Peci, kopiah atau songkok merujuk
pada penutup kepala yang dipakai sebagian besar pria muslim di Indonesia serta beberapa negara di wilayah Asia Tenggara.
Penutup kepala yang didominasi warna hitam ini juga banyak dijumpai di negara
persekutuan ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Muangthai selatan (Thailand) dan
Filipina selatan. Biasanya kaum lelaki memakai peci untuk beribadah.
Jenis peci yang paling sering
digunakan adalah kopiah hitam dengan model sederhana. Sebuah penelitian mengungkap
bahwa peci bermotif bordir batik dari bahan beludru berkualitas memang
yang paling disukai.
Tetapi tahukah kamu kalau dahulu
para pejuang bangsa serta tokoh-tokoh pergerakan nasional hobi memakai peci
kemanapun mereka pergi. Bahkan saat berperang sekalipun. Ini dia faktanya!
1.
Dibawa oleh pedagang Arab
Dalam buku The Origin of The Songkok or Kopiah,
peci dibawa oleh pedagang Arab masuk ke kawasan Asia Tenggara. Yaitu di wilayah
Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Penutup kepala ini mulai diminati
sejak berkembangnyu ajaran Islam. Ketika itu, pedagang Arab memakai kain sorban
yang dikenal dengan sebutan turban.
2.
Identik dengan kegiatan keagamaan
Sejarahnya, peci masuk ke Indonesia melalui jalur
perdagangan yang beriringan dengan penyebaran agama islam. Atas dasar itulah,
dahulu pemakaian peci selalu dihubung-hubungkan dengan aktivitas keagamaan pria
muslim.
3.
Simbol pergerakan
Bagi bangsa Indonesia, peci bukan sekedar aksesoris
pelengkap saat beribadah umat Islam. Tetapi ia juga menjadi saksi bisu
perjuangan para pahlawan dan pejuang pergerakan nasional sebagai lambang
perlawanan terhadap penjajah serta budaya mereka.
4.
Ir Soekarno sebagai ikon peci Indonesia
Peci berada di puncak popularitasnya sejak dipakai oleh Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno dan pejabat-pejabat pemerintahan. Bahkan saat itu, peci menjadi atribut wajib dalam pakaian sehari-hari maupun acara-acara resmi. Bapak Proklamasi Indonesia ini menjadi ikon sosok pejabat yang berseragam dinas dan memakai peci berwarna hitam. Uniknya lagi, Ir Soekarno selalu memakai peci agak miring ke kiri.
Ternyata hal itu beliau melakukan untuk menutupi bekas
luka di dahinya. Akan tetapi beberapa sumber juga menyebutkan bahwa posisi peci
miring ke kiri tersebut merupakan tanda jika ia berpihak pada rakyat kecil.
5.
Fungsi dan perkembangan peci setelah
kemerdekaan
Sebagai pelengkap busana, peci terus mengalami
peralihan nilai dan fungsi dalam penggunaannya di masyarakat. Meski tak sepopuler
dahulu, peci masih kerap digunakan pada peribadahan kaum muslim, pelantikan
pejabat atau sekedar aksesoris mode.
Selain penggunaan, desain peci kini semakin beragam.
Bentuk kopiah yang awalnya hanya berupa hitam polos lambat laun mulai dihiasai
ragam motif etnik menggunakan teknik printing maupun bordir.
6.
Punya beberapa sebutan
Istilah peci, kopiah dan songkok merupakan serapan
dari berbagai bahasa. Ketiga istilah tersebut sama-sama digunakan untuk
menyebut tutup kepala yang ketika itu termasuk salah satu simbol identitas
bangsa Indonesia.
·
Kata peci adalah pelafalan masyarakat Indonesia dari
bahasa Belanda ‘petje’ yang artinya topi kecil. (pet - topi dan je
- kecil)
·
Kopiah merupakan serapan dari bahasa Arab yaitu
kaffiyeh atau kufiyah yang tak lain adalah penutup kepala berupa kain segi
empat.
· Sementara kata songkok mengarah pada bahasa
Bugis dan Melayu. Dimana masyarakatnya menyebut peci dengan istilah songkok. Sebenarnya
nama songkok juga serapan dari bahasa Inggris ‘skull cap’ yaitu penutup setengah
bagian kepala seseorang.
Namun sulitnya
pelafalan membuat orang Melayu menyebutnya skol-kep, song-kep hingga akhirnya berubah
menjadi songkok.
7.
Bentuk dasar peci Indonesia
Awalnya, kopiah Indonesia memiliki dua pola dasar
papak susun dan papak seperti yang ada sekarang ini. Sayangnya, peci papak
susun kurang diminati sehingga tidak diproduksi lagi.
Peci hitam polos berbentuk sederhana diperkirakan
sudah ada sejak tahun 1907 atau 1908. Penciptanya adalah pak Tayubi, ipar
pemilik toko peci M. Iming. Desain peci pak Tayubi merupakan kombinasi antara
bentuk kopiah Turki dan India.
8.
Bahannya bervariasi
Awalnya peci khas Indonesia dibuat dari kain beludru
warna hitam yang diberi rangka plastik padat supaya bisa berdiri tegak. Kain
beludru untuk bahan peci terlihat sederhana tapi terkesan elegan. Tekstur
kainnya pun terasa halus saat bersentuhan dengan kulit.
Selain beludru, kain katun juga kerap digunakan untuk
membuat peci dengan teknik rajutan. Tak seperti wujud songkok beludru yang kaku
dan lonjong, peci rajut katun berbentuk lingkaran utuh. Belakangan ini beberapa
pebisnis juga memproduksi kopiah hitam dari bahan kanvas.
Itu dia 8 fakta unik seputar peci
atau kopiah. Kini kopiah bukan sekedar penanda keyakinan pria muslim tetapi
juga aksesoris khas orang Indonesia.
Butuh benang katun atau kain
kanvas untuk membuat kopiah? Dapatkan produk berkualitas tinggi dan harga yang
terjangkau di Bahankain.com.
Silahkan cek koleksi benang, kain serta perlengkapan home textile di Kategori Produk kami.