Peran utama sebuah buasana adalah
menutup dan melindungi tubuh pemakaianya dari panas, dingin maupun kondisi
bahaya lainnya. Semua orang pasti butuh pakaian. Tapi, pernahkah Anda merasa
tidak nyaman, jatuhnya jahitan tidak bisa mengikuti bentuk tubuh atau badan terlihat
makin gemuk saat mengenakan sebuah pakaian?
Permasalah di atas bisa saja terjadi karena pemilihan bahan yang kurang tepat. Untuk mengantisipasi kejadian ini penjahit maupun perancang busana harus mengenali sifat dan karakter bahan busana yang akan dijahit. Supaya jatuhnya kain lebih pas dan mengikuti bentuk tubuh pemakainya sehingga nyaman ketika digunakan.
Karena sebagus apapun desain,
motif, warna kain tersebut jika jatuhnya kain atau drappery nya tidak enak,
kaku, maka hasil jahitan serapi apapun akan sia-sia. Otomatis busana tersebut gagal
menjadi pakaian yang baik. Oleh sebab itu, penting untuk mengenal sifat kain
yang hendak digunakan untuh sebuah rancangan.
Lalu, gimana sih cara memilih bahan busana, supaya jatuh kain bisa sesuai? Simak pembahasannya berikut
inii!
Dikutip dari buku “Panduan
Memilih Kain untuk Bahan Busana” karya Adi Kusrianto, kain tipis dan ringan
yang di sukai banyak orang tetap perlu dipertimbangkan. Tujuannya yaitu untuk menentukan
arah potongan kain dan memperoleh drapery yang sesuai.
Diantara dua contoh kain ini
penjahit berpengalaman tahu, yang mana yang jatuhnya enak.
Disamping itu, Anda tetap harus
mempertimbangkan arah membujur dan melintang kain supaya mendapatkan drappery.
Visualisasi yang menggambarkan
bagaimana ‘indah’nya dan apa maksud drappery.
Menurut kamus bahasa Indonesia, arti kata drappery adalah ‘tirai kain’, jatuhnya kain, dan salah satu karakteristik yang dibutuhkan pada selembar kain. Drappery kain mengacu pada kekakuan hingga kelemasan kain yang sangat berpengaruh pada bagaimana kain tersebut jatuh dan membentuk lipatan-lipatan yang indah. Oleh sebab itu, sifat drapery suatu bahan sangat mempengaruhi hasil jahitan, kenyamanan dan kualitas busana.
Drappery juga bisa didefinisikan
sebagai unsur dekoratif pada sebuah busana yang terdiri dari lipit-lipit kecil
yang berpusat pada satu atau dua titik tertentu. Tidak ada cara maupun alat
khusus untuk mengukur dan menghitung drapery Jika saya bisa menunjukkan
bagaimana memvisualkan maksud kata-kata diatas barangkali ilustrasi pada
patung-patung ini.
Drape pada kain yang agak
tebal dan agak berat, dibanding drape kain tipis dan ringan.
Kain dengan drape yang bagus
sangat flowy, artinya saat kain tersebut digantung, arah kain akan lurus ke
bawah dan membentuk lipatan-lipatan kecil. Ketika ditempatkan di atas bagian
tubuh atau benda lain, kain itu bisa menempel dengan apik, menunjukkan bentuk yang
ditutupinya. Contoh kain berdrappery tinggi diantaranya yaitu kain sutra, satin
dan sifon.
Di sisi lain, kain yang punya drappery rendah akan nampak kaku dan menggantung di lipatan lebar lebih sedikit. Kain tersebut juga memiliki volume lebih besar ketika diangkat karena lipatan kakunya. Saat diposisikan di atas tubuh atau benda, kain hanya sedikit menyesuaikan diri dengan bentuknya karena kekakuannya membuat kain ini berusaha mempertahankan bentuknya sendiri.
Kain yang bersifat kaku seperti denim,
courduroy dan kain pelapis merupakan beberapa contoh kain yang hampir selalu
memiliki drape rendah. Sehingga jenis ini kurang cocok untuk membuat busana
dengan banyak aksen lipatan.
Intinya, drapery termasuk salah
satu aspek yang harus dipertimbangkan dalam memilih bahan kain untuk membuat busana
berkualitas dan nyaman. Sudah cukup jelas kan Sobat? Semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan kamu ya!
Ingin membeli kain berkualitas dengan
drapery bagus untuk bahan busana? Langsung saja cek koleksi kain by Bahankain.com
ya.
Setelah itu, Anda bisa tanyakan detailnya atau melakukan pemesanan melalui whatsapp dengan customer service kami. Mau konsultasi tentang kebutuhan kain juga boleh lho.
Sahabat juga bisa belanja kain via Shopee dan Tokopedia di toko Mekar Jaya Tekstil.