Pernahkah kamu berhenti sejenak dan berpikir tentang dari
mana pakaian yang kamu kenakan berasal, atau ke mana ia akan pergi setelah tak
terpakai? Di tengah laju industri fesyen yang cepat, dampaknya terhadap
lingkungan menjadi sorotan utama. Untungnya, kita punya kekuatan untuk memilih.
Salah satu cara paling efektif untuk berbelanja secara lebih etis adalah dengan
memahami kain apa saja yang dapat
terurai secara hayati (biodegradable).
Apa Itu Kain Biodegradable?
Secara sederhana, kain biodegradable
adalah kain yang mampu kembali ke elemen dasarnya secara alami. Proses
penguraian ini dibantu oleh organisme biologi seperti bakteri atau jamur,
sehingga kain tersebut dapat terurai dan menyatu kembali dengan tanah tanpa
meninggalkan jejak berbahaya. Fakta ini adalah kebalikan dari kain sintetis
yang dapat bertahan di lingkungan selama ratusan tahun, bahkan terurai menjadi
miktroplastik yang mencemari ekosistem kita.
Pilihan Kain dari Alam yang Ramah Lingkungan
Kabar baiknya, banyak serat alami yang sudah ada sejak lama
merupakan pilihan yang sangat baik untuk fesyen berkelanjutan.
Berbasis Tumbuhan: Sang Juara Ramah Lingkungan
Sebagian besar serat tumbuhan adalah pilihan yang fantastis
karena sifatnya yang dapat terurai secara hayati dan seringkali membutuhkan
sumber daya yang lebih sedikit untuk tumbuh.
·
Katun
Organik: Yang satu ini mungkin salah satu kain paling populer dan
mudah ditemukan. Katun organik ditanam tanpa pestisida atau bahan kimia
berbahaya, yang berarti lebih sehat untuk kulit kamu dan lingkungan. Jika tidak
diolah dengan pewarna atau finishing
sintetis, katun dapat terurai dengan relatif cepat di lingkungan yang tepat.
Pilihlah 100% katun jika kamu ingin
memastikan kemampuan urainya.
·
Hemp
(Rami): Sangat tangguh dan berkelanjutan, tanaman hemp tumbuh dengan
cepat dan membutuhkan sedikit air serta tanpa pestisida. Kain dari hemp juga
dikenal semakin lembut seiring waktu pemakaian dan secara alami akan terurai
kembali.
·
Bambu: Meskipun
pemrosesan bamboo menjadi kain terkadang melibatkan bahan kimia, tanaman bambu
sendiri tumbuh dengan sangat cepat dan minim intervensi manusia. Kain bambu
terkenal akan berbagai kelebihan: lembut, nyaman, dan jika diproses dengan
metode yang lebih berkelanjutan (seperti Lyocell/TENCEL
dari bambu), ia menjadi pilihan yang sangat baik.
·
Serat Daun
Lainnya: Jangan lupakan serat alami lain seperti Abaca, Ramie, dan Jute.
Mereka adalah serat kuat yang berasal dari tumbuhan dan semuanya memiliki
kemampuan untuk terurai secara hayati, menawarkan pilihan yang unik dan lebih berkelanjutan
untuk pakaian dan aksesori.
Berbasis Hewan: Perhatikan Asal Usulnya
Serat hewan juga dapat terurai secara hayati, namun ada
beberapa pertimbangan etika dan lingkungan terkait proses produksinya.
·
Wol: Wol murni
adalah serat protein alami yang dapat terurai. Faktanya, wol yang tidak diolah
dapat terurai dalam waktu kurang dari setahun berkat kandungan nitrogennya yang
tinggi. Namun, penting untuk mencari wol dari sumber yang bertanggung jawab
yang mempraktikkan kesejahteraan hewan dan manajemen lahan yang berkelanjutan
untuk mengurangi dampak lingkungan.
·
Sutra: Serat
sutra sangat kuat, mewah, dan dapat terurai secara hayati, biasanya dalam waktu
sekitar empat tahun. Namun, sebagian besar produksi sutra tradisional
melibatkan pembunuhan ulat sutra, yang menimbulkan kekhawatiran etis bagi
sebagian orang. Pilihan sutra peace atau sutra Ahimsa yang tidak
membunuh ulat sutra bisa menjadi alternatif.
·
Khasmir dan
Kulit: Serupa dengan wol, kasmir dan kulit adalah serat hewani yang
dapat terurai. Namun, keduanya seringkali sangat diolah dengan bahan kimia dan
pewarna yang dapat menghambat proses dekomposisi mereka. Produksi kulit juga
sangat intensif air dan bisa menyebabkan polusi kimiawi.
Kain yang
Harus Dihindari: Biang Keladi Polusi Fesyen
Di sisi lain, ada banyak kain yang sangat umum digunakan
namun sebenarnya adalah bencana bagi lingkungan karena sifatnya yang tidak
dapat terurai dan seringkali terbuat dari bahan bakar fosil.
·
Poliester,
Nilon, Akrilik, Fleece: Mereka adalah kain yang paling sering kamu temui di
toko pakaian. Semuanya terbuat dari plastik. Mereka tidak hanya membutuhkan
energi dan sumber daya yang besar untuk diproduksi, tetapi juga tidak akan
pernah benar-benar “menghilang”. Sebaliknya, mereka akan terurai menjadi mikroplastik yang berakhir di lautan,
tanah, dan bahkan dalam rantai makanan kita.
·
Rayon: Meskipun
rayon terbuat dari selulosa (serat kayu), proses pembuatan kain jenis ini
seringkali sangat intensif bahan kimia dan menyebabkan polusi air yang parah.
Beberapa bentuk rayon yang lebih baru, seperti Lyocell (TENCEL), lebih berkelanjutan, jadi penting untuk
mengetahui perbedaannya.
Dengan memahami jenis-jenis dan karakteristik dari kain ini,
kita dapat membuat pilihan yang lebih baik saat berbelanja maupun dalam
mengenakan pakaian. Setiap kali kamu memilih pakaian dari serat alami yang
dapat terurai, kamu tidak hanya berinvestasi pada gaya pribadi kamu, tetapi
juga pada kesehatan planet kita. Mari berpakaian dengan sadar, demi masa depan
yang lebih hijau.