Printing atau pencetakan
merupakan sebuah proses penerapan zat warna membentuk pola tulisan atau corak
tertentu agar sebuah barang jadi lebih menarik. Mekanisme pencetakan sangat
bergantung pada jenis serta karakteristik media cetak yang digunakan. Begitu juga
yang berlaku ketika kita hendak mencetak pada kulit asli. Tahapan prosesnya
tentu akan berbeda dengan pencetakan tekstil.
Pada pencetakan di media kain, zat warna akan terikat dengan serat, sehingga tahan terhadap pencucian maupun gesekan. Pencetakan pola, simbol dan ornamen pada bahan merupakan bentuk hiasan yang lebih umum terjadi pada industri tekstil dibandingkan pada sektor kulit. Sedangkan kulit biasanya dicetak untuk tas atau label. Dimana prosesnya dapat dilakukan dengan sablon atau inkjet printing.
Berikut beberapa mekanisme
pencetakan pada media kulit atau leather printing:
1.
Peralatan
Dalam pencetakan, balok kayu, stensil, pelat berukir,
rol, atau layar sutra dapat digunakan untuk memberi warna pada kain. Pewarna
yang digunakan dalam pencetakan mengandung pewarna yang dikentalkan untuk
mencegah penyebaran warna akibat tarikan kapiler melampaui batas pola atau
desain.
2.
Netralisasi Kulit
Jenis kulit untuk
proses printing diproduksi menggunakan pewarna dan bahan penyamak alami. Umumnya
juga tidak memiliki kandungan garam mineral atau maksimal tidak melebihi 5%. Jika
lebih dari itu, kulit akan kurang bisa menerima proses pencetakan karena sifat
dasar garam akan menolak penyerapan tinta atau pewarna.
3.
Lapisan Kulit
Kulit bisa
diberi lapisan berupa cat berbahan dasar air. Penghapusan lapisan belakang
lembar transfer inkjet dan film sisa merupakan langkah penting dalam memulihkan
permukaan potongan kulit ke tekstur alami baik secara sentuhan maupun visual. Surfaktan
yang digunakan untuk langkah penghilangan harus mampu menghilangkan cat berbahan
dasar air.
4.
Kondisi
Durasi langkah
pemanasan dan suhu perpindahan panas ditentukan oleh sifat dan karakteristik
fisik kulit yang dicetak. Seperti halnya ketebalan kulit. Langkah pemanasan bisa
berlangsung selama jangka waktu 15 detik pada suhu 180°C.
Namun variable
percetakan dapat dilakukan sesuai dengan potongan atau strip kulit yang sedang
diproses. Penekanan kertas transfer pada potongan atau strip kulit dapat
dilakukan bersamaan dengan langkah pemanasan. Salah satu contoh pengepresan
adalah pelat yang bersentuhan dengan kertas transfer lali berpindah ke
permukaan atau strip kulit.
5.
Teknik Pencetakan Kulit
Mekanisme pencetakan
pada kulit meliputi beberapa tahapan yaitu:
·
Menyiapkan gambar yang bersifat monokromatik
atau polikromatik
·
Mencetak gambar tersebut dengan menggunakan satu
atau lebih tinta atau pewarna pada selembar kertas transfer yang mempunyai
lapisan belakang
·
Menekan kertas pada lembar atau strip kulit
samak untuk mentransfer gambar tersebut
·
Melepas lapisan belakang kertas transfer.
6.
Proses Alternatif
Terdapat beberapa
metode alternatif, diantaranya yaitu:
·
Tindakan menggesek dimana tekanan diterapkan
pada pisau yang melintasi lapisan belakang dan menghasilkan gerakan merata
namun bertahap di area kulit.
·
Memberikan tekanan pada sistem roller. Langkah
ini dapat digunakan dengan gerakan bertahap guna menghindari kemungkinan
terjadinya pembentukan gelembung atau kelembapan.
·
Pencetakan pada bahan kulit menggunakan beberapa
teknik seperti heat press, atau digital print dengan bahan pewarna berkualitas
agar lebih tahan lama.
7.
Langkah-langkah Pencetakan Kulit
Langkah mencetak
gambar pada kulit melewati beberapa tahapan yaitu:
·
Menempel lembaran kertas yang memuat gambar
cetakan pada kulit yang sudah disamak.
·
Berlanjut ke proses pelepasan lapisan belakang
yang mungkin hanya terkelupas saat dingin atau panas.
·
Penghilangan sisa lapisan film setelah lapisan
pendukung. Hendaknya dilakukan menggunakan jenis surfaktan penghilang cat berbasis
air.
·
Penghapusan lapisan film mengembalikan
karakteristik sentuhan dan visual dari kulit, namun bermanfaat untuk memberikan
panas pada kulit untuk memperbaiki kembali tinta atau pewarna.
·
Potongan kulit terlihat normal dan kualitas
sentuhan yang tidak dicat tetapi membawa gambar cetak yang secara digital oleh
komputer, gambar tersebut dipasang pada kain kulit.
8.
Finishing
Pegepresan pelat
dilakukan untuk menghindari kemungkinan munculnya kantong udara dan uap air
yang dapat berdampak buruk pada jalannnya proses. Penerapan pelat dilakukan
sedemikian rupa guna memastikan bahwa tidak ada angun maupun uap air yang
terperangkap di antara pelat dan lapisan belakang kertas.
9.
Penghapusan Kertas
Penghapusan
bagian belakang kertas transfer umumnya meninggalkan residu berupa film yang
berbahan dasar air. Perlu surfaktan khusus untuk kembali menghidrasi lapisan tersebut
dan memungkinkan penghilangannya hanya dengan menyeka.
Penelitian menunjukkan
bahwa tingkat pemanasan surfaktan meningkatkan sifat penghilangannya. Sehingga
film dapat dihilangkan secara lebih cepat.
Pada prinsipnya, lapisan kulit yang
menampilkan gambar perlu diberi perlakuan panas untuk menempelkan tinta atau
pewarna. Namun tetap perlu dipahami bahwasanya langkah ini panas mungkin tidak
selalu diperlukan.
Sebab, langkah tersebut bisa
dilakukan bersamaan dengan tahap pengepresan. Gambar pun dapat mudah dihasilkan
dan disimpan secara digital. Perlu kertas transfer inkjet dari sumber
komersial.
Potongan atau strip kulit dapat
diolah lebih lanjut setelah langkah pemanasan untuk mengembalikan karakteristik
jatuh serta kelenturannya. Perawatan tersebut meliputi pemijatan fisik pada
kulit yang dapat dilakukan secara konvensional dalam industri pembuatan kulit.