Bangladesh tengah mengukir sejarah baru dalam industri fesyen dengan mengembangkan kain eksklusif berbasis serat alami dari batang bunga teratai, yang dikenal dengan nama lotus silk. Inovasi ini merepresentasikan upaya negara tersebut untuk menggabungkan warisan budaya tekstil dengan praktik ramah lingkungan yang berpotensi membawa pengaruh besar di pasar mode internasional.
Apa Itu
Lotus Silk dan Mengapa Istimewa?
Sutra teratai adalah salah satu jenis kain paling langka dan bernilai tinggi di dunia, dengan harga benang mencapai ribuan dolar per kilogram. Proses pembuatannya sangat unik dan dilakukan secara manual, dimulai dari pengambilan serat dari batang teratai (Nelumbo nucifera) yang tumbuh di lahan basah. Setiap batang harus dipotong dan dipintal secara hati-hati untuk menghasilkan serat lembut yang nantinya menjadi benang. Dibutuhkan ribuan batang hanya untuk membuat satu meter kain, yang menjadikan prosesnya sangat padat karya.
Pemberdayaan Perempuan dan Dampak Sosial
Inisiatif pengembangan lotus silk juga membawa dampak sosial positif, khususnya bagi perempuan di wilayah pedesaan. Di desa Ronkoil, wilayah Faridpur, para perempuan dilatih untuk memintal benang dari teratai. Hanya dalam beberapa hari, mereka sudah menguasai teknik dasar, dan dalam hitungan bulan, mereka telah mampu menghasilkan benang dengan kualitas ekspor. Hal ini membuka peluang ekonomi baru dan meningkatkan kemandirian finansial perempuan desa.
Ramah
Lingkungan dan Sepenuhnya Alami
Salah satu daya tarik utama lotus silk adalah
keberlanjutannya. Proses produksinya tidak membutuhkan air tambahan, bahan
kimia, atau energi dari bahan bakar fosil, sehingga tidak menghasilkan emisi
karbon. Kain ini juga dapat terurai secara alami, memiliki sifat antibakteri,
serta terkenal awet. Seluruh bagian tanaman teratai pun dimanfaatkan, mendukung
sistem ekonomi sirkular yang minim limbah.
Dukungan
Pemerintah dan Lembaga Internasional
Pengembangan sutra teratai ini mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak, termasuk Komisi Nasional UNESCO Bangladesh dan lembaga
penelitian lokal. Salah satu hasil nyatanya adalah pembuatan syal sepanjang
enam yard yang ditenun dengan teknik tradisional Jamdani, kini dipajang di kantor
UNESCO di Dhaka. Dukungan semacam ini memperlihatkan komitmen Bangladesh dalam
memajukan inovasi yang tetap menghargai akar budayanya.
Tantangan
dan Masa Depan
Meski memiliki potensi besar, pengembangan lotus silk tidak
lepas dari tantangan. Di antaranya adalah kebutuhan tenaga terampil dan biaya
produksi yang tinggi. Namun, dengan pelatihan dan investasi berkelanjutan,
hambatan ini bisa diatasi. Jika dikelola dengan baik, kain sutra teratai bisa
menjadi ikon baru mode berkelanjutan dari Asia Selatan dan membuktikan bahwa
kemewahan dan keberlanjutan bisa berjalan berdampingan.
Dampak
terhadap Industri Fesyen Indonesia
Indonesia, dengan kekayaan budaya dan sumber daya alamnya,
memiliki potensi besar untuk mengadopsi dan mengembangkan inovasi seperti sutra
teratai. Meskipun produksi sutra teratai belum umum di Indonesia, langkah
Bangladesh dapat menjadi inspirasi untuk:
·
Diversifikasi Material: Mengembangkan kain dari sumber
daya lokal yang berkelanjutan, seperti serat tanaman asli Indonesia, dapat
memperkaya pilihan material ramah lingkungan dalam industri fesyen nasional.
·
Penguatan Ekonomi Lokal: Produksi kain berbasis
komunitas, seperti yang dilakukan oleh desainer Indonesia Alfeya Valrina yang
bekerja sama dengan pengrajin lokal, menunjukkan bahwa pendekatan ini dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sambil mempromosikan fesyen etis.
·
Inovasi dan Kolaborasi: Kolaborasi antara produsen
bahan berkelanjutan seperti Asia Pacific Rayon dengan desainer lokal telah
menghasilkan koleksi fesyen yang menggabungkan estetika modern dengan prinsip
keberlanjutan, seperti yang ditampilkan dalam Jakarta Fashion Week 2024.
Secara keseluruhan, inisiatif Bangladesh dalam mengembangkan
sutra teratai dapat menjadi katalis bagi Indonesia untuk mengeksplorasi dan
mengadopsi praktik fesyen berkelanjutan yang memanfaatkan kekayaan alam dan
budaya lokal, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam industri fesyen
global yang semakin mengutamakan keberlanjutan.