Ketika bicara mengenai sarung, terbayang dalam benak kita sarung adalah pakaian untuk ibadah umat muslim. Tetapi, jika kita perhatikan lebih spesifik mengenai sejarahnya, sarung tidak hanya digunakan untuk ibadah umat muslim.
Menurut KBBI, kain sarung adalah sepotong kain lebar yang dijahit dari ujung ke ujung dan menghasilkan bentuk seperti tabung. Sementara menurut pengertian secara internasional, sarung (sarong) adalah sepotong kain lebar yang penggunaanya dengan memasukkan badan ke dalam sarung dan dililitkan pada pinggang dan menutupi bagian pinggang ke bawah. Berdasarkan sejarah, sarung berasa dari Republik Yaman popular disana dengan sebutan Futah.
Sarung dibuat dari berbagai macam bahan kain mulai dari katun, sutra, hingga polyester. Pemanfaatan sarung sangat luas, misalkan untuk santai di rumah, mengikuti upacara adat, atau untuk ibadah. Sebagain besar yang menggunakan sarung untuk acara biasanya direncakan oleh daerah tertentu.
Mengenai kejelasan kapan sarung berkembang di Indonesia belum diketahui hingga saat ini karena belum ada bukti data yang otentik kapan sarung goyor mulai di produksi di Indonesia. Seiring berjalannya waktu masa periode penjajahan Belanda, kain sarung serupa dengan perjuangan melawan budaya Belanda. Saat itu kaum santri adalah masyarakat yang paling konsisten memakai sarung, padahal kaum nasionalis hampir akan meninggalkan busana sarung.
Sebenarnya dari daerah mana sarung tenun goyor berasal, ini masih menjadi misteri karena belum ada kejelasan tentang sarung ini berasal dari mana. Beberapa orang menyebutkan sarung ini berasal dari Pekalongan, Solo, Sragen, dan Jepara. Sampai akhir hidup dari ke ujung dunia akan sulit mencari narasumber yang benar-benar mengetahui sejarah sarung tenun goyor .
Begitu juga untuk kalangan santri Indonesia sarung mempunyai beberapa fungsi, yaitu digunakan saat beribadah, dan atau untuk menghantarkan diri dari udara dingin.
Filosofi keunikan motif sarung goyor, motif sarung tenun goyor beraneka macam, keunikan ide kreatif yang muncul dari seorang seniman membuat sarung tenun goyor menjadi menarik dan unik dengan motifnya. Motif kembangan adalah motif yang pertama kali menjadi motif khas sarung tenun goyor, filosofi dari sarung tenun goyor dengan motif kembangan disesuaikan dengan seni keindahan rangkaian bunga yang sangat mempunyai nilai karismatis yang tinggi sehingga orang yang akan melihatnya akan tertarik dengan motifnya yang elegan nan cantik.
Well, kalian perlu tahu di Indonesia sarung sendiri tidak hanya dikenakan untuk ibadah umat muslim, tetapi umat lainnya seperti umat Hindu yang ada di Bali di mana menurut masyarakat penganut agama Hindu maupun masyarakat Bali, sarung digunakan sebagai busana untuk dikenakan di acara tersebut.
Untuk saat ini, sarung menjadi trend fashion di Indonesia, karena dari sebagian besar yang terlihat dari perkembangan pemasaran global maupun dari kalangan yang mengeksplor sarung menjadi busana yang necis bahkan membudaya.
Berhubung sekarang sudah menjadi trend fashion, banyak motif sarung mulai berkembang. Motif sarung yang ada di Indonesia banyak sekali dan di setiap daerah motif yang dimunculkan berbeda. Contohnya daerah Sulawesi Selatan membuat kerajinan sarung sutra Bugis dengan motif kotak-kotak kecil dan bewarna cerah.
Sarung tenun goyor sudah menjadi fashion dan mulai banyak digemari oleh masyarakat, tidak heran kalau pengusaha-pengusaha sarung di Indonesia melimpah dan menciptakan berbagai motif yang kreatif. Apalagi pada bulan Ramadhan peminat sarung makin banyak dari kalangan anak-anak hingga lansia.