Bahankain.com - Bahlil Lahadalia Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggelar pertemuan dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Asosiasi Produsen Serat dan Benang FIlamen Indonesia (APSyFI) guna menyerap aspirasi Industri tekstil dan produk tekstil terkait pengembangan dan pemesahan masalah yang selama ini dihadapi para pelaku industry teksil dan turunanya.
Pertemuan yang berlangsung pada hari rabu 11 Desember 2019 di Jakarta ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan antara Presiden RI dengan Asosiasi Tekstil pada 21 November 2019 lalu, dalam pertemuan tersebut ada tiga poin penting yaitu persoalan bahan baku hulu, peremajaan mesin dan investasi dan ketiga adalah pasar.
Dalam pertemuan tersebut disimpulkan persoalan inti yang dihadapi adalah tingginya harga bahan baku di sector industry hilir, harga energi mahal dan system proteksi pasar yang kurang berpihak pada pelaku industry tekstil dalam negeri, baik investor asing maupun domestic.
Untuk mengatasi kendala-kendala diatas, BKPM berjanji akan mencari solusi agar harga tekstil didalam negeri bisa bersaing dengan produk impor sehingga dapat meningkatkan daya saing industry tekstil di pasar global.
Untuk meningkatkan daya saing produk tekstil di pasar global diperlukan revitalisasi industry tekstil dari hulu ke hilir yang diprediksi akan memakan waktu tujuh tahun dengan anggaran sebesar Rp.175 triliun. Target dari adanya revalitasi ini untuk meningkatkan devisa sebesar 49 milliar dolar AS pada tahun 2030, dengan net devisa sebesar 30 milliar dolar AS per tahun