Keistimewaan kain batik bukan
hanya dilihat dari keindahan motifnya tetapi juga tahapan proses pembuatannya. Jauh
sebelum era modernisasi, pengrajin masih menggunakan cara-cara tradisional
untuk membuat kain batik. Setiap proses serta detailnya begitu diperhatikan
dan mengikuti pedoman yang sudah ada. Itulah kenapa pembuatan batik zaman dulu memakan
waktu hingga berbulan-bulan lamanya.
Seiring perkembangan teknologi,
banyak pengrajin beralih ke cara modern yang dinilai lebih praktis dan cepat.
Dari situlah kain batik dibedakan menjadi dua jenis yaitu batik tradisional dan
batik modern.
·
Batik tradisional adalah jenis kain batik yang
susunan motif dan cara pembuatannya terikat pada pakem (aturan) tradisional.
·
Sedangkan batik modern mempunyai motif dan
proses pembuatannya lebih bebas dan tidak terikat.
Pada prinsipnya, batik tradisional dibuat dengan teknik perintang warna menggunakan lilin cair (malam batik) untuk menggambar pola di atas kain. Prosesnya sendiri dimulai dari tahap persiapan yaitu mempersiapkan kain katun putihan yang dikenal sebagai kain mori.
Sumber: https://www.goodnewsfromindonesia.id/
Berikut uraian dari setiap
tahapan prosesnya:
1.
Nganji
Meski sudah diproses finish, kain mori batik umumnya
masih memiliki lapisan kanji tebal yang dapat menghalangi penyerapan warna.
Kanji tersebut perlu dihilangkan lalu diganti dengan layer yang lebih tipis. Tahapan
ini disebut Nganji (mencuci).
Disini, kain mori dicuci hingga kanjian aslinya benar-benar
hilang. Setelah itu, kain melewati proses pengeloyoran atau pelapisan kanji baru
(berupa minyak jarak atau minyak kacang yang sudah ada di abu merang). Lapisan
kanjian ini tidak boleh terlalu tebal ataupun tipis karena kanjian yang ketebalan
membuat malam melekat kurang baik. Sebaliknya, malam akan ‘mbobor’ dan sulit
dihilangkan jika kanjiannya ketipisan.
Namun, mori berkualitas tinggi (primissima) tidak
membutuhkan proses nganji karena ketebalan kanjinya sudah memenuhi syarat.
2.
Ngemplong
Ngemplong adalah proses memukul gulungan kain mori
agar menjadi lemas dan licin. Proses kemplong biasanya hanya diberlakukan pada
kain mori halus. Sedangkan jenis mori biru untuk batik cap bisa langsung
digunakan tanpa penanganan awal apapun.
Pada tahapan ini, kain mori dipukul menggunakan palu
kayu besar untuk menghaluskan permukaannya. Kain yang sudah dikemplong akan
lebih mudah dibatik. Hasil akhirnya pun menjadi lebih bagus.
3.
Nglowong
Setelah dikemplong, kain mori pun siap untuk memasuki
alur proses pembuatan kain batik. Yang dimulai dari pelekatan malam atau
Nglowong.
Nglowong adalah proses pencetakan pola motif dengan
cara menerapkan lilin batik menggunakan canting di permukaan kain mori.
Nglowong pada satu sisi kain disebut ngrengreng, sedangkan proses nyanting di
sebaliknya disebut nerusi.
4.
Nembok
Setelah kerangka motif terbentuk, bagian-bagian lain
yang dikehendaki tetap berwarna putih harus ditutup menggunakan malam. Lapisan
lilin tersebut ibaratkan sebuah tembok atau perintang yang menahan zar warna
agar tidak terserap ke serat kain. Dan proses ini disebut Nembok.
Jika tembokannya kurang kuat, bagian batik yang
seharusnya berwarna putih akan memperlihatkan bercak warna dan mengurangi
keindahannya.
5.
Medel
Berlanjut ke tahapan medel, yaitu proses pencelupan
kain yang sudah dibatik ke larutan pewarna untuk memberikan warna dasar kain.
Dalam pembuatan batik tradisional, warna yang digunakan adalah biru tua.
Sedangkan batik modern bisa dicelup warna apapun karena tidak ada aturan maupun
tradisi.
6.
Ngerok
Tahapan selanjutnya yaitu menghilangkan lilin batik di
bagian-bagian tertentu dengan cara dikerok (Ngerok) menggunakan lempengan logam
atau plat kaleng yang dilengkungkan (cawuk). Setelah itu, kain dibilas hingga
bersih dan diangin-anginkan. Bagian mengelupas tersebut nantinya akan diberi
warna.
7.
Mbironi
Mbironi adalah proses menutupi warna biru dan
isen-isen pola yang berupa cecek atau titik menggunakan lilin batik. Pada
tahapan ini, bagian yang ingin tetap diwarnai biru perlu ditutup dengan malam. Proses
mbironi dilakukan pada dua sisi kain menggunakan canting.
8.
Menyoga
Setelah mbironi, kain dimasukkan ke larutan warna soga
(pencelupan kedua) untuk mendapatkan warna coklat. Istilah menyoga berasal dari
kata ‘soga’, yaitu kayu penghasil warna cokelat yang khas.
Proses ini cukup memakan waktu karena seringkali harus
dilakukan berulang-ulang.
9.
Nglorod
Nglorod merupakan tahapan paling akhir dalam pembuatan
kain batik tulis atau cap secara tradisional. Di tahap ini, seluruh lilin batik
dilepaskan dengan cara memasukkan kain ke dalam panci berisi air mendidih.
Setelah diangkat, kain dibilas hingga bersi lalu
diangin-anginkan hingga kering.
Itu dia 9 tahapan penting pembuatan
kain batik tradisional. Prosesnya memang cukup lama dan bisa melibatkan banyak
orang. Jadi, sangat wajar jika sehelai kain batik tulis dibanderol dengan harga
tinggi. Apalagi yang warnanya beragam. Semoga bermanfaat ya!
Butuh kain putihan atau mori
untuk bahan batik? Bahankaincom siap membantu Anda. Kami menyediakan beberapa
opsi kain alami yang biasa digunakan dalam pembuatan kain batik. Mulai dari
bahan katun (mori biru, mori prima dan mori primis) hingga kain sutra super yang
mewah dan eksklusif.
Khusus untuk batik tulis, Anda
bisa menggunakan kain-kain berkonstruksti tinggi dan memiliki handfeel halus seperti
kain prima sanforis, primis cap bedhaya ataupun primis saron. Atau cek pilihan
kain lainnya di kategori Produk Kain Mori kami.
Hubungi Customer Service kami
untuk detail produk, pemesanan serta info lainnya.
Bisa juga kunjungi dan belanja via online store kami yang ada di Shopee dan Tokopedia.