Hai, sahabat bahankain pencinta fashion dan juga Bumi! Pernah nggak sih, lihat label baju yang bertuliskan "ramah lingkungan," "sustainable," atau "conscious collection"? Pasti sering, ya. Rasanya adem banget di hati kalau tahu kita beli produk yang katanya nggak merusak planet. Tapi, coba deh, kita bahas lebih dalam: benarkah semua klaim itu tulus?
Sayangnya, nggak selalu, guys.
Ada satu istilah yang lagi santer banget di dunia fashion dan perlu banget kita
tahu: Fashion Greenwashing.
Apa Itu
Fashion Greenwashing? Penipuan Berkeduk Peduli Lingkungan?
Singkatnya, fashion
greenwashing itu kayak trik sulap. Merek-merek fashion bakal bikin
seolah-olah mereka peduli banget sama lingkungan, pakai kata-kata eco-friendly yang keren, atau promosi campaign hijau yang bikin kita terharu.
Padahal, di balik semua itu, praktik bisnis mereka mungkin masih jauh dari kata
"hijau" sesungguhnya. Intinya, mereka lebih fokus terlihat hijau
daripada benar-benar hijau.
Coba bayangkan, kita punya teman yang bilang dia rajin
olahraga dan makan sehat, tapi ternyata tiap malam dia nyemil keripik sebungkus
gede dan nggak pernah lari pagi. Nah, kira-kira begitulah greenwashing ini bekerja.
Kenapa Sih
Merek Fashion Suka Greenwashing?
Tak bisa dipungkiri, hingga saat ini telah tercatat bahwa industri
fashion adalah salah satu penyumbang polusi terbesar di dunia. Mulai dari
pemakaian air yang boros buat produksi kapas, emisi karbon dari pabrik, sampai
tumpukan limbah pakaian yang udah nggak terpakai. Serem, kan?
Nah, di sisi lain, kesadaran kita sebagai konsumen soal isu
lingkungan ini makin tinggi. Kita makin selektif milih barang, termasuk baju.
Merek-merek besar ini melihat peluang di sini. Daripada beneran mengubah
seluruh rantai produksi yang ribet dan mahal, beberapa dari mereka milih jalur
pintas: investasi di marketing supaya
kelihatan peduli lingkungan. Mereka tahu, kalau kita mikir produknya hijau,
kita bakal lebih tertarik dan akan gampang beli produk mereka.
Siapa Saja
yang Pernah Dituduh Greenwashing? (Bukan Cuma Merek Kecil!)
Sebagian besar brand yang dianggap melakukan greenwashing merupakan pelaku bisnis fast fashion. Tuduhan-tuduhan muncul
karena industri fast fashion itu
sendiri faktanya sangat bertolak belakang dengan praktik berkelanjutan maupun eco-friendly. Tapi jangan salah, greenwashing ini nggak cuma dilakukan
sama merek-merek kecil loh! Beberapa brand raksasa yang mungkin sering kita
pakai juga pernah jadi sorotan, diantaranya:
·
H&M: Pernah
dengar "Conscious Collection" mereka? Klaimnya pakai poliester daur
ulang atau kapas organik. Kedengarannya bagus, kan? Tapi banyak yang bilang ini
lebih ke upaya pencitraan. Informasi tentang seberapa hijau koleksi ini
seringkali nggak transparan dan koleksi ini dirilis bersamaan dengan koleksi fast fashion lainnya yang memicu
konsumsi berlebihan.
·
Zara: Mereka
pernah bangga dengan koleksi yang pakai poliester dari emisi karbon yang
ditangkap. Keren, ya? Tapi Zara juga tetap dikritik karena tetap mengusung
konsep fast fashion yang bikin kita
terus-terusan beli dan akhirnya membuang baju dengan cepat. Ini kan
kontradiktif banget sama semangat keberlanjutan.
·
Uniqlo: Dengan
kampanye "The Power of Clothing" yang bikin kita mikir mereka peduli
banget, Uniqlo juga masih dipertanyakan. Mereka masih bagian dari industri fast fashion yang terus memproduksi
dalam skala besar, yang ujung-ujungnya juga nyumbang limbah tekstil.
Bahaya
Greenwashing: Bukan Sekadar Tipuan Kecil!
Efek greenwashing
ini ternyata nggak main-main, lho:
1. Kita Jadi Ketipu: Niat hati mau beli yang
ramah lingkungan, eh malah dapet produk yang nggak sehijau yang dibilang.
Rasanya kayak ditipu, kan?
2. Kepercayaan Rusak: Kalau sering kena greenwashing, kita jadi susah percaya
sama klaim keberlanjutan dari merek mana pun, bahkan yang beneran tulus.
3. Perubahan Nyata Tertunda: Kalau
merek cuma fokus pencitraan, mereka jadi nggak punya dorongan buat bikin
perubahan nyata di rantai produksi mereka. Akhirnya, masalah lingkungan nggak
pernah selesai.
4. Masalah Lingkungan Makin Parah: Kalau
kita terus-terusan beli produk yang klaimnya palsu, artinya kita ikut
memperparah masalah polusi dan limbah tekstil.
Gimana Sih
Cara Kita Mengenali Greenwashing?
Jadi Detektif Konsumen!
Jangan khawatir! Kita sebagai konsumen punya kekuatan buat
melawan greenwashing. Caranya?
Jadilah lebih kritis dan cerdas. Ini beberapa tipsnya:
1. Cari Bukti, Bukan Sekadar Klaim: Merek
yang beneran berkelanjutan bakal jujur dan transparan. Mereka akan kasih tahu detail
bahan baku, proses produksi, sampai jejak karbonnya. Jangan cuma percaya kata
"organik" atau "daur ulang" tanpa persentase jelas.
2. Cek Sertifikasi Independen: Ada
banyak lembaga kredibel yang kasih sertifikasi. Contohnya: B Corp, Global
Organic Textile Standard (GOTS), atau Bluesign. Kalau ada sertifikasi ini,
artinya klaim mereka sudah diverifikasi pihak ketiga.
3. Waspada Sama Kata-Kata Umum:
"Alami", "hijau", "eco-friendly" -- kalau cuma
kata-kata ini tanpa penjelasan, hati-hati! Ini kayak red flag.
4. Perhatikan Harga: Baju yang diproduksi
secara etis dan berkelanjutan seringkali butuh biaya lebih. Jadi, kalau ada
yang klaim ramah lingkungan tapi harganya super murah, patut dicurigai.
5. Cari Tahu Reputasi Perusahaan: Jangan
malas googling! Cari berita independen
atau ulasan dari organisasi lingkungan tentang brand tersebut.
6. Pikirkan Seluruh Siklus Hidup Produk: Sebuah
produk itu bisa dibilang "berkelanjutan" kalau mereka peduli dari
awal sampai akhir. Mulai dari gimana bahan baku didapat, proses produksi, gimana
kita makainya, sampai nanti dibuangnya gimana. Bukan cuma satu aspek aja.
Dengan jadi konsumen yang lebih bijak, kita nggak cuma
melindungi kantong kita, tapi juga ikut serta mendorong industri fashion buat
beneran berubah ke arah yang lebih baik. Yuk, mari kita bersama-sama mulai
berpikir kritis dan menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah!