industri fashion Indonesia terus menunjukkan transformasi positif dengan mengedepankan aspek keberlanjutan (sustainability). Salah satu langkah penting ke arah tersebut adalah kolaborasi antara tiga entitas besar: Asia Pacific Rayon (APR), DuniaTex, dan Matahari Department Store. Kolaborasi ini tidak hanya membawa dampak besar pada panggung Jakarta Fashion Week (JFW) 2025, tetapi juga menjadi cerminan bahwa industri fashion Indonesia siap beralih dari fast fashion ke model produksi yang lebih etis dan ramah lingkungan.
Menyatukan
Visi: Industri Hulu dan Hilir Bersinergi
Kolaborasi ini mempertemukan tiga kekuatan dari sektor yang
berbeda:
·
APR sebagai
produsen serat rayon berbasis sumber daya terbarukan.
·
DuniaTex sebagai
pemain utama di sektor manufaktur tekstil.
·
Matahari sebagai
salah satu jaringan ritel terbesar di Indonesia.
Dengan mengusung koleksi bertajuk “Fashion Evolution”, kolaborasi ini menampilkan 48 look yang seluruhnya
menggunakan bahan viscose-rayon berkelanjutan. Kain viscose yang digunakan
diproduksi dari serat alami berbasis pulp kayu berasal dari sumber yang
dikelola secara lestari, menjadikannya alternatif yang lebih ramah lingkungan
dibandingkan bahan sintetis seperti poliester.
Viscose-Rayon:
Masa Depan Serat Ramah Lingkungan
Viscose-rayon semakin populer sebagai bahan tekstil karena
sifatnya yang:
·
Biodegradable (mudah
terurai secara alami).
·
Bernapas dan ringan, cocok untuk iklim tropis.
·
Produksinya menggunakan lebih sedikit energi dan air
dibandingkan katun konvensional.
APR sendiri telah menerapkan prinsip “closed-loop production”, yaitu sistem produksi yang meminimalisasi
limbah dan mendaur ulang bahan kimia secara efisien. Pendekatan ini mendukung
prinsip circular economy dalam industri tekstil.
JFW 2025:
Panggung untuk Menginspirasi Perubahan
Koleksi “Fashion
Evolution” yang dipamerkan dalam JFW 2025 bukan sekadar ajang unjuk gaya,
tetapi juga bentuk edukasi kepada publik dan pelaku industri tentang pentingnya
keberlanjutan. Koleksi ini memadukan gaya modern dengan penggunaan material
ramah lingkungan, menunjukkan bahwa fashion berkelanjutan tidak harus
mengorbankan estetika.
Desain-desain yang ditampilkan menonjolkan potongan kasual,
elegan, dan fungsional—menggambarkan bagaimana konsumen masa kini semakin
menghargai fashion yang tidak hanya stylish, tetapi juga memiliki nilai etis.
Mengubah
Pola Pikir Konsumen
Salah satu tantangan terbesar dalam membangun ekosistem
fashion berkelanjutan adalah mengubah pola konsumsi masyarakat. Fashion murah
dan cepat (fast fashion) masih mendominasi pasar, meski dampaknya terhadap
lingkungan sangat besar, mulai dari pencemaran air hingga limbah tekstil.
Dengan menjangkau konsumen secara langsung melalui jaringan
ritel seperti Matahari, koleksi ini berpotensi memperkenalkan gaya hidup yang
lebih bertanggung jawab kepada masyarakat luas. Matahari sendiri menunjukkan
komitmennya dengan menyediakan ruang bagi produk-produk berkelanjutan dan mendukung
narasi green fashion.
Masa Depan
Fashion Indonesia: Harapan dan Tantangan
Kolaborasi antara Asia Pacific Rayon, DuniaTex, dan Matahari ini
menunjukkan bahwa perubahan ke arah fashion berkelanjutan tidak bisa berjalan
sendiri. Diperlukan sinergi dari seluruh rantai pasok—dari hulu (bahan baku)
hingga hilir (penjualan dan edukasi konsumen).
Beberapa harapan dari kolaborasi semacam ini antara lain:
·
Menumbuhkan kesadaran konsumen terhadap dampak
fashion.
·
Mendorong regulasi yang mendukung produksi hijau.
·
Menjadi model kolaborasi yang direplikasi oleh brand
dan produsen lain.
Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam hal edukasi, biaya
produksi ramah lingkungan yang masih relatif tinggi, serta keterbatasan akses
UMKM terhadap material berkelanjutan.
“Fashion Evolution” bukan sekadar koleksi busana. Ia adalah simbol
dari sebuah gerakan besar yang menempatkan keberlanjutan sebagai inti dari
industri fashion masa depan Indonesia. Kolaborasi antara APR, DuniaTex, dan
Matahari membuktikan bahwa ketika pelaku industri bersatu dengan visi yang
sama, perubahan besar bukan hanya mungkin—tetapi juga sedang terjadi.