Tergetkan 100.000 pengunjung, gelaran inacraft on October vol. 3 tahun 2024 dipenuhi kreasi produk batik dari seluruh penjuru nusantara. Tak kurang dari 900 peserta mengisi seluruh area balai sidang Jakarta Convention Centre, Senayan, Jakarta Selatan.
Bertepatan dengan Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober Inacraft On October Vol.3 dibuka oleh Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki. Teten mengungkap bahwa Inacraft memiliki potensi ekonomi besar dan perlu dikembangkan guna mendukung produk-produk UMKM agar bisa menguasai pasar global.
Dalam konferensi pers yang dilaksanakan pada Selasa, 1 Oktober lalu, Teten menuturkan, sektor kriya termasuk produk kain batik adalah bagian dari tiga subsektor unggulan ekonomi kreatif Indonesia dengan kontribusi 15 persen terhadap PDB nasional. Untuk itu sektor ini menjadi salah satu sektor utama penopang PDB yang perlu untuk terus dikembangkan.
Menteri Teten juga mengapresiasi upaya ASEPHI yang mewadahi dan memfasilitasi para pengusaha muda untuk terlibat aktif dalam pameran Inacraft tersebut. Hal ini dapat menjadi poin penting menumbuhkan semangat entrepeneur muda yang inovatif dan berdaya saing.
Peserta pameran kerajinan tangan terbesar se Asia Tenggara kali ini didominasi oleh pengusaha batik dari seluruh penjuru nusantara. JCC pun berubah jadi surganya fashion batik, aksesoris serta aneka produk bernuansa tradisional dengan motif batik. Ratusan pengusaha serta pengrajin batik memenuhi area pameran dan menciptakan atmosfer berbeda di Balai Sidang Jakarta Convention Center.
Dalam sekejap, mereka mengubah JCC jadi surganya wisata sekaligus belanja batik bernuansa klasik maupun modern yang berasal dari segala penjuru tanah air.
Oemah Batik Tiga Negeri Lasem
Salah satunya ada Oemah Batik Tiga Negeri yang pusat produksinya ada di Kecamatan Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Batik Tiga Negeri bukan lagi nama baru dalam dunia sejarah perbatikan nusantara. Lebih dari sekadar motif, batik ini merupakan hasil akulturasi dari tiga budaya besar yang sangat berpengaruh di Lasem, yakni budaya Tionghoa, Belanda, dan Jawa.
Sangat mudah membedakan Batik Tiga Negeri motif dan warna khas Lasem dari nya. Dilihat dari motifnya, Batik Tiga Negeri itu memiliki motif yang lebih kompleks, karena menggabungkan motif batik pedalaman (Solo dan Yogyakarta) dengan motif pesisiran (Pekalongan dan Cirebon).