Banyuwangi tak hanya kaya akan
destinasi wisata, tetapi juga ragam batik khas daerah. Setidaknya ada tujuh
motif batik yang paling terkenal dari Bumi Blambangan. Ketujuh motif tersebut
punya ciri khas batik pesisiran yang menggambarkan unsur-unsur lingkungan
berupa flora maupun fauna dengan warna-warna mencolok.
Diantara motif yang paling terkenal yaitu gajah oling yang jadi identitas masyarakat Banyuwangi. Belalai gajah melambangkan karakter kuat sedangkan istilah ‘oling’ merujuk pada hewan belut. Corak ini merupakan simbol keuletan warga Banyuwangi.
Sumber: https://inspirasipagi.id/
Sejarah batik Banyuwangi dimulai
saat Blambangan berhasil ditaklukkan oleh Mataram. Peristiwa itu terjadi pada
masa pemerintahaan Sultan Agung tepatnya tahun 1633. Berawal dari banyaknya
anak muda Blambangan yang dibawa ke pusat pemerintahan Mataram Islam di Plered,
Kotagede untuk belajar membatik. Hingga akhirnya batik menjadi identitas
penaklukan terhadap budaya yang dilingkupinya.
Lebih dari 40 motif batik asli
Banyuwangi yang telah diakui secara Nasional. Diantara banyaknya variasi
tersebut, setidaknya ada 7 yang paling terkenal yaitu:
1.
Motif gajah oling
Gajah oling merupakan motif batik tertua dan paling terkenal dari Banyuwangi. Batik dengan ciri khas berupa corak menyerupai belalai gajah ini mudah kita temukan di seragam kerja resmi pegawai penerintah Banyuwangi. Konon kabarnya gajah oling juga sudah Go International lho.
Dari namanya kita bisa memaknai corak batik tersebut.
Kata ‘gajah’ merujuk pada sesuatu yang besar, sedangkan maksud dari ‘oling’
adalah eling atau mengingat. Jadi, secara filosofis batik gajah oling bermakna mengingat
pada Tuhan Yang Maha Besar.
2.
Batik paras gempal
Batik paras gempal juga termasuk deretan motif
Banyuwangi yang cukup populer. Desain coraknya sangat simpel sehingga lebih
mudah dipadupadankan. Adapun kata paras berarti kuat, gempal berarti runtuh. Jadi,
batik ini dapat dimaknai bahwa sekeras-kerasnya hati seseorang, ia akan bisa
luluh jika diberi kasih sayang.
3.
Batik kangkung setingkes
Motif batik kangkung setingkes merepresentasikan
kondisi agraris Banyuwangi. Ciri khas batik ini menggambarkan corak seikat kangkung.
Seperti kita tahu, kangkung adalah tanaman liar yang mudah tumbuh subur. Saat dimasak pun rasanya juga enak dan mengandung banyak manfaat. Kangkung diikat menggunakan seutas tali melambangkan sebuah kesatuan ditengah berbagai perbedaan.
Baca Juga:
Mengenal 6 Teknik Membatik Yang Paling Populer Dan Sering Digunakan
4.
Batik kopi pecah
Salah satu hasil bumi dari kabupaten Banyuwangi adalah
kopi robusta. Itulah yang melatarbelakangi terciptanya motif batik kopi pecah
sebagai gambaran akan makna perjuangan serta pengorbanan. Setelah biji kopi
pecah, maka aroma harum akan muncul.
Corak kopi pecah pada kain batik mengekspresikan kaum
wanita dari Suku Using yang menumbuk kopi dengan lesung. Namun, sebelum itu
sudah ada perjuangan memetik, menjemur, sangrai dan rela dipecah untuk
mengeluarkan keharumannya.
5.
Batik Galaran
Motif galaran mengisahkan proses pembuatan galaran
yaitu sejenis alas duduk atau tempat tidur dari bambu. Secara tidak langsung,
corak ini menunjukkan bahwa orang Banyuwangi memiliki jiwa kreativitas tinggi. Seperti
halnya di daerah Gintangan, Rogojampi yang dikenal sebagai penghasil aneka
kerajinan berbahan dasar bambu.
6.
Motif manuk kecaruk
Corak ini memvisualkan dua ekor manuk (burung) yang
bertemu di sebuah ranting dan saling berhadapan. Pertemuan tersebut menyiratkan
makna kasih sayang, persahabatan, keindahan serta kelestarian lingkungan.
Manuk bermakna burung, sedangkan kecaruk berasal dari
Bahasa Using dan bermakna sebuah pertemuan yang tidak disengaja.
7.
Jajang Sebarong
Keindahan motif jajang sebarong bermakna persatuan dan
perdamaian di Banyuwangi. Dalam bahasa suku using istilah jajang berarti bambu.
Sedangkan kata sebarong dalam Bahasa jawa merujuk pada serumpun bambu.
Jajang sebarong juga menjadi simbol persaudaraan yang kuat. Seperti kata pepatah Jawa, ‘ojo ngerubuhaken jajang sebarong’ (janganlah merobohkan bambu satu rumpun). Artinya seolah mengisyaratkan pengingat agar masyarakat, khususnya warga Banyuwangi menghindari tindakan yang bisa merusak kekerabatan dan jalinan silaturahmi.
Baca Juga:
Macam-Macam Metode Canting Pada Pembuatan Batik Cap
8.
Batik gedegan
Sesuai namanya, corak utama batik gedegan
menggambarkan pola anyaman bambu yang dalam Bahasa jawa disebut ‘gedeg’. Bentuk
motifnya sangat sederhana yakni berupa garis-garis melintang yang saling
bertabrakan. Biasanya juga dikombinasikan dengan ornament lain sebagai
pelengkap.
Masyarakat Banyuwangi mengenal batik gedegan sebagai simbol
kekuatan serta persatuan. Makna tersebut tergambar dari bertemunya rajutan vertical
dan horizontal hingga membentuk lembaran gedeg yang utuh. Bambu melambangkan
kekuatan karena akarnya mampu memperkuat struktur tanah di sekitar tempat dia
tumbuh.
Itulah 8 motif batik Banyuwangi
yang paling populer.serta makna tersembunyi di dalamnya. Keindahan motif-motif
tersebut harus senantiasa dijaga dan dilestarikan. Ingat ya, batik adalah salah
satu identitas bangsa Indonesia. Karya dan budaya kita adalah milik kita,
jangan sampai hilang apalagi jatuh ke tangan orang lain. Yuk, lestarikan budaya
membatik dan bangga pakai batik!
Tak harus ahli, tapi setidaknya
kita paham cara-cara membatik. Dimulai dari pemilihan bahan kain yang berkualitas
dan sesuai kebutuhan. Apakah harus memilih kain katun putihan (mori), sutra
atau kain-kain alami lain. Baik kain bermotif dobby yang unik ataukah kain beranyaman
plat yang lembut dan halus.
Yang pasti, jenis-jenis kain
tersebut bisa Anda dapatkan di Bahankaincom. Langsung saja cek koleksi kain
untuk Bahan Batik kami di Kategori Produk.
Jangan lupa, konfirmasikan
pesanan Anda dengan menghubungi Customer Service kami.
Mau belanja via Shopee atau Tokopedia juga bisa lho.