Sailor collar alias kerah pelaut adalah
gaya desain kerah khas yang terdiri dari kerah lebar dan datar dengan dickey
dan dasi di bagian depan. Jika Anda pernah melihat acara TV Popeye, the Sailor
Man, atau serial manga shōjo Jepang Sailor Moon, Anda pasti sering melihatnya.
Saya pernah memakai gaya kerah ini pada pakaian anak-anak saya dan tidak pernah
mempertanyakannya lebih jauh, namun mempelajari sejarahnya cukup mencerahkan.
Detail kerah lebar yang khas, datar,
dengan garis leher V dalam ini sering kali dihiasi dengan penutup persegi di
bagian belakang, yang mencerminkan gaya bahari. Berasal dari seragam
angkatan laut, ini menjadi pernyataan fesyen yang tak lekang oleh waktu,
memberikan sentuhan pesona maritim pada pakaian. Bagaimana desain ikonik
ini beralih dari gaya militer ke lemari pakaian modern?
Awalnya, kerah dengan bagian depan berbentuk V yang meruncing dan dalam. Secara tradisional, kerah ini merupakan kerah lebar tanpa dudukan, dan memiliki bagian belakang berbentuk persegi. Sebagai kerah tanpa dudukan, dimaksudkan untuk diletakkan rata di punggung dan bahu pemakainya dan tidak terlihat seperti gulungan.
Kerahnya disesuaikan dengan
seragam pelaut tradisional dan paling sering dirancang sebagai kerah terpasang
dan bukan kerah yang bisa dilepas. Namun, beberapa orang memilih untuk
menjadikan kerah pelaut sebagai bagian kemeja atau gaun yang bisa dilepas,
untuk menawarkan lebih dari satu tampilan fesyen.
Meskipun sebagian besar kerah
pelaut dirancang dan dipotong agar rata, kerah pelaut setengah gulung dirancang
untuk memiliki dudukan kecil di bagian belakang. Alasan perubahan desain
tradisional ini adalah untuk memberi pemakainya pilihan agar dapat dengan
nyaman mengakomodasi dasi atau syal yang ditambahkan sebagai aksesori tambahan
dan dikenakan di bawah kerah dan diikat sesuai font pakaian. Mereka yang
memilih untuk menyertakan dudukan kecil di bagian belakang kerah harus ingat,
namun, jika dudukan tersebut terbukti terlalu tinggi, pemakainya jika dilihat
dari profil akan terlihat jelas berbahu bulat.
Kerah pelaut sering kali dibuat
kaku dengan pati dan/atau bahan antarmuka untuk menciptakan tampilan kerah yang
lebih dramatis. Selain itu, kerah pelaut pada suatu pakaian sering kali
menyertakan dasi sebagai elemen dekoratif. Desainer sering kali memilih untuk
memvariasikan bentuk depan kerah, serta tinggi jatuhnya kerah di depan dan
belakang.
Paling sering dikenakan oleh
wanita dan anak-anak, kerah pelaut adalah bagian tradisional dari pakaian
bertema bahari. Kerah pelaut juga merupakan tambahan umum pada
kostum anime, dan sering
digunakan sebagai bagian dari kostum pesta. Selain itu, kerah pelaut
adalah elemen desain yang biasa ditemukan pada gaun vintage.
Untuk membuat kerah jenis ini,
pola yang digunakan terbilang sederhana dan mudah disesuaikan ukurannya untuk
memenuhi kebutuhan pemakainya. Pola dasar kerah pelaut berbentuk persegi
atau persegi panjang di salah satu ujungnya, dengan sisi-sisinya meruncing
hingga titik-titik di ujung lainnya, yang membentuk sisi depan
kerah. Garis leher kemeja yang membulat dipotong di antara dua titik.
Gaya kerah pelaut yang dapat
dilepas memungkinkan pemakainya mengkreasikan penampilan dan mendapatkan gaya
yang berbeda. Dickey dan dasi adalah elemen yang dapat dengan mudah
ditambahkan atau dihilangkan, memberikan pilihan untuk pakaian formal dan
kasual. Ini memiliki daya tarik klasik dan abadi. Kamu bisa
menambahkan sentuhan baru pada pakaian dengan kerah yang dibuat dengan warna
dan kain yang sama persis dengan tentara maritim.
Atau ubah warna dan pola untuk
menyesuaikannya dengan keinginan. Termasuk dalam pemilihan bahan gaya maupun penempatan
trim.
Kerah pelaut klasik berbentuk persegi
di bagian belakang dan segitiga di bagian depan. Ini dapat dijahit sebagai
bagian dari garis leher atau ditambahkan sebagai elemen yang dapat
dilepas. Kamu bebas mengubah desain ini dan memberikan daya tarik tersendiri.