Ada banyak hal
yang perlu kamu lakukan demi menjaga kesehatan kulit bayi. Sebab, kulitnya
masih sangat sensitif sehingga rentan terjadi iritasi. Tak sekedar menentukan jenis perawatan
tubuh seperti sabun mandi, shampoo atau pelembab kulit. Tetapi juga bagaimana
memilih dan merawat pakaian yang mereka gunakan setiap harinya.
Karena ia
bersentuhan langsung dengan kulit tipis nan sensitif buah hati. Terlebih lagi
bayi baru lahir hingga berusia dibawah satu tahun bisa berganti pakaian hingga
lebih dari dua kali dalam sehari. Itulah kenapa harus mempertimbangkan bahan,
ukuran, kenyamanan serta metode pencucuian yang paling tepat.
Memang bukan perkara mudah untuk menjaga kebersihan baju-baju yang digunakan si kecil. Setidaknya ada 7
hal yang perlu diperhatikan saat mencuci dan merawat pakaian bayi. Diantaranya yaitu:
1.
Cuci baju baru sebelum
digunakan
Baru membelikan baju baru untuk si
kecil? Jangan langsung memakaikannya ya, Sob. Karena, kita nggak pernah tau
kalau di pakaian baru itu terdapat bahan kimia, debu atau partikel lain yang
bisa mengiritasi kulit bayi.
Jadi, mencuci baju yang baru dibeli
adalah salah satu cara untuk melindungi kulit sensitif bayi. Caranya sangat
mudah kok, tapi nggak bisa disamakan juga dengan mencuci pakaian orang dewasa
ya. Apalagi bayi baru lahir yang kekebalan tubuhnya belum berkembang sempurna.
2.
Pisahkan dengan baju dewasa
Aturan kedua, jangan sekali-kali
mencampur baju bayi dan baju dewasa ketika mencuci. Kita tak pernah tahu jika
suatu saat ada anggota keluarga yang punya penyakit kulit.
Setelah semua baju kotor dikumpulkan,
kamu harus menyortirnya kembali berdasarkan tingkat kekotorannya. Tujuannya tak
lain untuk mencegah noda pada baju kotor menempel di baju-baju lain dan membuat
semuanya jadi kotor. Perlengkapan bayi lainnya seperti selimut, seprai dan
celemek makan juga harus dicuci secara terpisah dengan pakaian.
3.
Segera cuci jika baju kotor
Jika suatu ketika baju si kecil terkena
noda bekas makanan, gumoh, atau kotoran lain, maka segeralah mencucinya. Sayangnya,
banyak yang telat menyadari hingga akhirnya noda itu mengering dan sulit
dihilangkan.
Pertama-tama, buang kotoran padat pada
kain lalu basuh di bawah air mengalir. Setelah itu, rendam pada air deterjen
lembut atau cuka anggur putih (desinfektan alami). Tunggu selama 30 menit lalu
cuci dengan tangan atau mesin cuci.
4.
Gunakan deterjen khusus
Deterjen khusus bayi mengandung
bahan-bahan khusus yang aman untuk kulit sensitif. Pemakaian deterjen ini berlaku
saat bayi masih berusia 0- 6 bulan.
Namun kalau ternyata kulitnya masih sensitif,
tetap gunakan deterjen itu meski usia bayi sudah lebih dari 6 bulan. Dalam hal
ini, pilihlah deterjen cair yang mudah dibilas tanpa kandungan pewangi dan
pewarna.
5.
Selektif dalam memilih pelembut
Sebenarnya pelembut pakaian kurang
disarankan untuk baru lahir sampai umur 6 bulan. Bila tetap ingin
menggunakannya, pilih yang ringan dan tidak mengandung pewangi tambahan. Setelah
masa tersebut, kamu bisa mulai menggunakan pelembut yang dilengkapi formula hypoallergenic.
6.
Tak perlu disetrika
Hampir semua pakaian bayi tidak perlu
disetrika. Kalaupun ingin menyetrikanya, maka gunakan temperature yang tidak
terlalu tinggi guna menghindari rusaknya lapisan kelembutannya.
7.
Simpan dengan cara yang tepat
Baju bayi dibuat dari kain tenun atau
rajut yang didesain khusus untuk bayi baru lahir sampai berumur 12 bulan.
Ukurannya kecil, punya banyak perintilan dan tentu sering keluar masuk sehingga
cara menyimpannya sedikit berbeda dengan pakaian dewasa.
Itulah kenapa pakaian bayi perlu
diorganisir agar memudahkan tugas orang tugas moms. Lantas, bagaimana cara terbaik
menyimpannya? Simak langkah-langkah berikut ini:
·
Sortir pakaian bayi
Pilihlah mana pakaian yang sekiranya akan sering dipakai, jarang
dipakai atau tidak lagi dipakai. Pisahkan dalam dua keranjang khusus. Kemudian,
tata ulang baju yang masih terpakai di lemari. Sementara pakaian yang tak lagi
digunakan bisa langsung donasikan.
·
Gunakan lemari khusus
Dalam hal ini, kamu bisa menggunakan lemari susun, keranjang khusus
atau satu rak di lemari pakaianmu. Simpan aksesoris serta barang-barang kecil
seperti kaos kaki, sarung tangan, sepatu bayi dan sarung tangan di laci
tersendiri. Beri ruang tersendiri untuk menata selimut dan handuk baby.
·
Lipat pakaian secara vertikal
Agar lebih menghemat ruang dan memudahkan saat mencari, lipat
pakaian secara vertikal lalu susun secara berjejer.
·
Gabungkan satu stel pakaian
Kebanyakan baju tidur bayi dibuat dalam satu stel. Cara paling
praktis untuk menyimpannya adalah dengan melipat atasan dan bawahan jadi satu
gulung. Letakkan pada sisi tersendiri agar mudah saat mencarinya. Sedangkan
untuk baju-baju non setelan kamu bisa meletakkannya secara terpisah.
·
Beri label di penyimpanan
Simpel, tapi ini berguna baget yaitu memberi label di tiap laci atau
wadah penyimpanan. Selain praktis, label akan memudahkanmu mencari dan menata
ulang letak barang-barang yang dibutuhkan.
·
Manfaatkan gantungan pakaian
Khusus untuk gaun atau baju formal, lebih baik menyimpannya dengan
cara digantung. Jangan lupa, pilih hanger khusus baju bayi.
·
Rapikan secara berkala
Tetapkan waktu reorganize,
apakah tiap minggu atau satu bulan sekali agar kebersihan dan kerapian baju
senantiasa terjaga.
·
Buy one throw one away
Meski sering gonta ganti, tapi pertumbuhan bayi sangatlah cepat. So, belilah baju seperlunya. Keluarkan dulu baju yang sudah tak terpakai sebelum membeli baju baru supaya tidak menumpuk. Kamu pun bisa memastikan kalau pakaian-pakaian yang tersusun di lemari masih bisa digunakan.