Cutting merupakan salah satu
tahapan yang paling krusial dalam pembuatan pakaian, terutama di industri
garmen. Pemotongan kain harus sesuai dengan pola dan ukuran rancangan kertas
marka. Ketepatan dan keakuratan proses ini sangat penting karena akan mempengaruhi
kelancaran produksi serta hasil akhirnya.
Ada beberapa langkah dasar yang
perlu dipahami dalam tahapan cutting di industri garmen. Berikut pembahasannya!
Proses cutting di industri garmen
dapat didefinisikan sebagai proses pemotongan kain mengikuti kertas marka atau
pola yang ada pada kain. Tahapan ini berdampak produktivitas dan kualitas pada
proses sewing serta hasil akhir (finishing).
Sehingga mekanismenya dipantau langsung oleh supervisor guna memastikan
kesesuaian serta capaian target harian.
Kapasitas departemen cutting disesuaikan dengan kebutuhan target harian dari line sewing. Sebelum proses pemotongan bagian Quality Control akan melakukan pemeriksaan dan pengawasan kualitas komponen untuk meminimalisir kesalahan.
Proses pemotongan kain di Industri garmen terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:
1.
Marking
Pemotongan kain di industri garmen dimulai dari proses marking, yaitu menyalin pola pada kain setelah grading. Dalam proses ini, marker disusun sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan panjang dan lebar kain serta orientasi motif. Tujuannya yaitu untuk mempermudah proses cutting agar hasilnya sesuai rancangan pola dan meminimalkan sisa potongan.
Market tersebut disusun dan diatur menggunakan software khusus (Computer-Aided Design atau CAD) untuk mengetahui berapa size yang bisa masuk dalam 1 marker serta kebutuhan kain. Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam peletakan setiap komponen marker. Terutama pada kain-kain motif atau bercorak. Orientasi dan arah pola marker harus mengikuti arah konstruksi serta kesesuaian pada kain tersebut.
2.
Spreading
Berlanjut ke tahapan spreading, yakni penggelaran kain
di meja cutting hingga mencapai jumlah tumpukan tertentu. Bertujuan
mempersiapkan kain agar siap dipotong sesuai marker sekaligus melancarkan
cutting. Proses ini bisa dilakukan secara manual atau menggunakan mesin
spreader otomatis.
Mesin spreader dapat menggelar kain secara presisi sesuai ukuran yang dibutuhkan, sementara metode manual memerlukan lebih banyak waktu dan tenaga kerja. Proses ini juga melibatkan berbagai peralatan seperti meja potong, penjepit bahan, dan pemberat untuk memastikan kain tetap stabil selama penggelaran. Di industri besar, mesin spreader digunakan untuk efisiensi waktu dan ketepatan penggelaran. Selanjutnya, marker ditempatkan di atas tumpukan kain guna mempermudah saat proses pemotongan.
Baca Juga: |
3.
Cutting
Cutting adalah proses memotong kain
sesuai pola kertas marka atau mengikuti rancangan pola pada kain. Kemudian, kain bisa
dipotong menggunakan peralatan manual seperti gunting kain dan gunting listrik
ataupun dengan mesin potong otomatis.
Namun, mengingat kapasitas
produksinya yang besar, mesin potong untuk industri garmen cukup bervariasi.
Mulai dari mesin potong KM, band knives untuk sisa kain serta TSC MO 169 yaitu
mesin khusus potongan lurus.
4. Bundling
Setelah dipotong, tiap potongan
kain diberi keterangan komponen pakaian sesuai bagian dan ukurannya. Tahapan
ini disebut bundling yang bertugas mengkategorikan tiap potongan kain dari pola
pakaian. Tujuan bundling yaitu untuk membedakan bagian pakaian maupun size
sehingga memudahkan pendistribusian ke masing-masing line.
Setiap bundle dilengkapi detail
informasi ukuran, jenis kain, dan keterangan komponen. Kemudian tiap komponen tersebut
diberi nomor atau label sesuai spesifikasi. Proses bundling memungkinkan
proses distribusi yang minim kesalahan ukuran ataupun bagian.
Sistem bundling dilakukan karena
perusahaan garmen tidak hanya memproduksi satu jenis pakaian tetapi juga
membuat berbagai jenis produk sesuai pesanan konsumen. Pengelompokkan ini hanya
diterapkan pada produksi skala besar, sedangkan untuk jumlah kecil tidak begitu
diperlukan.
5. Numbering
Tahap paling akhir di bagian
cutting adalah numbering, yakni pemberian nomor di setiap komponen sesuai
urutan. Penomoran ini penting untuk memastikan setiap komponen agar mudah
dikenali selama proses jahit, terutama jika terdiri dari berbagai variasi
ukuran. Nomor tersebut bisa diberikan di setiap bagian pakaaian sesuai urutan
sehingga mekanisme assembly di
departemen sewing berjalan lancar.
Numbering dilakukan dengan menomori tiap
potongan kain yang sudah di bundle.
Proses ini memerlukan ketelitian karena tiap nomor menentukan komponen dan tiap
komponen butuh perlakuan berbeda. Setelah pemberian nomor barulah komponen kain
dikumpulkan pada satu bundle dan diserahkan ke divisi penjahitan.
Itulah tahapan
proses cutting yang umum diterapkan dalam industri garmen. Butuh lebih banyak
kejelian dan ketelitian ketika memotong kain-kain bermotif, khususnya
kotak-kotak. Lebih baik tentukan dulu motif bagian depan dengan memotong bagian
panel depan agar tetap matching. Semoga informasi ini bermanfaat ya!
Bicara soal garmen,
Bahankaincom juga bisa menjadi supplier kain-kain berkualitas untuk industri
garmen, lho. Kami menyediakan berbagai jenis kain berkualitas dengan beragam spesifikasi
dan variasi warna. Mulai dari bahan pakaian, seragam, fashion, tas, jaket serta
keperluan lainnya.
Mau cari kain
apa, nih? Langsung aja cek di Kategori Produk kami.
Atau langsung
hubungi Customer service kami untuk solusi kebutuhan terkstil Anda dan dapatkan
penawaran terbaiknya!