Sejak demam
Citayam Fashion Week tahun lalu, crop top
menjadi salah satu model busana yang banyak digandrungi generasi muda. Terutama
kaum wanita. Tapi, sadarkah kamu kalau belakangan ini atasan yang
memperlihatkan bagian perut juga mulai tren di kalangan pria?
Hal itu pun
mengundang beragam komentar dan tak sedikit yang kurang setuju dengan gaya
tersebut. Padahal faktanya, sebelum ngehits
dan diidentikkan sebagai busana perempuan crop
top adalah ide sekaligus gaya khas laki-laki berotot alias binaragawan lho.
Simak faktanya
berikut ini, yuk!
1.
Awal mulanya dari India dan
Arab
Percaya nggak percaya, tapi fakta
mengungkap bahwa Jazirah Arab dan India adalah tempat kelahiran crop top. Yups, sejarah baju yang kerap
diidentikkan dengan gaya kebarat-baratan ini ternyata berakar dari busana para belly dancer di Arab serta India.
Awalnya disebut bedlah, yaitu berupa
pakaian two pieces yang mengikuti
bentuk tubuh penari.
2.
Mulai populer pada tahun
1940-an
Perjalanan sejarah baju dengan panjang badan sebatas dada kembali terdeteksi pada tahun 1930-an, tepatnya di era Perang Dunia II. Bermula dari kebijakan pembatasan suplai kain yang memaksa penduduk di negera Barat lebih kreatif dalam membuat pakaian. Crop top pun menjadi satu-satunya alternatif meskipun dianggap kurang praktis sebab mereka tinggal di iklim subtropis.
Memasuki tahun 1940-1960-an, baju ini
hadir dalam versi kerah tinggi berlengan pendek dyang dikombinasikan dengan rok
midi high waist. Agar tidak terlalu
terbuka, para wanita memakai halter sebagai pelapis.
Seperti tren-tren baru lainnya, tidak
semua orang menyambut baik keberadaan busana crop top di dunia
mode. Banyak yang menganggap pakaian ini terlalu terbuka. Sehingga, pada
1960-an busana berpotongan setengah badan itu digantikan oleh budaya hippie.
Dimana para penggemarnya memakai kemeja yang diikat di bagian depan.
3.
Kembali tren pada 1970-an
Memasuki tahun 1970-an, crop top kembali muncul namun dalam versi
lebih glamor dan menjadi simbol kemewahan dalam budaya pop. Potongannya makin
tinggi dengan pinggang celana makin rendah sehingga tampilan perut kian meluas.
Karena dipopulerkan oleh tokoh-tokoh
dunia pop, crop top pun mulai diidentikkan
sebagai lambang seksualitas.
4.
Awalnya diperuntukkan bagi kaum pria
Mungkin tak banyak yang tahu kalau
sebenarnya crop top diperuntukkan
bagi kaum pria. Sejarah ini bermula pada akhir periode 1970-an dimana para
binaragawan di Amerika dilarang keras berlatih tanpa memakai atasan. Tak
kehabisan akal, mereka pun memotong bagian bawah kaus agar bisa melihat otot
perutnya selama melakukan latihan fisik.
Sejak saat itulah crop top berkembang sebagai busana yang
menonjolkan kesan atletis dan maskulin. Baju ini pun mencapai puncak
popularitasnya, usai sejumlah selebritas dunia kedapatan memakainya diberbagai
kesempatan. Termasuk sebagai karakter pada film maupun konser. Sebut saja
Jennifer Grey dalam Dirty Dancing
serta karakter Alex Owens pada Flashdance.
5.
Puncak kejayaan crop top
Bisa dibilang tahun 1990 adalah
puncak kejayaaan sekaligus peralihan gaya crop
top menjadi milik kaum wanita. Penyanyi dan artis pun kerapkali menampilkan
outfit crop top bersama low-rise jeans sebagai dailywear bahkan
kostum khas saat perform. Bisa
dilihat dari gaya berbusana Britney Spears, Madonna, Christina Aguilera, dan
Spice Girls ketika itu.
6.
Style crop top kekinian
Gaya berbusana bertemakan baju potongan sebatas dada atau pusar ini sempat redup di awal 2000-an. Kini, style crop top seolah kembali ke era 1940 dan 1950 dimana para perempuan memadukannya dengan baju luaran.
Namun, mayoritas pemakainya memilih celana
high waist agar kesannya tidak terlalu terbuka seperti dulu. Tak sedikit pula
yang memakainya bersama manset atau inner
shirt yang lebih tertutup tapi tetap modis.
Nah, itu dia
sejarah perkembangan crop top serta
fakta uniknya. So, jangan heran lagi
kalau ada cowok yang memakai crop top
ya.