BahanKain.com - Membicarakan tentang pewarna alami sangat luas hubungannya. Hal ini tidak hanya berpengaruh pada tekstil secara langsung namun pada lingkungan sekitar. Beberapa industri tekstil memang harus diarahkan secara perlahan untuk mulai menggunakan pewarna alam, hal ini dikarenakan 20 persen dari pencemaran air limbah dunia disebabkan oleh dunia fesyen dengan membuang setengah juta ton serat mikro sintetis ke laut setiap tahunnya. UN Environment Program (UNEP) juga menyatakan bahwa industri fesyen atau tekstil adalah pengguna air terbesar kedua. Hal tersebut menimbulkan kesadaran untuk para tokoh fesyen atau perancang busana lebih memperhatikan penggunaan bahan yang akan digunakan dalam suatu item fesyen dan salah satunya hal pewarnaan.
Saat ini penggunaan pewarna alam pada kain sudah banyak dilakukan oleh para pelaku industri tekstil lokal khusunya tenun, batik, ecoprint, dan shibori. Kain tenun dan batik sendiri merupakan warisan nenek moyang dan dari zaman dahulu memang sudah menggunakan pewarna alami dengan warna-warna yang menarik. Namun saat ini penggunaan pewarna kimia mulai dikenal di Indonesia atas campur tangan penjajah.
Nenek moyang kita memperkenalkan banyak pewarna alami yang dapat digunakan dalam memberi warna pada kain dan saat ini banyak berkembang juga pewarna alami lain yang lebih bervariasi. Dengan memanfaatkan kekayaan alam kita bisa mendapatkan apa yang kita butuhkan dalam memenuhi kebutuhan dunia tekstil. Berikut beberapa contoh pewarna alami yang bisa digunakan dalam industri tekstil.
Warna yang bisa dihasilkan dari tarum adalah warna biru dengan merendam daun semalam dan kemudian direbus.
Warna yang dihasilkan dari pinang adalah warna merah dengan cara menumbuk halus biji buah pinang.
Bunga ini biasa disebut bunga saron atau kuma-kuma. Warna kuning keemasan bisa didapat dari bunga yang berasal dari Asia Barat Daya ini.
Kunyit yang kita jumpai hampir setiap saat ini selain mempunyai manfaat dalam dunia kesehatan juga mampu meberikan warna kuning hingga jingga untuk pewarna kain.
Daun suji memberikan warna hijau yang cantik dengan cara menumbuk halus daun suji, kemudian diberi air dan didiamkan dalam semalam.
Buah yang terkenal dengan kelezatannya ini dapat dimanfaatkan kulitnya untuk menjadi pewarna kain, dan warna yang dapat dihasilkan adalah biru, ungu dan merah.
Dan masih banyak lagi beberapa tanaman yang bisa dimanfaatkan seperti Kayu Angsana yang menghasilkan warna coklat kekuningan, Kesumba menghasilkan warna merah atau kuning, akar mengkudu menghasilkan warna merah kecoklatan, secang menghasilkan warna merah gading dan tananman lainnya.
Indonesia termasuk dalam negara maju dan saat ini masyarakat mulai menuntut akan proses produksi yang ramah lingkungan dalam suatu industri fesyen. Pengembangan penggunaan pewarna alam juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah.
Penggunaan pewarna kimia memang dirasa cukup praktis, namun dengan dampak yang dihasilkan sangat berpengaruh pada lingkungan, saat ini banyak yang mulai beralih menggunakan pewarna alami, salah satu contoh sukses adalah batik tulis sukses dengan pewarna alami salah satu jenis pewarna alami batik yang sudah sangat familiar adalah indigo yang menghasilkan warna biru nila . Pewarna alami didapatkan dengan mudah disekitar kita, mempunyai harga yang murah dan tentunya membantu pemerintah dalam menangani dampak lingkungan.