Suka dengan gaya eksentrik ala Harajuku atau fashion penuh karakter ala
Jepang seperti Lolita dan Visual Kei? Kalau iya, mungkin kamu juga akan
jatuh hati pada gaya Ouji fashion dari
Negeri Sakura. Sebuah konsep berpakaian klasik ala bangsawan yang
dikemas dalam sentuhan mode khas Harajuku.
Tak hanya menarik karena look nyentrik, ouji fashion style juga memuat
nilai-nilai istimewa yang penuh detail dan bebas dari batasan gender. Seperti
apa ciri khas dan cara padupadannya? Simak ulasan berikut ini, yuk!
Ouji Fashion merujuk pada gaya
berpakaian alternatif asal Jepang yang terinspirasi dari busana bangsawan
Eropa, khususnya pangeran muda (ouji
= 王子).
Meski sering dianggap sebagai versi maskulin dari Lolita Fashion, tetapi
sebenarnya Ouji merupakan subkultur fashion yang berdiri sendiri. Ia memiliki
identiayas yang kuat dan bisa dipakai siapa saja, tanpa memandang gender.
Gaya ouji menjadi sebuah wadah
ekspresi buat kamu yang ingin mengeksplor sisi aristokratik tanpa kehilangan personal style.
Ouji mulai dikenal di awal
2000-an, beriringan dengan maraknya tren Lolita di Jepang. Kala itu, banyak
pecinta fashion Harajuku mulai mencoba mengadaptasi elemen klasik Eropa seperti
jaket berekor, celana bergaya Edwardian, dan kemeja renda ke dalam gaya
jalanan. Alhasil, lahirlah Ouji sebagai gaya alternatif yang lebih fleksibel
namun tetap setia pada estetika era kerajaan.
Di luar Jepang, gaya ini sempat populer dengan sebutan “Kodona” (kombinasi dari kata kodomo dan otona). Namun belakangan, komunitas fashion internasional kembali menggunakan istilah aslinya, Ouji, untuk menghormati akar budayanya.
Meski terlihat seperti kostum
dari panggung teater, Ouji memiliki struktur gaya yang jelas dan konsisten.
Berikut beberapa elemen penting yang membentuk identitas Ouji:
1. Celana Pendek Bergaya Klasik
Ouji identik
dengan celana pendek berpotongan lebar, sering disebut prince pants atau
knickerbockers. Panjangnya biasanya di bawah lutut, dengan detail tambahan
seperti kancing emas, renda, atau pita kecil. Item ini memberikan kesan klasik
yang playful namun tetap terstruktur.
2. Kemeja atau Blus Beraksen
Blus dalam
Ouji bukan sembarang kemeja. Potongannya longgar dengan aksen ruffle, renda,
atau kerah tinggi yang memberi kesan aristokrat. Warna yang dipilih cenderung
netral seperti putih, hitam, navy, atau pastel untuk versi sweet ouji.
3. Vest, Bolero, dan Jas Panjang
Untuk
menciptakan siluet bangsawan, Ouji sering menggunakan layering seperti rompi
beludru, bolero, atau jas berekor (tailcoat). Potongan outer-nya menciptakan
efek ramping di bagian tengah tubuh namun tetap dramatis secara keseluruhan.
4. Aksesori yang Jadi Sorotan
Dasi pita, jabot (dasi renda khas era Victorian), topi tinggi, bahkan cape mini adalah aksesori khas Ouji. Tak ketinggalan stocking selutut dan sepatu bergaya vintage seperti oxford atau boots pendek yang memberi sentuhan akhir elegan pada keseluruhan tampilan.
Lebih dari sekadar penampilan,
Ouji Fashion mencerminkan karakter dan sikap seseorang terhadap dunia. Gaya ini
menggambarkan bahwa pemakainya adalah seseorang yang:
1. Berani Tampil Unik
Tidak takut
menjadi pusat perhatian dan siap menunjukkan kepribadian lewat busana yang
tidak biasa. Ouji mencerminkan jiwa kreatif yang ingin membangun identitas
visual berbeda dari standar umum.
2. Mencintai Estetika dan Detail
Setiap elemen
dalam fashion Ouji, dari renda hingga potongan jas, dipilih dengan cermat. Ini
menunjukkan bahwa pemakainya menghargai keindahan serta ketelitian dalam
berpakaian.
3. Fleksibel Secara Gender
Ouji membuka
ruang untuk ekspresi androgini. Ia tak terikat pada label laki-laki atau
perempuan, tetapi lebih kepada bagaimana seseorang tetap merasa nyaman dan lebih
percaya diri dengan apa yang dipakainya.
4. Romantis, Elegan, dan Imajinatif
Gaya ini seringkali menghadirkan nuansa fantasi ala era kerajaan. Artinya, pemakainya cenderung menyukai dunia yang penuh cerita, keindahan klasik, dan tidak takut bermimpi besar.
Banyak orang mengira Ouji hanya
cocok untuk cosplay atau event komunitas fashion. Padahal, dengan beberapa
penyesuaian, gaya ini bisa tampil lebih ringan dan tetap fungsional untuk
kegiatan sehari-hari.
1.
Pilih Item Dasar yang Nyaman
Mulailah dari
blouse dengan aksen ringan dan celana pendek atau panjang bergaya klasik.
Hindari potongan yang terlalu berlapis jika ingin tampil kasual, terutama saat
beraktivitas di luar ruangan.
2.
Gunakan Outer Simpel
Alih-alih jas
berekor, kamu bisa memakai rompi atau blazer berwarna gelap sebagai alternatif.
Potongan lurus dan bersih sudah cukup memberi nuansa Ouji tanpa terlihat
berlebihan.
3.
Kurangi Aksesori Tapi Tetap Bermakna
Jika cape dan
top hat terasa terlalu mencolok untuk sehari-hari, cukup kenakan dasi pita
kecil atau scarf yang dililit di leher. Satu aksesori khas Ouji sudah bisa jadi
“statement” yang kuat.
4.
Sepatu dan Kaos Kaki nyaman
Kenyamanan
tetap jadi kunci utama berbusana, tanpa meninggalkan estetika Ouji. Jadi, kamu
bisa mengganti stocking panjang dengan kaos kaki netral, lalu padukan bersama
sepatu oxford yang nyaman untuk pergi ke kampus, kantor, atau sekedar nongkrong
di kafe.
5.
Perhatikan Tampilan Rambut dan Makeup
Untuk pria
atau wanita, tampilan rambut yang rapi dan bersih sudah cukup. Jika ingin menambahkan
makeup, cukup gunakan eyeliner tipis atau contour ringan untuk menonjolkan sisi
androgini khas gaya ini.
Ouji Fashion adalah bukti bahwa
fashion bukan sekadar tren, melainkan sebuah bahasa visual yang mewakili karakter,
mimpi, dan sikap. Jika kamu ingin mencoba style ini, mulailah dari item-item kecil, dan
bangun gaya pribadimu secara bertahap. Siap tampil beda?