Bayangkan sebuah era di mana aturan-aturan lama dibuang jauh, dan kaum muda siap untuk mendikte tren. Itulah tahun 1960-an, satu dekade yang tidak hanya mengubah mode, tetapi juga cara kita memandangnya. Dari rok yang semakin mini hingga gaya futuristik yang berani, era ini adalah ledakan kreativitas dan ekspresi diri.
Rok Mini: Sebuah Pernyataan Pemberontakan
Tidak ada satu pun item pakaian yang mendefinisikan tahun 60-an sejelas rok mini. Dipopulerkan oleh desainer Inggris visioner, Mary Quant, rok ini lebih dari sekadar sehelai kain pendek; ia adalah simbol kebebasan dan pemberdayaan wanita. Sebelum ini, rok biasanya panjangnya mencapai lutut atau di bawahnya, tetapi Quant berani mempersingkatnya, mencerminkan semangat era yang ingin membebaskan diri dari batasan. Rok mini ini dengan cepat menjadi fenomena global, dipakai oleh ikon seperti Twiggy dan menjamur di seluruh dunia. Itu adalah sebuah pernyataan yang berani, sebuah teriakan "kami di sini dan kami akan dilihat!"
Mod: Siluet Tajam dan Warna-Warni Berani
Gerakan Mod (singkatan dari 'modernist') muncul dari jalanan London, dan dengan cepat menjadi kekuatan dominan dalam mode. Gaya ini ditandai dengan siluet ramping, garis-garis bersih, dan penggunaan warna-warna cerah serta pola geometris yang mencolok. Pakaian Mod seringkali memiliki desain yang sederhana namun berani, jauh dari kemewahan era sebelumnya. Ini adalah tentang penampilan yang rapi, bergaya, dan progresif, yang sepenuhnya menolak tradisi. Celana ketat, atasan tanpa lengan, dan jaket kulit ramping adalah ciri khasnya, memancarkan aura kepercayaan diri yang keren.
Mode Antariksa: Sentuhan Futuristik
Di tengah perlombaan antariksa yang memanas, mode juga ikut terinspirasi. Desainer seperti André Courrèges, Paco Rabanne, dan Pierre Cardin mempelopori gaya Mode Antariksa. Mereka bereksperimen dengan bahan-bahan non-konvensional seperti PVC, plastik, vinil, dan bahkan logam, menciptakan pakaian dengan bentuk-bentuk geometris, potongan bersih, dan tampilan yang seolah-olah berasal dari masa depan. Gaun berbentuk A-line, sepatu bot tinggi, helm, dan aksesoris besar-besar menjadi populer, mencerminkan optimisme terhadap teknologi dan penjelajahan ruang angkasa. Rasanya seperti kita sedang melangkah menuju era baru yang penuh kemungkinan tak terbatas.
Bohemian dan Hippie: Kembali ke Alam
Seiring berjalannya dekade, terutama menjelang akhir tahun 60-an, muncul pergeseran menuju estetika yang lebih longgar dan natural: gaya Bohemian atau Boho. Terinspirasi oleh gerakan flower power dan budaya hippie, mode ini menolak formalitas dan menganut kebebasan. Anda akan melihat siluet mengalir, motif bunga liar, bahan-bahan alami seperti katun dan linen, serta banyak sentuhan suede dan bordiran. Mantel Afghanistan yang berhias rumit, celana bell-bottom, dan baju longgar menjadi pilihan, mencerminkan keinginan untuk kembali ke alam dan mengekspresikan individualitas tanpa batasan.
Pakaian Siap Pakai dan Budaya Butik
Perkembangan penting lainnya di tahun 60-an adalah ledakan pakaian siap pakai (ready-to-wear). Sebelumnya, fesyen sering kali berarti pakaian yang dibuat khusus atau sangat mahal. Namun, dengan munculnya butik-butik inovatif seperti Biba di London, fesyen yang stylish dan terjangkau menjadi lebih mudah diakses oleh massa. Hal ini memungkinkan setiap orang, terutama kaum muda, untuk mengikuti tren terbaru tanpa harus mengeluarkan banyak uang. Mode tidak lagi hanya untuk elit; itu adalah untuk semua orang.
Tahun 1960-an adalah periode yang luar biasa dalam sejarah mode. Ia bukan hanya tentang pakaian, tetapi tentang perubahan sosial yang lebih besar – keinginan untuk membebaskan diri, mengekspresikan diri, dan merayakan semangat kaum muda. Tren-tren yang lahir di dekade ini terus menginspirasi desainer dan pecinta mode hingga hari ini, membuktikan bahwa mode tahun 60-an benar-benar mengubah permainan gaya selamanya.
Ada tren atau desainer tahun 60-an lain yang ingin kamu selami lebih dalam?