Hingga saat ini, pasar tekstil
teknis Hometech diperkirakan masih akan terus meningkat seiring bertumbuhnya
pembangunan pemukiman dan jumlah penduduk. Selain itu, Indutech technical
textile juga kemungkinan besar bakal tumbuh pada laju yang signifikan yaitu sebesar
5.5%.
Permintaan terhadap produk
Indutech technical textile lebih didominasi oleh material tekstil yang memiliki
daya tahan (durability) dan kekuatan (strength) untuk pengaplikasiannya
di bidang industri.
Peningkatan kebutuhan untuk decatising
cloth, bolting cloth, drive belts, printed circuit boards (PCB), dan
berbagai kebutuhan lainnya dapat turut meningkatkan pasar Indutech technical
textile.
Disisi lain, tekstil teknis di
bidang lainnya juga diprediksi akan mengalami peningkatan sejalan dengan
pertumbuhan populasi. Jadi, secara keseluruhan industri tekstil teknis masih
akan terus berkembang seiring berjalannya waktu.
Jangkauan sektor Technical textile tergolong luas dan kain berkembang hingga saat ini karena tekstil tersebut menjadi pendukung beragam kebutuhan dan aktifitas industri. Berdasarkan laporan analis pasar Grand View Research di Amerika, penghasilan pasar technical textile dunia saat ini cukup besar. Total pencapaiannya senilai 180.9 miliar USD pada tahun 2021 dan diperkirakan mengalami pertumbuhan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 4.7% pada tahun 2022 hingga 2030.
Bertambahnya kesadaran terhadap
manfaat dari technical textile pada berbagai industri hilir diduga menjadi driver
pertumbuhan pasar pada periode mendatang. Meskipun kondisi pandemi cukup
memberikan dampak pertumbuhan yang moderat pada industri, tetapi laporan
menunjukan bahwa pertumbuhan permintaan pada segmen pasar tekstil teknis masih
terus berlanjut.
Hasil analisis pada industri
tekstil teknis di United States Amerika Serikat menunjukan peningkatan pasar
dari 29.4 miliar USD menjadi 30.5 miliar USD (dengan nilai CAGR mencapai 3.8%
pada periode 2022-2030). Angka ini diperkirakan bisa terus meningkat pada masa
yang akan datang.
Dalam hal ini, manufaktur 3D
weaving berada di posisi paling unggul pada pasar tekstil teknis dan tercatat
mencapai angka 23.7% dari total pendapatan pasar tekstil teknis tahun 2021.
Kebutuhan produk berbasis teknologi 3D weaving di bidang konstruksi, balistik,
otomotif, kelautan, dan aplikasi industri lainnya akan mendorong pertumbuhan
pada segmen produk tersebut.
Selain itu, teknologi manufaktur
3D Knitting juga tercatat berhasil mencapai volume 8.917,4 kiloton pada periode
2021. Pencapaian ini didorong oleh kebutuhan aplikasinya pada bidang konstruksi
maupun pembangunan.
Menurut laporan analisis Data
Bridge Market Research, pasar tekstil teknis di asia pasifik diperkirakan akan
mengalami pertumbuhan sampai dengan 14.5 % pada periode perkiraan 2021 hingga
2028. Setidaknya ada empat negara di wilayah Asia-Pasifik yang masuk ke dalam
Data Bridge Market Research. Keempat negara ini yaitu Jepang, Korea Selatan, India
dan China dengan pasar tekstil teknis terbesar di periode tahun 2021 hingga
2028.
Berkaca dari besarnya pasar
technical textile tersebut, Indonesia sebagai salah satu produsen tekstil yang
cukup mumpuni di wilayah ASEAN seharusnya dapat mengambil peluang lebih besar untuk
turut menjadi pemasok technical textile di dunia.
Sebenarnya beberapa industri Indonesia sudah banyak yang terlibat sebagai produsen technical textile, salah satunya yaitu PT. Lenzing Group. Perusahaan yang bergerak di bidang produksi serat viscose yang sejak lama mengembangkan bahan technical textile yang diklaim memiliki kemampuan antibakteri untuk keperluan Clothtech.
PT Lenzing South Pacific
Viscose (SPV) merupakan produsen serat staple viscose botani dan sodium
sulfate berbasis kayu yang bersertifikasi FSC (Forest Stewardship Council).
Disamping itu, masih banyak produk
technical textile lain yang bisa dikembangkan di Indonesia, terlebih
dengan mengembangkan sumber potensi asli yang dimiliki Indonesia. Hingga saat ini,
para peneliti di Indonesia yang tergabung dalam proyek penelitian Konsorsium
Rami. Setelah melewati proses penelitian potensi penggunaan serat Rami sebagai
salah satu material technical textile dengan bahan baku yang dihasilkan di
Indonesia.
Sebagai contoh, sejak tahun 2019
para peneliti telah berusaha untuk mengembangkan pakaian rompi anti peluru
berbahan serat rami. Jika riset ini berhasil, maka akan memberikan dampak baik
terhadap pemanfaatan sumber daya alam asli yang dimiliki Indonesia. Hal
tersebuta juga membuka peluang indonesia untuk turut serta menjadi produsen technical
textile di dunia.
Contoh kasus ini memperlihatkan
bahwa riset dan inovasi menjadi salah satu kunci yang memegang peranan penting
untuk mewujudkan pengembangan industri technical textile di Indonesia.
Peranan dan kerjasama antar semua stakeholder, termasuk institusi pendidikan, penelitian,
pihak industri, serta pemerintah menjadi kunci dari faktor keberhasilan
pengembangan industri di Indonesia.