Tahukah kamu bahwa masker medis, tisu basah, atau bahkan lapisan dalam tas belanja yang kamu pakai sehari-hari memiliki satu kesamaan? Semuanya dibuat dari kain non-woven. Di balik fungsinya yang vital, kain ini adalah satu inovasi tekstil paling luar biasa yang sering luput dari perhatian kita. Mari kita telusuri lebih dalam apa sebenarnya kain non-woven dan mengapa ia menjadi begitu penting.
Bukan Ditenun, Bukan Dirajut. Lalu Bagaimana?
Kain pada umumnya dibuat dengan
dua cara utama: ditenun (seperti
jeans atau kemeja) atau dirajut
(seperti sweter atau kaus). Kedua proses ini melibatkan benang yang disatukan
secara beraturan.
Sebaliknya, kain non-woven dibuat tanpa perlu benang. Kain ini terbentuk dari
serat-serat (baik serat alami seperti kapas maupun serat sintetis seperti
polipropilena) yang disatukan secara acak. Serat-serat ini diikat atau
dilekatkan menjadi satu lembaran melalui tiga cara utama:
·
Secara kimia dengan
menggunakan perekat atau bahan kimia.
·
Secara mekanis dengan
menggunakan jarum atau semburan air bertekanan.
· Secara termal dengan menggunakan panas untuk melelehkan dan menyatukan
serat.
Hasilnya adalah kain yang kuat
namum ekonomis, dan bisa disesuaikan untuk berbagai fungsi.
Mengenal “Keluarga” Kain Non-Woven yang Paling Populer
Jika spunbond adalah salah satu
anggota keluarga non-woven yang paling terkenal, ada jenis kain lainnya yang
sudah sering kita temui namun mungkin belum kita ketahui namanya. Berikut adalah
“kerabat” kain non-woven yang sama-sama penting dan unik.
·
Spunbond: Kain ini
adalah non-woven yang paling sering kita lihat. Dibuat dengan cara melelehkan
polimer, lalu mengekstrusinya menjadi filamen panjang tak terhingga. Filamen
ini kemudian dihamparkan di atas konveyor dan diikat menggunakan panas dan
tekanan. Proses ini menghasilkan kain unik yang kuat dan tahan lama. Makanya, kain ini sering digunakan untuk tas belanja, furing, lapisan dalam popok,
dan perlengkapan medis.
·
Meltblown: Kain ini
adalah kunci di balik efektivitas masker. Prosesnya mirip spunbond, tetapi
filamen yang keluar dari lelehan polimer disembur dengan udara panas
berkecepatan sangat tinggi. Proses ini membuat filamennya menjadi serat-serat
mikro yang sangat halus dan acak. Kerapatan serat yang luar biasa ini
memberikan kemampuan filtrasi yang unggul. Itulah sebabnya meltblown menjadi
material utama untuk filter masker seperti
N95 dan masker bedah.
·
Spunlace (Hydroentangled): Untuk kain ini, tidak ada panas atau bahan kimia yang digunakan untuk
mengikat serat. Sebaliknya, prosesnya menggunakan semburan air bertekanan
tinggi yang menembak lapisan serat dari berbagai sudut. Semburan ini membuat
serat-serat saling mengunci secara mekanis. Hasilnya adalah kain yang sangat lembut,
kuat, dan menyerap cairan dengan baik. Kain spunlace adalah andalan untuk
produk seperti tisu basah, kapas
kosmetik, dan kain lap medis.
·
Needle-Punched: Kain
ini dibuat dengan cara yang benar-benar mekanis. Lapisan serat disalurkan di
bawah plat yang berisi ribuan jarum kecil yang memiliki gerigi (barbs).
Jarum-jarum ini menusuk dan menarik serat ke dalam lapisan kain, menguncinya
secara permanen. Proses ini menciptakan kain yang sangat kuat, tebal, dan tahan
abrasi. Kain needle-punched sering digunakan sebagai geotekstil untuk stabilisasi tanah atau bahan karpet.
·
Airlaid: Merupakan
proses pembuatan kain menggunakan udara untuk menyebarkan serat-serat kering
secara merata ke dalam sebuah wadah. Setelah itu, serat-serat tersebut diikat
dengan perekat, panas, atau tekanan tinggi. Menghasilkan kain yang memiliki
daya serap yang luar biasa, bertekstur seperti kapas, dan sangat lembut. Bahan
ini sering digunakan untuk popok bayi,
pembalut wanita, dan handuk makan sekali pakai.
·
Wetlaid: Yang satu ini
adalah metode non-woven tertua yang mirip dengan proses pembuatan kertas.
Serat-serat dicampur dengan air untuk membentuk bubur, lalu dicetak menjadi
lembaran dan dikeringkan. Menghasilkan kain dengan karakteristik serat tersebar
merata dan permukaan kainnya nampak sangat seragam. Biasa digunakan untuk bahan kantong teh, filter kopi, dan tisu
pembersih industri.
Jadi, meskipun sama-sama
non-woven, tiap jenis kain memiliki cara pembuatan dan fungsi yang sangat berbeda, disesuaikan dengan kebutuhan industrinya.
Mengapa Kain Non-Woven Begitu Penting?
Kepopuleran kain non-woven
bukanlah tanpa alasan. Keunggulan utamanya adalah versatilitas, efisiensi, dan biaya produksi yang lebih rendah.
Kain-kain ini dapat dibuat dengan beragam sifat, mulai dari sangat menyerap
(seperti tisu), anti air (seperti tas spunbond), hingga memiliki kemampuan
filtrasi tinggi (seperti masker).
Jadi, lain kali kamu melihat
sebuah masker atau tisu, ingatlah bahwa ada sebuah dunia teknologi tekstil
non-woven yang bekerja untuk membuat hidup kita lebih aman, bersih, dan nyaman.