Naik gunung itu seru. Pemandangan indah, udara segar, dan rasa puas saat sampai di puncak memang bikin candu. Tapi, ada satu hal yang sering dilupakan banyak pendaki, terutama pemula: jaket gunung. Ini bukan sekadar soal gaya di jalur pendakian, tapi soal perlindungan tubuh dari cuaca ekstrem yang kadang datang tanpa permisi.
Memilih jaket gunung yang tepat bisa jadi pembeda antara pendakian yang nyaman dan pendakian yang penuh drama. Nah, biar nggak salah pilih, kenali dulu tiga tipe jaket gunung berikut ini:
1.
Jaket Waterproof
Kalau cuaca mendung di gunung berubah jadi hujan deras, jaket waterproof adalah penyelamat utama. Fungsinya jelas, menghalau air supaya tubuh tetap kering. Biasanya jaket waterproof dibuat dari bahan seperti Gore-Tex atau kain berlapis membran khusus yang benar-benar kedap air.
Tapi ingat, titik lemah biasanya ada di jahitan dan resleting, jadi pastikan model yang kamu pilih punya lapisan tambahan di area tersebut. Agar lapisan anti airnya tidak mudah rusak, keringkan di tempat teduh setelah digunakan dan simpan dengan cara digantung. Hindari melipatnya terlalu lama supaya lapisan anti-airnya tetap awet.
2.
Jaket Windproof
Kadang, gunung nggak hujan tapi anginnya bikin badan gemetar. Di sinilah jaket windproof menunjukkan kemampuannya. Terbuat dari bahan licin dan ringan, jaket ini dirancang khusus untuk mencegah angin menembus ke dalam.
Selain berguna untuk pendakian musim kemarau atau trekking pagi hari, jaket windproof juga populer di kalangan pesepeda, pengendara motor touring, hingga traveler kota. Ringan dibawa, nyaman dipakai, dan multifungsi, siapa yang nggak mau?
3.
Jaket Warm-Up
(Polar/Fleece)
Udara dingin di ketinggian memang beda levelnya. Kalau cuaca cerah tapi suhunya menusuk, jaket polar atau fleece adalah pilihan tepat. Bahannya lembut, hangat, dan ringan biasanya dari wol sintetis atau polyester tebal.
Kelebihan lain, jaket ini gampang dirawat: bisa dicuci pakai
deterjen biasa dan dijemur di bawah sinar matahari. Kekurangannya? Nggak tahan
air. Jadi, kalau dipakai di musim hujan, kombinasikan dengan jaket waterproof
di bagian luar.
Setelah mengetahui karakteristik dari masing-masing jaket, kamu bisa
mempertimbangkan mana yang lebih sesuai dan yang kamu butuhkan. Nah, berikut
beberapa tips memilih jaket gunung yang bisa dijadikan sebagai acuan:
Kondisi Cuaca
dan Medan
Sebelum berangkat, cek dulu prakiraan cuaca di gunung tujuan.
· Musim hujan → bawa jaket waterproof agar tetap kering.
· Musim kemarau dengan angin kencang → pilih windproof untuk menahan angin.
· Cerah tapi dingin → gunakan polar/fleece untuk kehangatan.
Bahan dan
Bobot
Pendakian bisa memakan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari, jadi pilih bahan yang ringan tapi tetap fungsional.
· Bahan sintetis seperti polyester lebih cepat kering.
· Bahan berlapis membran (misalnya Gore-Tex) tahan air tapi tetap bernapas (breathable).
Fitur yang
Sesuai
Jaket gunung modern punya banyak fitur tambahan:
· Hoodie untuk melindungi kepala dari hujan dan angin.
· Ventilasi sirkulasi udara (misalnya pit zips) agar tidak gerah.
· Kantong besar untuk menyimpan peta, kompas, atau camilan.
Ukuran Pas
Jaket yang terlalu ketat akan membatasi gerakan, sedangkan yang terlalu longgar bisa membuat angin masuk. Coba kenakan dengan pakaian lapisan dalam (layering) untuk memastikan kenyamanannya.
Pakai Sistem Layering
Untuk pendakian di gunung tinggi, jaket biasanya tidak dipakai sendirian. Gunakan teknik layering:
· Base layer → menyerap keringat.
· Mid layer → polar/fleece untuk kehangatan.
· Outer layer → waterproof atau windproof untuk melindungi dari hujan dan angin.