Kain tekstil sering dicetak dengan warna dan pola yang beragam sesuai dengan teknik dan mesin yang digunakan. Mencetak kain merupakan proses mentransfer warna, pola motif atau dekorasi yang memiliki satu atau lebih warna dari berbagai macam metode ke dalam sebuah kain. Ini termasuk pemilihan warna pada motif dengan cara manual atau menggunakan mesin.
Dari sekian banyak metode percetakan, yang paling umum digunakan adalah rotary screen. Namun, terdapat metode lain seperti direct, discharge, resist, flat screen, dan roller printing juga banyak digunakan secara komersial. Pigmen yang digunakan yaitu berkisar antara 75 sampai 85 persen dari keseluruhan operasi percetakan, tidak memerlukan langkah pencucian, dan menghasilkan sedikit limbah (Snowden-Swan, 1995).
Dibandingkan dengan pewarna, pigmen memiliki karakteristik yaitu tidak larut dan tidak memiliki afinitas terhadap serat. Resin binders (pengikat resin) biasanya digunakan untuk menempelkan pigmen ke substrat. Pelarut juga digunakan sebagai media untuk memindahkan campuran pigmen dan resin ke substrat. Pelarut kemudian menguap dan membentuk lapisan yang keras.
Ini merupakan metode mencetak yang tradisional, dimana menggunakan blok yang terbuat dari kayu, karet, spons, atau logam yang dibentuk menjadi sebuah pola. Kemudian pewarnaan dengan cara mengaplikasikan pada blok dan dicetak dengan tangan atau dicap ke kain. Proses tersebut dapat diulang beberapa kali pada produk lainnya.
Metode ini menggunakan sebuah bingkai dengan kain mesh yang halus yang direkatkan dengan erat. Sebuah pola ditempatkan berbentuk stensil atau langsung berada pada layer bingkai tersebut. Pewarna diberikan dengan cara didorong pada kain mesh dengan menggunakan alat yang berbahan karet agar warna tersebar merata pada kain.
Metode jenis ini lebih diperuntukan untuk industri yang melakukan pencetakan dalam skala besar. Menggunakan rol logam yang diukir dengan pola sesuai kebutuhan. Metode ini menjadi sangat boros ketika diaplikasikan dalam percetakan dengan skala kecil, karena selalu memerlukan roller untuk setiap warnanya. Oleh karena itu, percetakan dengan skala besar akan lebih menguntngkan dengan metode ini karena dapat mencetak kain ratusan meter per menitnya.
Metode ini menggunakan pewarna khusus yang diaplikasikan ke kertas, kemudian dipindahkan ke kain dengan cara dipanaskan. Metode ini dapat dilakukan dengan pewarna jenis transfer dan menggunakan setrika. Pewarna transfer kimia ini lebih cocok digunakan pada kain sintetis atau kain polyester, yang akan memberikan kedalaman warna lebih baik. Beberapa jenis kain yang bisa digunakan metode tranfer printing pernah kita bahas di Jenis Bahan Kain Digital Printing
Metode ini menggunakan stensil sebagai alat utamanya. Stensil terbuat dari kertas atau dapat pula terbuat dari logam, yang membentuk sebuah pola yang kemudian diberi pewarna serta dipotong. Setiap stensil dapat digunakan berulang kali. Saat ini, banyak stensil yang dibuat menggunakan mesin yang terkomputerisasi untuk menciptakan hasil yang akurat.
Proses penciptaan desain dalam metode ini dibuat menggunakan komputer menggunakan perangkat lunak desain (CAD). Kemudian, desain tersebut dipindahkan ke kertas sublimasi yang dapat ditransfer ke kain, atau dapat langsung dicetak ke kain menggunakan printer khusus tekstil. Untuk mencetak langsung, kain perlu diberi cairan kimia terlebih dulu untuk dapat dicuci setelahnya.
Metode ini menggunakan layar silinder khusus yang terbuat dari logam. Mesin menggunakan layar putar untuk pemberian warna. Kain nantinya diberi perekat untuk dapat melekat pada bagian printer mesin. Setelah proses pewarnaan, kain kemudian beralih ke oven untuk pengeringan.
Dalam metode ini, alat utama yang digunakan adalah rol besar dan rol kecil. Rol besar digunakan untuk proses pengambilan kain, sedangkan rol kecil diisi dengan pewarna yang digunakan untuk pewarnaan kain. Rol kecil memiliki ukiran desain yang nantinya diaplikasikan pada kain, dan jumlah rol mencerminkan jumlah warna yang digunakan. Selama proses pencetakan, kain diberikan lapisan karet yang memberikan permukaan padat untuk dicetak.
Metode ini dilakukan dengan mewarnai langsung pada kain. Metode ini sebagian besar dilakukan pada desain dengan latar belakang yang gelap. Hal tersebut dikarenakan proses metode ini yaitu dengan melakukan penghilangan warna pada latar, bukan dengan penambahan warna pada latar.
Proses dari metode ini yaitu dengan mencegah warna tembus ke daerah tertentu selama pencelupan. Contoh penerapan dari metode ini yaitu proses sablon, stenciling, dan pembuatan batik.
Merupakan metode pencetakan dengan pemberian warna pada kain tidak dilakukan dengan kontak secara langsung dengan kain. Pewarna akan didorong ke arah kain sesuai tempat yang diinginkan. Pewarna yang paling sesuai digunakan yaitu pewarna serat reaktif, tong, belerang, dan naptol.
Pada metode ini, pertama-tama pola dicetak pada kertas substrat khusus. Kertas kemudian diposisikan pada kain dan dilakukan proses press dengan menggunakan panas. Pewarna ditransfer pada kain melalui sublimasi.
Nah itu dia 12 metode yang digunakan dalam membuat pola motif di kain yang sudah redaksi bahankain himpun dari beberapa sumber terpecaya. Semoga bermanfaat :)