanakah awal mula penggunaan
keffiyeh sebagai bagian dari perjuangan warga Palestina? Lalu, kenapa warna
hitam putih ini menjadi ‘bendera tak resmi’ negara tersebut? Berikut ulasannya!
Keffiyeh merupakan syal berwarna hitam-putih dengan motif kotak khas Palestina yang biasa digunakan sebagai sorban penutup kepala. Tak kurang dari 75 tahun lamanya, keffiyeh atau scarf dipakai oleh kaum pria di pedesaan Palestina. Kain segiempat berukuran 120 cm x 120 cm ini dilipat secara diagonal membentuk pola segitiga dan diletakkan di atas kepala. Fungsinya untuk melindungi diri dari cuaca dingin, panas matahari, pasir, sekaligus penyeka keringat.
Saat negara-negara Arab melakukan
pemberontakan melawan pemerintahan kolonial Inggris pada tahun 1936-1939, pejuang
Palestina menutupi wajah dengan keffiyeh. Hal tersebut dilakukan untuk
menyembunyikan identitas mereka dan menghindari penangkapan musuh. Sejak saat
itu, keffiyeh tidak lagi sebatas busana pekerja desa tetapi juga tanda persaudaraan
rakyat Palestina.
Ciri khas keffiyeh terletak pada
motif mirip garis dan kotak hitam di atas kain katun berwarna putih. Diantara
berbagai interpretasi corak keffiyeh yang paling populer adalah jala ikan,
garis dan daun zaitun. Maknanya yaitu:
1.
Jala
Motif jala menggambarkan keterikatan serta
ketergantungan. Jaring untaian tunggal lebih mampu menggenggam jadi sesuatu
lebih besar dan kuat. Pola tersebut melambangkan hubungan antara pelaut
Palestina dan Laut Mediterania. Wilayah negara tersebut membentang dari Sungai
Yordan di sebelah timur Tepi Barat hingga Laut Mediterania barat.
2.
Garis geometris
Di bawah motif jaring terdapat garis geometris tebal
yang merepresentasikan rute perdagangan melintasi Palestina.
3.
Daun zaitun
Zaitun merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan
kuliner, sodial dan ekonomi Palestina. Pola daun zaitun pada keffiyeh
melambangkan kekuatan, ketahanan serta ketekunan warga Palestina.
Kemunculan Mandat Britania pada
tahun 1930an untuk Palestina membuat kufiya atau keffiyeh beralih fungsi.
Sorban ini menjadi identitas bangsa Palestina dan dikenakan oleh para
pemberontak yang berusaha melawan British Mandate. Mereka beramai-ramai
mengenakan scarf tersebut untuk mengecoh orang Britania agar sulit
mengidentifikasi kaum revolusioner.
Kain keffiyeh resmi menjadi
simbol dukungan untuk Palestina di dunia global pada 1960-an ketika Presiden
Palestina, Yasser Arafat memakainya di ruang publik. Ia selalu menutupi kepalanya
menggunakan keffiyeh dan membiarkan pinggirannya tersampir di bahu kanan.
Model tersebut menunjukkan bentuk
peta Palestina sebelum diambil alih oleh Israel. Sedangkan di kalangan
perempuan, ada seorang pejuang kemerdekaan bernama Leila Khaled memakai
keffiyeh sebagai jilbab. Dari situlah, masyarakat di negara-negara lain mulai
ikut serta memberi dukungan pada Palestina dengan keffiyeh dan berlanjut sampai
hari ini.
Kini, keffiyeh kerap digunakan para
aktivis HAM, pengunjuk rasa hingga selebritas dunia melampaui batasan gender,
agama dan kebangsaan. Pemakaiannya pun tidak hanya di kepala tetapi menutupi
sebagian wajah (seperti niqab), disampirkan di bahu atau disimpulkan di dada.
Itulah awal mula penggunaan
keffiyeh dalam sejarah perjuangan Palestina serta maknanya. Semoga bermanfaat
ya!