Digelar pada 24 dan 25 Oktober 2025, Yogyakarta menjadi tuan rumah
Konferensi Tekstil Internasional antara
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), International Textile Manufacturers
Federation (ITMF), dan International Apparel Federation (IAF). Pertemuan para
pemimpin industri tekstil dan mode global, ITMF and IAF Annual Meeting 2025 ini
dihadiri 350 peserta. Terdiri dari 268 tamu mancanegara dan 89 tamu dari dalam
negeri.
ITMF Annual Conference dan IAF Fashion Convention 2025 menjadi ajang bertukar pikiran serta merumuskan berbagai permasalahan yang dihadapi industri tekstil dunia. Konferensi tahun ini menjadi istimewa karena pertama kalinya diadakan di Indonesia dan berkolaborasi dengan IAF yang mewakili sektor apparel dan fashion dunia.
Dengan tema besar “Navigating Uncertainty & Adopting Technology –
Pathways to Sustainable Strength in the Textile & Apparel Industry”,
ITMF dan IAF 2025 menjadi wadah penting untuk membahas arah masa depan industri
tekstil dunia di tengah perubahan besar yaitu disrupsi digital, tantangan
keberlanjutan, dan kompleksitas rantai pasok global.
Diantara poin penting yang dibahas dalam forum ini adalah adanya lima
mega tren yang tengah membentuk masa depan industri tekstil dunia.
1.
Pergeseran Pola Sourcing Global
Produksi
tekstil kini mulai berpindah ke negara-negara yang memiliki efisiensi tinggi
dan kebijakan ramah lingkungan. Indonesia, Vietnam, serta Bangladesh disebut
sebagai pemain baru yang berpotensi besar dalam rantai pasok global.
2.
Sustainability Jadi Imperatif
Isu
keberlanjutan bukan lagi pilihan, tetapi keharusan. Industri dituntut untuk
menekan penggunaan air, energi, serta limbah bahan kimia dalam proses produksi.
3.
Digitalisasi Rantai Produksi
Mulai dari
pertanian kapas hingga mesin tenun, seluruh proses kini terhubung dengan data
dan kecerdasan buatan (AI). Teknologi ini diharapkan mampu meningkatkan
efisiensi sekaligus transparansi rantai pasok.
4.
Model Bisnis Baru & Circular Economy
Konsep daur
ulang serat, digital printing, dan e-commerce menjadi kekuatan baru.
Model bisnis berbasis ekonomi sirkular mendorong pemanfaatan kembali bahan
tekstil agar tidak berakhir menjadi limbah.
5.
Pertumbuhan Tekstil Asia yang Berkelanjutan
Kawasan Asia tetap menjadi motor utama industri tekstil global. Permintaan kain di Asia diperkirakan tumbuh 2 persen per tahun hingga 2030, menandakan potensi pasar yang masih sangat besar.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Sastraatmadja
menegaskan bahwa Indonesia kini memiliki posisi strategis di mata dunia.
“Industri tekstil kita tidak hanya kuat dalam kapasitas produksi, tetapi juga
mulai menunjukkan keseriusan dalam aspek keberlanjutan dan inovasi bahan,”
ujarnya di sela konferensi.
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia terus memperkuat rantai pasok domestik melalui investasi pada energi terbarukan, penggunaan serat alami ramah lingkungan, dan penerapan teknologi digital dalam produksi. Kebijakan pemerintah yang mendorong green industry juga menjadi nilai tambah di mata investor global.
Meski peluang terbuka lebar, berbagai tantangan masih menghantui industri
tekstil nasional. Salah satunya adalah keterlambatan digitalisasi di kalangan
pelaku usaha kecil-menengah (UKM). Banyak produsen skala kecil masih belum
memiliki akses terhadap teknologi otomasi, data rantai pasok, atau platform
pemasaran digital.
Selain itu, regulasi impor dan ekspor yang belum sinkron juga menjadi hambatan. Fluktuasi harga bahan baku, ketergantungan terhadap kapas impor, dan persaingan produk murah dari luar negeri turut menekan daya saing industri lokal.
Konferensi ITMF/IAF 2025 menegaskan bahwa masa depan industri tekstil
global tidak hanya bergantung pada kekuatan produksi, tetapi pada kemampuan
berkolaborasi dan berinovasi. Dunia kini bergerak menuju model yang lebih
berkelanjutan, transparan, dan berbasis teknologi.
Dalam penutupan acara, Presiden ITMF K.V. Srinivasan menegaskan,
“Industri tekstil bukan hanya soal menghasilkan kain, tetapi juga tentang
bagaimana kita menenun masa depan yang lebih bertanggung jawab bagi bumi dan
generasi berikutnya.”
ITMF & IAF Annual Conference 2025 Digelar di Yogyakarta, Bagaimana Masa Depan Tekstil Global?
Fungsi TRO dalam Proses Pembuatan Kain Batik
Ingin Tampil Mewah Tanpa Menguras Kantong? Kuncinya ada di 7 Warna Ini!
Busana dan Gender: Lintas Sejarah dan Perubahannya
Rompi Anti-Peluru, Apakah Benar-benar Bisa Menjadi Tameng?
Departement Store: Definisi, Sejarah dan Ciri Khasnya
9 Fakta Unik Randoseru, Tas Harga Jutaan Rupiah Untuk Sekolah Anak-anak Jepang
Tren Kalcer: Bukan Hanya Soal Outfit Tapi Tentang Pemikiran dan Gaya Hidup
Optical Brightening Agent, Zat Pemutih yang Bikin Kain Lebih Cerah
Tips Packing Baju Ala Smart Traveller, Liburan Bebas Drama!