Fenomena industri fashion sebagai penyumbang limbah terbesar nomor dua setelah tambang sudah sangat santer di berbagai kalangan pegiat fashion. Kerusakan lingkungan terus bertambah seiring bertambahnya jumlah industri ini. Trend fast fashion menjadi faktor utama memesatnya perkembangan industri fashion di seluruh dunia. Bahan kain sudah pernah mengulas sedikit mengenai seasonless fashion yang menjadi bagian dari trend slow fashion, di mana trend ini sangat berkebalikan dengan fast fashion yang sifatnya lebih merusak lingkungan. Tema kali ini disampaikan pada hari Rabu 10 Maret 2021 oleh Ibu Aryani Widagdo.
Sumber: i.ytimg.com
Kita
sebagai konsumen memiliki pilihan untuk memutuskan apa yang akan kita konsumsi,
kita kenakan, dan jumlah seberapa banyak yang akan kita konsumsi. Masih banyak
dari kita yang cenderung berpikir bahwa membeli baju baru akan membuat kita
bahagia. Berbelanja produk fast fashion sangatlah
mudah, namun kita juga mempunyai kuasa untuk tidak membelinya dan memilih
produk slow fashion yang etis, sustainable, dan berkelanjutan.
Apa itu fast fashion?
Sumber: id.pinterest.com
Trend fast fashion membuat konsumennya tidak memakai baju lebih dari lima
kali dan hal ini sudah lazim ditemukan saat ini. Hal ini disebabkan karena
kualitas garmen yang terus menurun tiap tahunnya, akibatnya baju yang dibuat
akan cepat terlihat lusuh dalam kurun waktu yang tidak lama. Selain itu, trend
yang berubah begitu cepat sehingga kita tidak bisa mengikutinya. Sedangkan
konsumen terkadang dituntut untuk terus up-to-date
yang mana hal ini membuat kita mejadi terus menerus membeli hanya karena
ingin terlihat kekinian.
Tuntutan
untuk terlihat lebih keren, cantik, dan stylish
pada platform social media seperti Instagram membuat sebagian anak muda
memilih untuk tidak mengenakan baju yang sama untuk dijadikan konten. Mereka
tidak akan mengenakan pakaian tersebut jika sudah diposting di Instagram. Terlebih busana untuk acara tertentu. Sebuah
penilitian yang dilakukan oleh Barnardo’s menunjukkan bahwa seperempat orang
akan malu jika mengenakan baju untuk acara khusus lebih dari sekali. Padahal
kebiasaan seperti inilah yang membuat kita mempunyai andil untuk merusak
lingkungan.
Seperti
yang sudah diketahui bahwa produk fast fashion
adalah produk pakaian sekali pakai yang diproduksi massal sehingga harga
jualnya juga sangat murah sekali. Fast
fashion berfokus pada kecepatan produksi.
Menjual lebih banyak dalam waktu yang singkat dan meraup keuntungan
sebanyak mungkin, sehingga bukan sumber daya manusianya saja yang ikut terperas
namun juga sumber daya alamnya.
Apa itu slow fashion?
Sumber: id.pinterest.com
Slow fashion menggambarkan pakaian yang tahan
lama dan diproduksi dengan memerhatikan lingkungan. Berkebalikan dengan fast fashion, slow fashion tidak
berdasarkan tenggat waktu melainkan mengedepankan kualitas. Slow fashion adalah tentang bagaimana
merancang, memproduksi, mengonsumsi, dan tentang hidup lebih baik. Dalam konsep
slow fashion, seorang desainer,
pembeli, pengecer, dan konsumen lebih menyadari mengenai dampak produk pada
pekerja, komunitas, dan ekosistem. Istilah tersebut diciptakan oleh Kate
Fletcher tahun 2007 dalam artikel The
Ecologist.
Beberapa
elemen slow fashion adalah;
·
membeli
pakaian vintage
·
mendesain
ulang atau vermak pakaian lama
·
berbelanja
di produsen yang lebih kecil
·
membuat
pakaian dan aksesoris di rumah
·
membeli
pakaian yang lebih tahan lama. Ethical
fashion adalah istilah populer dalam slow
fashion.
Beberapa parameter untuk dianalisa
secara etis yaitu kondisi pekerja, upah yang adil, pekerja anak, dan pengujian
pada hewan. Beberapa ciri dari merk slow
fashion yaitu;
·
terbuat
dari bahan yang berkualitas tinggi dan berkelanjutan
·
seringkali
di toko kecil karena dibuat oleh produk lokal
·
garmen
yang asal bahan, produksi, maupun penjualannya secara lokal
·
mempunyai
gaya khusus.
Slow fashion yang dalam proses
pembuatannya mempertimbangkan sumber daya manusia dan sumber daya alamnya,
tentunya menjadi salah satu solusi dari betapa bahayanya industri fast fashion. Kita sebagai konsumen juga
harus mulai melirik konsep ini agar kita ikut andil dalam mengurangi limbah
baju. Secara tidak langsung, apabila suatu komunitas menerapkan hal tersebut,
perkembangan slow fashion akan menyebar perlahan-lahan hingga bisa diterapkan
oleh brand high end dunia. Bumi ini
sudah sekarat, semua yang ada di dalamnya memiliki keterbatasan. Hendakah kita
sebagai satu-satunya harapan untuk menyelamatkan bumi, tidak mengeruk kekayaan
bumi dengan serakah.
Sahabat bahan kain, apakah sudah siap untuk menerapkan
konsep slow fashion? Jika ingin
menjadi bagian dari sebuah solusi, yuk mulai kini kita berhenti mengkonsumsi
pakaian secara berlebihan. Sahabat bisa mengunjungi website www.bahankain.com untuk membeli kain berkualitas tinggi sebagai langkah awal menuju slow fashion.