Penggemar olahraga tentu tidak
asing dengan sepatu running dan sepatu training. Yups, sepatu merupakan
perlengkappan yang wajib digunakan saat melakukan latihan fisik, di dalam
maupun luar ruangan. Meski sama-sama digunakan untuk aktivitas olahraga, tapi
sepatu running dan sepatu training itu berbeda lho.
berlari di jalan setapak di luar
ruangan, atau di atas treadmill, Anda sangatlah penting Mengenakan sepatu yang
sesuai dengan gaya lari. Namun, tidak semua sepatu olahraga itu sama. Pelajari
perbedaan sepatu lari dan sepatu latihan di bawah ini.
Memilih sepatu bukan hanya soal
warna atau gaya tetapi juga kenyamanan, kemanan, serta kesesuaiannya dengan
aktivitas yang akan dilakukan.
1. Desain Sol yang Berbeda
Mengingat
fungsinya berbeda, sepatu training dan running punya desain sol yang berbeda.
Sepatu lari didesain dengan struktur sol yang lebih tebal di bagian tumit untuk
menyerap benturan saat kaki menghantam permukaan ketika berlari. Sedangkan, sol
pada training shoes cenderung lebih datar dan fleksibel yang mendukung gerakan
fleksibel berulang seperti melompat, berputar, atau latihan beban.
Sepatu
training cocok untuk melakukan latihan di gym atau olahraga yang butuh gerakan
lateral (ke samping) karena dapat memberi kestabilan yang baik. Sementara
running shoes lebih direkomendasikan untuk kamu yang suka jogging, sprint atau
lari jarak jauh.
2. Struktur dan Fleksibilitas
Dari segi
struktur dan fleksibilitas, dua jenis sepatu olahraga ini juga beda. Sepatu
untuk lari umumnya berbobot ringan dengan bantalan tebal di bagian tumit dan
telapak tengah. Selain meredam benturan berulang yang bisa membebani sendi, bantalan
ini membantu menopang tumit serta mengurangi risiko cedera. Bagian depannya
lebih ringan dan fleksibel guna mendukung langkah ke depan yang cepat.
Sebaliknya,
sepatu training dirancang multi-purpose dengan struktur lebih kaku di bagian
samping dan bantalan lebih tipis agar memberi stabilitas yang optimal. Terutama
saat melakukan variasi gerakan dalam latihan seperti squat, lunges, atau
latihan plyometric. Kamu pun bisa bergerak bebas ke segala arah tanpa kehilangan
stabilitas.
3. Bantalan dan Perlindungan
Sepatu running
memiliki bantalan tebal di bagian tumit dan tengah kaki. Peletakan bantalan
pada bagian tersebut didasari pengalaman pra pelari yang kerap mengalami
benturan berulang dan membebani sendi. Keberadaan bantalan yang empuk dapat mengurangi
tekanan pada sendi serta meminimalisir risiko cedera seperti shin splints atau
nyeri lutut juga lebih kecil.
Sementara itu,
sepatu training menggunakan bantalan yang tipis karena fokus pada kestabilan.
Memudahkanmu dalam mengontrol gerakan ketika melakukan angkat beban atau
latihan intensitas tinggi lain. Memakai sepatu lari saat latihan di gym justru
berisiko membuat cidera karena gerakan dan penopang kakimu jadi kurang stabil.
4.
Dukungan dan Struktur Upper
Karakteristik upper atau bagian atas sepatu lari dan
sepatu training juga berbeda. Bahan upper untuk sepatu running umumnya lebih
ringan dan breathable, seperti kain mesh. Karena ventilasi yang baik sangat penting
untuk menjaga kaki tetap kering dan terhindar dari keringat berlebih serta nyaman
selama berlari.
Sebaliknya,
sepatu training biasanya dibuat dengan bahan yang lebih tebal dan kuat agar
bisa menahan berbagai gerakan, termasuk tekanan dari latihan beban. Struktur
upper yang lebih kokoh juga membantu menjaga kaki tetap stabil selama melakukan
berbagai aktivitas di gym atau kelas kebugaran lainnya.
5.
Penggunaan yang Tepat
Sekarang,
pertanyaannya: kapan harus pakai sepatu training dan kapan harus pakai sepatu
running?
Kalau sedang berlari di luar
ruangan, pilihlah sepatu running yang ringan dan punya bantalan empuk. Tapi
jika kamu lebih sering melakukan latihan treadmill, atau gerakan-gerakan senam
yang bervariasi, maka sepatu training adalah opsi terbaik.